Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Antraks adalah suatu penyakit zoonosis, dimana infeksinya ditularkan dari hewan ke manusia. Penyebab infeksi antraks adalah bakteri Bacillus anthracis yang ditemukan pertama kali oleh Robert Koch. Antraks
Daftar isi
Antraks adalah jenis penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan dapat berakibat kematian pada penderitanya karena bersifat ganas [1,2,3,4,5,6,7,8,9,10].
Penularan penyakit ini dapat terjadi dari hewan ke manusia sehingga disebut bersifat zoonosis, namun penularan tidak dapat terjadi dari manusia ke manusia.
Antraks umumnya menyerang hewan liar maupun hewan peliharaan (khususnya seperti domba, sapi, unta, kambing, babi, serta kuda) dan kondisi ini dapat terjadi di seluruh dunia [5].
Tinjauan Antraks adalah penyakit menular mematikan yang berawal dari infeksi bakteri Bacillus anthracis. Penularan penyakit terjadi dari hewan ke manusia namun manusia tak dapat menularkan ke manusia lainnya.
Penyebab utama penyakit antraks adalah bakteri yang bernama Bacillus anthracis di mana hal ini ditemukan pertama kali oleh Dr. Robert Koch yang merupakan seorang ilmuwan dari Jerman [7].
Bakteri antraks dijumpai pertama kali sebagai penyebab penyakit hewan ternak di wilayah tempat Dr. Robert Koch berada.
Bakteri penyebab antraks ini pun umumnya dapat ditemukan pada tanah dan berada dalam bentuk spora kuat dan bahkan sulit untuk menghancurkannya.
Bagaimana hewan dapat terinfeksi antraks?
Terjadinya infeksi antraks pada hewan liar maupun peliharaan adalah saat hewan-hewan ini menghirup spora atau bahkan menelannya dari air, tanaman atau tanah yang sudah terkontaminasi [4].
Bagaimana manusia dapat terinfeksi antraks?
Infeksi antraks dapat terjadi pada manusia saat secara tidak sengaja seseorang menghirup spora sehingga spora masuk ke dalam tubuh. Hal tersebut kemudian menjadikan spora yang tadinya tidak aktif menjadi aktif [4].
Spora yang teraktivasi memicu bakteri kemudian mulai berkembang biak dan bahkan terjadilah proses penyebaran dalam tubuh.
Bakteri antraks pun kemudian menghasilkan racun di mana racun ini adalah awal dari penyakit serius dan mematikan.
Spora yang terhirup oleh manusia memberikan dampak paling berbahaya dan mematikan karena saat spora terhirup, spora akan menuju kelenjar getah bening.
Di sanalah perkembangbiakan dan penyebaran terjadi, bahkan racun yang dihasilkan bakteri dapat menyebabkan kematian di sana.
Selain secara tak sengaja menghirup spora, manusia dapat terkena infeksi usai mengonsumsi air atau makanan yang sudah terkontaminasi spora.
Bukan hanya itu, hasil kikisan dan potongan spora yang menempel pada kulit manusia dapat juga menjadi awal infeksi antraks.
Penyebab utama dari penyakit antraks adalah bakteri dalam bentuk spora, namun perlu diketahui bahwa terdapat pula sejumlah faktor risiko pun perlu dikenali dan diwaspadai, seperti [6,7,10] :
Tinjauan Bakteri Bacillus anthracis adalah penyebab utama penyakit antraks di mana bakteri ini menginfeksi hewan yang kemudian hewan dapat tularkan ke manusia. Orang-orang dengan profesi yang berhubungan dengan hewan memiliki risiko tinggi terkena penyakit antraks, terutama bila hewan sudah terinfeksi.
Kondisi antraks pada penderitanya tergantung dari bagaimana antraks dapat masuk dan menginfeksi tubuh.
Ada beberapa jenis antraks yang perlu dikenali, mulai dari antraks kulit, antraks gastrointestinal atau saluran pencernaan, antraks inhalasi atau paru-paru, dan antraks injeksi yang menunjukkan gejala berbeda-beda [4,6,7,8,10].
80% kasus infeksi antraks terjadi pada dan melalui kulit di mana bakteri berpeluang memasuki tubuh seseorang ketika pada kulit terdapat luka.
Antraks kulit walaupun menjadi jenis antraks yang paling umum, kondisi ini tergolong ringan dan tidak sampai berakibat pada kematian bila penanganannya sangat cepat.
Pada kondisi antraks kulit, gejala yang muncul umumnya adalah :
Walau antraks kulit cenderung tidak berbahaya dan penderitanya dapat pulih dalam waktu sekitar 6 minggu, tanpa penanganan yang cepat dan tepat risiko kematian tetaplah ada walau sangat kecil dan jarang.
Kasus antraks jenis ini umumnya terjadi karena konsumsi daging mentah atau setengah matang yang sudah terkontaminasi.
Bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan berada di dinding usus yang kemudian menyebarkan infeksi dan racun ke seluruh tubuh penderita melalui aliran darah. Jenis antraks ini ditandai dengan :
Antraks jenis ini terjadi ketika seseorang menghirup spora antraks dan penderitanya perlu lebih waspada karena antraks inhalasi-lah yang paling mengancam jiwa.
Gejala awal mungkin kerap disalahartikan sebagai gejala flu biasa, seperti :
Namun, gejala dapat berkembang menjadi lebih serius yang dirasakan pada fungsi pernafasan seperti :
Keluhan-keluhan demikian dapat terjadi pada jenis antraks ini, termasuk kelenjar getah bening membengkak, bahkan spora dapat bertahan dan berkembang biak menghasilkan racun lebih banyak sampai ke seluruh tubuh.
Antraks inhalasi disebut sebagai jenis antraks paling mematikan karena bahkan penderita yang sudah diberi pengobatan antibiotik sekalipun dapat meninggal.
Hal ini dikarenakan antibiotik mampu membasmi bakteri penyebab antraks, namun racun yang sudah telanjur dihasilkan oleh bakteri tidak dapat dihancurkan.
Bakteri penyebab antraks dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang dipakai dengan cara injeksi.
Kasus antraks injeksi termasuk yang paling baru dan ditemukan di Eropa Utara yang bahkan kasus ini belum pernah terjadi di Amerika Serikat.
Kondisi jenis antraks ini ditandai dengan :
Tinjauan Antraks terdiri dari 4 jenis kondisi, antraks kulit, antraks gastrointestinal, antraks inhalasi dan antraks injeksi dengan gejala yang hampir mirip namun terdapat beberapa perbedaan.
Karena antraks umumnya menunjukkan gejala yang cukup mirip dengan penyakit pernafasan seperti pneumonia dan bahkan memiliki kemiripan gejala dengan penyakit flu, penting untuk memeriksakan diri ketiga gejala sudah mulai timbul untuk memastikan.
Selain dari pemeriksaan fisik, beberapa tes inilah yang perlu ditempuh penderita gejala yang mengarah pada kondisi antraks.
Tinjauan Tes darah, sinar-X, tes pemindaian, biopsi kulit hingga spinal tap atau pungsi lumbar menjadi metode pemeriksaan yang perlu ditempuh pasien dengan gejala mengarah pada antraks untuk dokter menentukan jenis antraks yang diderita.
Seringan apapun jenis antraks yang menyerang, risiko kematian tetap ada, terutama bila penanganan atau pemberian obat kurang sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter biasanya akan mempertimbangkan lebih dulu kadar racun yang telah dihasilkan bakteri di dalam tubuh pasien sebelum menentukan penanganan yang sesuai.
Pemberian antibiotik adalah pengobatan standar bagi penderita antraks karena antraks adalah jenis penyakit menular karena infeksi bakteri [3,4,6,7,8,9,10].
Pemberian resep antibiotik oleh dokter akan ditentukan oleh bagaimana infeksi terjadi, riwayat medis pasien, serta usia pasien.
Namun secara umum, bagi penderita antraks kulit, antibiotik yang diresepkan oleh dokter adalah erithromycin, tetracycline, ciprofloxacin, dan penicillin.
Selain antibiotik, dokter kemungkinan akan memberikan resep antitoksin di mana terapi antitoksin ini bertujuan untuk membasmi racun yang dihasilkan oleh bakteri antraks [6,9].
Seperti telah disebutkan sebelumnya, risiko kematian pada penderita yang sudah diberi antibiotik sekalipun masih cukup besar.
Maka itu artinya, tidak hanya bakteri saja yang perlu dibasmi, tapi racun-racun yang telah dihasilkannya harus dihancurkan.
Langkah operasi adalah metode pengobatan yang diperuntukkan khususnya bagi penderita antraks injeksi [6].
Antraks injeksi berisiko menginfeksi jaringan-jaringan tubuh sehingga ketika tak bisa diselamatkan dengan obat-obatan, jaringan yang terinfeksi (yang bahkan sudah menimbulkan abses) perlu diangkat.
Tinjauan Tergantung dari jenis antraks, usia dan kondisi medis pasien, dokter menentukan pengobatan antraks. Namun secara umum, antibiotik dan antitoksin dibutuhkan untuk membasmi bakteri sekaligus racun dalam tubuh pasien. Untuk penderita antraks injeksi, operasi adalah prosedur yang direkomendasikan.
Antraks adalah penyakit yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada membran otak hingga sumsum tulang belakang [10].
Bila hal tersebut sampai terjadi, maka penderita antraks dapat mengalami perdarahan hebat.
Tak hanya itu, penyakit antraks yang tak diobati dengan benar dan cepat mampu meningkatkan risiko kematian pada penderitanya.
Dalam mencegah antraks, ada beberapa metode yang umumnya dilakukan seperti [6,7,9,10] :
Selain dari ketiga hal tersebut, beberapa hal berikut dapat diterapkan pula sebagai upaya pencegahan [8] :
Tinjauan Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, vaksinasi, antibiotik, serta menghindari faktor yang telah terinfeksi atau terkontaminasi bakteri penyebab antraks adalah langkah pencegahan utama untuk tidak terserang antraks.
1) Markus Yuwono. 2017. Okezone. Sejarah Antraks di Indonesia.
2) Nurhudayaeni Yeni. Academia. Epidemiologi Penyakit Antraks.
3) Jennifer J. Brown, PhD & Robert Jasmer, MD. 2016. Everyday Health. 10 Essential Facts About Anthrax.
4) Anonim. 2015. Centers for Disease Control and Prevention. Anthrax.
5) Anonim. World Health Organization. Anthrax.
6) James McIntosh & Jill Seladi-Schulman, Ph.D. 2017. Medical News Today. What to know about anthrax.
7) Charles Patrick Davis, MD, PhD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. MedicineNet. Anthrax.
8) Anonim. 2019. Centre for Health Protection, Department of Health - The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. Anthrax.
9) Kari A. Simonsen & Kingshuk Chatterjee. 2019. National Center for Biotechnology Information. Anthrax.
10) Mayo Clinic staff. 2017. Mayo Clinic. Anthrax.