Daftar isi
Amnesia anterograde adalah sebuah kondisi ketika kemampuan seseorang dalam menyimpan memori atau informasi baru berkurang atau justru hilang [1,2,5,6].
Hal ini sangat berpengaruh pada aktivitas-aktivitas harian penderita karena terhambat dalam mengingat hal-hal yang berpotensi penting.
Amnesia anterograde dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, seperti halnya kasus amnesia retrograde.
Namun umumnya, jenis kondisi hilang ingatan seperti amnesia anterograde dapat diatasi melalui beberapa metode terapi.
Tinjauan Amnesia anterograde adalah berkurangnya kemampuan seseorang dalam menyimpan ingatan, kenangan atau memori baru.
Penting untuk mengetahui beberapa jenis memori sebelum mengetahui amnesia anterograde secara lebih spesifik.
Terdapat dua jenis atau kategori memori, yaitu memori non-deklaratif dan deklaratif.
Jenis memori atau ingatan ini disebut juga dengan memori prosedural.
Jenis memori non-deklaratif adalah jenis ingatan berbagai cara melakukan sesuatu, misalnya seperti menelepon, mengendarai sepeda, dan mengetik [3].
Jenis memori atau ingatan deklaratif adalah jenis ingatan mengenai berbagai informasi dan fakta [3].
Berbagai ingatan tentang kejadian atau peristiwa secara spesifik dapat diingat oleh seseorang karena adanya jenis memori ini.
Memori deklaratif terklasifikasi menjadi dua jenis kondisi lainnya, yaitu memori episodik dan memori semantik [4].
Memori episodik adalah ingatan yang menyimpan informasi autobiografi dalam konteks spasial atau temporal [4].
Misalnya pada suatu hari liburan, terdapat suatu ingatan spesifik tentang apa yang terjadi pada waktu itu dan inilah yang disebut dengan memori episodik.
Informasi faktual adalah yang menggambarkan memori semantik [4].
Namun informasi faktual ini tak terkait dengan kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu seseorang.
Seseorang dapat mengingat dirinya memiliki sebuah kendaraan seperti mobil atau sepeda, namun ia tidak ingat menggunakannya ke mana saja.
Amnesia pada dasarnya disebabkan oleh kerusakan atau gangguan pada bagian otak tertentu.
Talamus atau bagian otak yang berfungsi menciptakan memori/kenangan dapat terkena dampaknya.
Beberapa faktor di bawah ini adalah yang paling mungkin menyebabkan kerusakan otak yang memengaruhi talamus :
Perawatan untuk penderita depresi ini merupakan tindakan terapi yang mampu mendatangkan efek samping berupa amnesia anterograde [2].
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak berupa amnesia anterograde pada pasien terapi elektrokonvulsif dapat bersifat sementara maupun jangka sangat pendek.
Cedera saat berolahraga atau cedera saat mengalami kecelakaan dapat menyebabkan gegar otak pada penderitanya [5].
Hal ini dikaitkan erat dengan timbulnya kondisi amnesia anterograde.
Alkoholisme kronik atau kecanduan alkohol parah dapat memicu kekurangan thiamin [6].
Thiamin adalah vitamin B1 yang jika kadarnya dalam tubuh berkurang dan cenderung rendah, maka hal ini dapat memicu sindrom Korsakoff.
Bila sindrom Korsakoff terjadi, penderita dapat mengalami anterograde episodic memory.
Salah satu bentuk radang pada otak yang mampu menjadi penyebab amnesia anterograde adalah ensefalitis [2,6].
Peradangan ini menyerang jaringan otak dan mampu menjadi sebab utama gejala gangguan pada saraf.
Hipokampus atau salah satu bagian dari otak besar yang ada pada sisi kanan dan kiri dan berlokasi pada lobus temporal sangat penting dalam mendukung kegiatan mengingat [1,2,5,6].
Jika hipokampus mengalami kerusakan, amnesia anterograde dapat terjadi.
Seperti halnya kasus amnesia retrograde yang dapat terjadi karena seseorang menderita stroke [1,6].
Penyakit ini pun dapat menjadi salah satu sebab amnesia anterograde terjadi.
Penggunaan obat tertentu khususnya dalam jangka panjang mampu berefek samping pada gangguan kesehatan otak.
Benzodiazepine adalah jenis obat yang juga dikaitkan dengan timbulnya amnesia anterograde.
Zolpidem sebagai obat golongan non-benzodiazepine sedatif pun dapat menjadi sebab amnesia anterograde [7].
Tinjauan Kerusakan pada bagian otak tertentu menjadi penyebab utama amnesia anterograde terjadi. Pemicu gangguan atau kerusakan tersebut dapat meliputi faktor penggunaan obat tertentu (golongan non-benzodiazepine), cedera otak, penyakit stroke, radang otak, terapi elektrokonvulsif, alkoholisme kronik, dan gegar otak.
Anterograde amnesia dapat menyebabkan timbulnya sejumlah gejala, seperti [8,9,10,11] :
Amnesia anterograde membuat seseorang sulit mengingat kejadian paling baru; beberapa memori baru seperti terlupakan, namun cara menelepon masih bisa mereka ingat.
Bila beberapa orang bisa saja tak ingat apa yang dimakan tadi pagi, ada pula beberapa orang yang sudah lupa apa yang ia lakukan atau bicarakan misalnya 30 detik yang lalu.
Memori non-deklaratif dan deklaratif dianggap tersimpan di beberapa bagian yang berbeda di otak.
Pada kondisi amnesia anterograde, memori semantik tetap ada namun ia kehilangan memori episodiknya.
Perlu diketahui bahwa amnesia retrograde juga berbeda dari amnesia anterograde.
Waktu hilangnya memori adalah faktor yang membedakan kedua kondisi tersebut.
Jika penderita amnesia retrograde tak mampu mengingat segala hal yang terjadi sebelum kejadian yang menyebabkannya mengalami amnesia, penderita amnesia anterograde masih dapat mengingat segala hal sampai pada kejadian penyebab amnesianya.
Hanya saja pada kasus amnesia anterograde, penderita kemungkinan besar tak mampu mempertahankan hal-hal yang dialami setelah kejadian penyebab amnesia.
Jika sampai seseorang mengalami dua jenis amnesia (anterograde dan retrograde), maka hal ini disebut juga dengan amnesia global parah.
Tingkat kesulitan aktivitas yang dilakukan pun mampu memengaruhi seberapa kuat ingatan seseorang.
Jika kegiatan yang dilakukan semakin sulit atau kompleks, maka semakin tak mudah untuk mengingatnya.
Tinjauan Gejala amnesia anterograde antara lain adalah tidak ingat dengan informasi atau kejadian-kejadian yang baru terjadi, seperti apa yang baru dimakan, nomor ponsel baru, apa yang baru dipelajari, nama-nama public figure, dan siapa saja yang baru ditemui.
Ketika gejala amnesia anterograde mulai timbul, beberapa metode pemeriksaan berikut adalah yang paling umum diterapkan untuk mendiagnosa kondisi :
Dokter perlu memeriksa kondisi otak pasien dan mengidentifikasi adanya kerusakan melalui tes pemindaian, yaitu CT dan MRI scan [6,8,10,11].
Melalui pemeriksaan ini, dokter akan dapat mengetahui bagian otak sebelah mana yang mengalami kerusakan dan apa yang menyebabkannya.
Dokter pun perlu mengajukan sejumlah pertanyaan terkait kondisi pasien, seperti apakah terdapat riwayat anggota keluarga dengan kondisi yang mirip atau sama [1,12,13].
Dokter juga perlu tahu apakah pasien memiliki riwayat penggunaan obat tertentu, tindakan medis tertentu, dan riwayat kondisi kejang.
Pertanyaan seputar riwayat gejala (kapan masalah ingatan ini terjadi) juga akan ditanyakan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dokter biasanya digunakan untuk mengidentifikasi apakah memori paling baru atau memori jangka panjang pasien yang terpengaruh.
Melalui pemeriksaan riwayat kesehatan ini, dokter juga dapat mengetahui apakah pasien mengalami perubahan kepribadian, masalah bahasa, hingga kondisi linglung atau kebingungan.
Tinjauan Dalam memeriksa amnesia anterograde, dokter biasanya menggunakan metode pemeriksaan riwayat kesehatan dan juga tes pemindaian (meliputi MRI dan CT scan untuk mengetahui kondisi otak dan jenis gangguan yang merusak bagian otak).
Amnesia anterograde adalah sebuah kondisi yang terjadi karea kerusakan otak, dan untuk menyembuhkan kondisi kerusakan otak tersebut sepenuhnya belum tersedia cara yang efektif dan terpercaya.
Bila pun dokter memberikan penanganan pada pasien amnesia anterograde, tujuan utama perawatan adalah untuk mengurangi gejala dan membantu meningkatkan kembali kualitas hidup pasien.
Beberapa bentuk penanganan yang diberikan bagi pasien dengan kondisi amnesia anterograde, antara lain :
1. Suplemen Vitamin B1
Bila diketahui bahwa penyebab kerusakan otak adalah karena kekurangan vitamin B1 (thiamin), dokter akan menambah asupannya [6].
Melalui suplemen vitamin B1, kadar thiamin dalam tubuh akan meningkat.
Namun pastikan untuk menggunakan suplemen tersebut sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter.
2. Terapi Okupasi
Seperti pada tindakan perawatan amnesia retrograde, terapi okupasi diperlukan untuk membantu pasien dalam mempelajari kembali hal-hal yang tak lagi diingat [14,15].
Terapis profesional akan mendampingi pasien secara perlahan, termasuk memberikan informasi-informasi baru dan membantu pasien mengingatnya.
Terapi okupasi adalah metode yang juga akan membuat pasien dapat berinteraksi sosial lebih baik.
3. Alat Bantu
Alat bantu berupa ponsel pintar atau tablet dapat digunakan sebagai alat pengingat informasi yang tak mampu diingat manual oleh pasien.
Segala perencanaan dan hal-hal penting dapat disimpan pada gadget yang dimiliki.
Selain ponsel dan tablet, buku catatan, diari (untuk mencatat segala kejadian penting), dan jurnal juga dapat digunakan sebagai alat bantu pasien [16,17].
Hingga kini belum tersedia obat khusus untuk mengatasi dan menyembuhkan amnesia anterograde yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration).
Oleh sebab itu, ketiga cara tersebut adalah metode penanganan amnesia anterograde yang umumnya digunakan dan diterapkan.
Tinjauan Penanganan amnesia anterograde biasanya meliputi pemberian suplemen thiamine (vitamin B1) apabila memang ada kaitannya dengan defisiensi vitamin B1. Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan terapi okupasi dan alat bantu (berupa gadget seperti tablet atau ponsel pintar, jurnal, diari dan buku catatan sebagai media pengingat).
Melindungi diri dengan baik saat berkendara maupun saat berolahraga dan menghindari penggunaan obat terlarang dan alkohol adalah bentuk pencegahan yang dapat diupayakan.
Meminimalisir risiko kondisi penyebab amnesia anterograde serta mengatasi berbagai kondisi medis penyebab amnesia anterograde sedini mungkin juga dapat dilakukan.
Tinjauan Agar meminimalisir risiko amnesia anterograde, perlindungan diri saat berolahraga maupun berkendara sangat dianjurkan. Menghindari alkohol dan narkoba juga perlu dilakukan. Mengatasi secepatnya faktor-faktor penyakit penyebab amnesia retrograde juga sebaiknya dilakukan.
1. Clara Ortega-de San Luis & Tomás J. Ryan. United states of amnesia: rescuing memory loss from diverse conditions. Disease Models & Mechanisms; 2018.
2. Christine N. Smith, Jennifer C. Frascino, Ramona O. Hopkins, & Larry R. Squire. The nature of anterograde and retrograde memory impairment after damage to the medial temporal lobe. HHS Public Access; 2014.
3. Eszter Csábi, Pálma Benedek, Karolina Janacsek, Zsófia Zavecz, Gábor Katona, & Dezso Nemeth. Declarative and Non-declarative Memory Consolidation in Children with Sleep Disorder. Frontiers in Human Neuroscience; 2015.
4. Lila Davachi & Ian G. Dobbins. Declarative Memory. HHS Public Access; 2009.
5. Robert C. Cantu. Posttraumatic Retrograde and Anterograde Amnesia: Pathophysiology and Implications in Grading and Safe Return to Play. Journal of Athletic Training; 2001.
6. Rosemary Fama, Ph.D., Anne-Lise Pitel, Ph.D., & Edith V. Sullivan, Ph.D. Anterograde Episodic Memory in Korsakoff Syndrome. HHS Public Access; 2012.
7. Ming-Jun Tsai, Yi-Hung Tsai, & Yaw-Bin Huang. Compulsive activity and anterograde amnesia after zolpidem use. Clinical Toxicology (Philadelphia); 2007.
8. Sara Cavaco, Justin S. Feinstein, Henk van Twillert, & Daniel Tranel. Musical memory in a patient with severe anterograde amnesia. HHS Public Access; 2014.
9. J D Greene & J R Hodges. Identification of famous faces and famous names in early Alzheimer's disease. Relationship to anterograde episodic and general semantic memory. Brain; 1996.
10. Marco Cascella & Yasir Al Khalili. Short Term Memory Impairment. National Center for Biotechnology Information; 2020.
11. Angelica Staniloiu & Hans J. Markowitsch. Towards Solving the Riddle of Forgetting in Functional Amnesia: Recent Advances and Current Opinions. Frontiers in Psychology; 2012.
12. Mark Kritchevsky, Judy Chang, & Larry R. Squire. Functional Amnesia: Clinical Description and Neuropsychological Profile of 10 Cases. Learning Memory; 2004.
13. Michaela Dewar, Sergio Della Sala, Nicoletta Beschin, & Nelson Cowan. Profound Retroactive Interference in Anterograde Amnesia: What interferes? HHS Public Access; 2010.
14. Joshua Budhu, MD, Illya Tolokh, MD, PhD, Marc Bouffard, MD, Shirley H. Wray, MD, PhD, & Marcelo Matiello, MD, MSc. Saturday night retinopathy and anterograde amnesia due to fentanyl overdose. Neurology Clinical Practice; 2019.
15. Melissa T Nott, Christine Chapparo, & Robert Heard. Effective occupational therapy intervention with adults demonstrating agitation during post-traumatic amnesia. Brain Injury; 2008.
16. Melissa C. Duff, Tracey Wszalek, Daniel Tranel, & Neal J. Cohen. Successful life outcome and management of real-world memory demands despite profound anterograde amnesia. HHS Public Access; 2010.
17. Radek Ptak, Martial Van der Linden, & Armin Schnider. Cognitive Rehabilitation of Episodic Memory Disorders: From Theory to Practice. Frontiers in Human Neuroscience; 2010.