Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Periarteritis nodosa adalah kondisi peradangan pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini umumnya mulai muncul pada orang berusia 40 sampai 50 tahun. Gejala yang muncul dapat berupa demam, berkeringat, penurunan... berat badan, dan nyeri otot atau sendi yang parah. Gejala lain yang mungkin muncul adalah ruam pada kulit, gangguan saraf tepi seperti sensasi kesemutan, terbakar, atau mati rasa pada kaki dangan tangan. Tanpa penanganan yang adekuat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan organ seperti ginjal, jantung, atau sistem pencernaan. Namun dengan diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat, maka periarteritis nodosa dapat dikontrol dan disembuhkan. Read more
Polyarteritis nodosa adalah kondisi peradangan arteri. Kondisi ini khususnya menyerang arteri yang berukuran kecil dan sedang, yang jika dibiarkan akan terjadi inflamasi bahkan kerusakan. [1,2]
Masalah pada pembuluh darah akibat autoimun seperti polyarteritis nodosa ini akibatnya bisa parah dan harus sangat diwaspadai. [1,2]
Jadi ketika gejalanya sudah muncul, sangat penting untuk segera melakukan penanggulangannya. Oleh sebab itu, kenali terlebih dahulu gejala polyarteritis nodosa pada pembahasan berikut ini. [1,2]
Daftar isi
Gejala Polyarteritis Nodosa
Akibat dari polyarteritis nodosa ini, semua pembuluh darah arteri di seluruh tubuh akan mengalami pembengkakan. Termasuk juga pembuluh darah di kulit dan sistem saraf tubuh manusia. Itulah sebabnya penderita polyarteritis nodosa akan mengalami gejala seperti:
- Kerusakan Organ
Gejala yang pasti terjadi pada penderita polyarteritis nodosa adalah kerusakan organ. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah yang membengkak dan rusak ada di seluruh organ tubuh penderita. [2]
Jadi pembuluh darah yang ada di organ-organ tubuh akan rusak dan menyebabkan kerusakan organ juga. Misalnya jika pembuluh darah di ginjal penderita rusak, maka ginjal pun akan kesulitan menjalankan fungsinya. [2]
- Penurunan Berat Tubuh
Berikutnya, penderita polyarteritis nodosa juga akan mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat badan ini terjadi secara tiba-tiba dan begitu drastis. Sehingga langsung dapat dirasakan perbedaan dari penyakitnya. [1,2,3]
Penurunan berat badan yang tiba-tiba ini dipengaruhi oleh kerusakan organ tubuh juga. Khususnya kerusakan pada organ-organ penyusun sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Jadi nutrisi yang diserap menjadi tidak maksimal dan tidak mencukupi kebutuhan tubuh. [1,2,3]
- Demam
Penderita penyakit ini juga akan mengalami demam. Kondisi ini demam terjadi pada pasien karena infeksi dan inflamasi yang terjadi di dalam tubuh. Seperti diketahui, masalah pada pembuluh darah arteri ini membuatnya mengalami pembengkakan. [1,2,3,4]
Pembengkakan akan mengaktifkan sistem imun untuk mengatasi masalahnya. Namun karena efek dari penyakit autoimun, sistem imun malah akan merusak pembuluh darah yang membengkak itu. Sehingga terjadilah demam. [1,2,3,4]
- Mudah Lelah
Pembuluh darah arteri yang mengalami kerusakan akibat polyarteritis nodosa juga akan menyebabkan penderitanya mudah lelah. Mudah lelah ini dilatarbelakangi juga oleh seluruh bagian tubuh yang mengalami efek dari kerusakan pembuluh darah. [1,2,3,4]
Jadi para penderita polyarteritis nodosa akan kesulitan melakukan berbagai pekerjaan berat. Tidak hanya itu, nafsu makan penderita pun akan terus menurun hingga akhirnya tubuh benar-benar tidak memiliki tenaga untuk melakukan apapun. [1,2,3,4]
- Nyeri Sendi dan Otot
Pembuluh darah arteri yang membengkak dan rusak tentu akan mempengaruhi sendi dan otot juga. Gejala yang diakibatkan oleh kondisi tersebut adalah nyeri pada persendian dan otot. Gejala ini dirasakan oleh hampir semua penderita dan harus segera ditangani. [1,2,3,4]
Masalah pada sendi dan otot dapat menyebabkan komplikasi lain yang lebih berbahaya, seperti struk misalnya. Jadi harus segera diatasi penyebab dan pemicunya dengan cepat. [1,2,3,4]
Penyebab Polyarteritis Nodosa
Sampai saat ini penyebab pasti seseorang menderita polyarteritis nodosa belum diketahui. Namun dapat dipastikan bahwa kondisi kerusakan pembuluh darah arteri ini bukan disebabkan oleh faktor keturunan. [1,2]
Secara umum diketahui bahwa pemicu dari polarteritis nodosa adalah penyakit autoimun. Autoimun ini didahului dengan kondisi infeksi terlebih dahulu, namun sistem imun tubuh penderitanya malah menyerang pembulu arteri. [1,4]
Faktor Resiko Polyarteritis Nodosa
Selain beberapa kemungkinan penyebab yang disebutkan sebelumnya, penyakit polyarteritis nodosa dapat terjadi pada orang-orang yang tergolong beresiko tinggi.
Golongan resiko tinggi ini ditentukan oleh faktor resikonya. Berikut ini beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap polyarteritis nodosa:
- Usia
Jika dikategorikan berdasarkan usia, penderita polyarteritis nodosa mayoritas berusia di atas 40 tahun dan 50 tahun. Artinya, penyakit ini lebih beresiko tinggi pada usia setengah baya dan menjelang lansia. [1,2,3,4]
- Jenis Kelamin
Faktor resiko berikutnya yang menyebabkan seseorang lebih mungkin terkena penyakit ini adalah jenis kelamin.
Diketahui bahwa peluang laki-laki mengidap polyarteritis nodosa lebih tinggi 2 kali lipat dibandingkan perempuan. Jadi para laki-laki harus lebih waspada dan berhati-hati dengan resiko penyakit ini. [1,2,3]
- Penderita Hepatitis
Kebanyakan pasien polyarteritis nodosa mengalami gejalanya setelah terinfeksi hepatitis B.
Oleh sebab itu, infeksi hepatitis B dapat dikategorikan menjadi salah satu faktor resiko yang meningkatkan peluang seseorang mengidap kerusakan arteri ini. [1,2,3,4]
Komplikasi Polyarteritis Nodosa
Sebagai penyakit sistemik, tentunya polyarteritis dapat memicu komplikasi yang sangat berbahaya untuk kesehatan penderitanya. Jenis komplikasi dari penyakit ini khususnya merusak bagian otak, jantung, dan organ vital lainnya. [1,3]
Komplikasi yang menyerang bagian otak akan menyebabkan struk dan kelumpuhan. Selain itu, komplikasi yang menyerang jantung dapat menyebabkan serangan jantung bahkan hingga kematian.
Terakhir, beberapa contoh komplikasi yang menyerang organ vital dapat menyebabkan gagal ginjal hingga kerusakan usus. [1,3]
Diagnosis Polyarteritis Nodosa
Penyakit ini tergolong membutuhkan proses diagnosa yang rumit. Ada sangat banyak jenis tes yang harus dilakukan sebelum memastikan diagnosisnya. Pertama, tentunya dokter akan melakukan tes pada sampel darah pasien untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan putih dalam tubuh. [1,2,3]
Selain itu, dokter juga akan melakukan biopsi pada jaringan acak di tubuh untuk menemukan adanya pembengkakan arteri. Cara tes dilakukan dengan mengambil sampel arteri dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium. [1,2,3,4]
Bisa juga dokter akan melakuakn X-ray untuk mendapatkan gambaran kondisi arteri. Agar dapat meyakinkan diagnosisnya, dokter juga bisa melakukan tes ESR (erythrocyte sedimentation rate) untuk mengetahui keparahan inflamasi dari pembuluh darah. [1,2,3,4]
Pengobatan Polyarteritis Nodosa
Setelah dokter mengonfirmasi diagnosa pasien adalah polyarteritis nodosa, maka dokter akan melakukan beberapa upaya pengobatan. Tentunya yang paling umum dilakukan adalah pemberian obat-obatan. [1,2,3,4]
Jenis obat yang diberikan pada penderita penyakit ini adalah kortikosteroid, supresan imun, dan obat antiviral. Dosis tinggi dari obat kortikosteroiss dapat membantu mengatasi inflamasi dan menggantikan peran hormon tertentu yang dibutuhkan untuk penyembuhan. [1]
Pencegahan Polyarteritis Nodosa
Sampai saat ini belum diketahui cara untuk mencegah polyarteritis nodosa. Jadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit ini adalah dengan memeriksakan diri, jika termasuk dalam orang yang beresiko tinggi. [1]
Selain itu, melakukan pengobatan dengan disiplin juga efektif mencegah penyakit terjadi kembali lagi pada penderita sebelumnya. [1]