Di seluruh dunia, masalah penyakit yang utama termasuk dengan obesitas. Walaupun sudah menjalani diet juga dengan aktivitas fisik, tingkat keberhasilannya dalam jangka panjang masih rendah[1].
Obesitas dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, dislipidemia, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, apnea tidur obstruktif, osteoartritis, dan kanker tertentu.
Hal yang juga telah dikaitkan dengan obesitas adalah berkurangnya harapan untuk hidup karena peningkatan risiko kardiovaskular dan kanker.
Daftar isi
Antiobesitas merupakan sekelompok obat yang digunakan untuk penurunan berat badan. Obat yang ideal akan menghasilakan penurunan berat badan yang berkelanjutan dengan efek samping yang minimal[1].
Obat antiobesitas yang di kembangkan memiliki kemanjuran yang terbatas dan memiliki efek samping yang cukup besar yang mempengaruhi tolerabilitas dan keamanan. Lorcaserin dan topiramate plus phentermine telah disetujui untuk pengobatan obesitas, namun keamanan untuk jangka panjangnya masih kurang.
Obat antiobesitas digunakan dalam kombinasi dengan diet rendah kalori. Kunci suksesnya ada di penurunan berat badan tetap dengan mengikuti diet dengan rendah kalori dan aktivitas fisik yang memadai.
Obat antiobesitas bekerja terutama pada nafsu makan, tetapi ada banyak sistem lain yang mengontrol berat badan, termasuk penyerapan, metabolisme, dan termogenesis.
Terdapat beberapa penyakit yang di atasi dengan Antiobesitas. Antiobesitas diberikan untuk[2,3]:
Antiobesitas bekerja dengan menekan nafsu makan, menghambat penyerapan lemak, atau meningkatkan konsumsi energi dan thermogenesis.
Berikut beberapa cara kerja dari beberapa obat antiobesitas, antara lain :
Dengan obat topiramate, obat diserap dengan cepat dan baik dari saluran GI. Dengan ketersediaan hayati kisaran 80% dan plasma puncak sekitar 2 jam.
Mendistribusi melalui plasenta dan masuk ke dalam ASI. Obat ini dimetabolisme di hati melalui hidrolosis, hidroksilasi dan glukurodinasi. Pengeluarannya melalui urin kisaran 70% dengan waktu paruh 21 jam[1,5].
Antiobesitas tersedia dalam bentuk tablet, kapsul dan larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan sementara yang lainnya telah dihentikan.
Beberapa contoh Antiobesitas dengan resep dokter termasuk[1]:
Antiobesitas dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari Antiobesitas termasuk[1]:
Jika Anda menderita glaukoma, tiroid yang aktif, masalah pada jantung, tekanan darah yang tinggi serta tidak terkontrol, penyakit arteri koroner, agitasi ekstrim, atau riwayat penyalahgunaan obat. Anda tidak boleh menggunakan phentermine[2].
Beritahu dokter Anda jika Anda sedang hamil atau menyusui. Dilarang menggunakan phentermine dengan kondisi ini. Dengan penurunan berat badan selama kehamilan, membahayakan janin bahkan pada saat anda kelebihan berat badan juga[2].
Jika Anda merasa sesak napas, nyeri pada dada, kelelahan, pembengkakan pada kaki, detak jantung cepat dan berdebar, kulit dan bibir membiru, atau jika merasa pusing, beri tahu dokter Anda. Karena fenfluramine menyebabkan efek samping yang serius pada jantung dan paru-paru Anda[3].
Belum jelas apakah benar lorcaserin menyebabkan kanker. Banyak yang menggunakan lorcaserin didiagnosis menderita kanker. Tanyakanlah pada dokter Anda tentang risiko kanker saat menggunakan obat ini[4].
1) Bernard Man Yung Cheung,corresponding author Tommy Tsang Cheung, and Nithushi Rajitha Samaranayake. ncbi.nlm.nih.gov. Safety of antiobesity drugs. 2013
2) Anonim. Drugs.com. Phentermine. 2020
3) Cerner Multum. Drugs.com. Fenfluramine. 2020
4) Cerner Multum. Drugs.com. Lorcaserin. 2020
5) Anonim. Mims.com. Topiramate. 2016