Daftar isi
Anxiety dreams merupakan sebuah kondisi ketika seseorang bermimpi buruk karena sedang stres, khawatir, atau merasa bersalah [1,2,5].
Perasaan negatif yang terus-menerus ada di dalam diri sendiri ini kemudian mengakibatkan seseorang berpotensi bermimpi buruk terkait dengan perasaan yang sedang dialami [1,2,5].
Tinjauan Anxiety dreams adalah mimpi buruk yang dialami (dapat berulang kali) sebagai akibat dari stres, kecemasan atau perasaan negatif.
Anxiety dreams tidak terjadi begitu saja pada seseorang tanpa penyebab.
Stres dan gangguan kecemasan merupakan alasan utama yang umumnya mendasari pengalaman anxiety dreams [1,2].
Hal ini pun dibuktikan oleh sebuah hasil studi tahun 2014 dengan keterlibatan 227 orang dewasa bahwa mereka yang masuk dalam kriteria karakteristik gangguan kecemasan lebih sering bermimpi buruk daripada orang-orang dewasa yang tidak memiliki gangguan kecemasan [3].
Selain stres dan kecemasan berlebih, beberapa faktor yang meningkatkan risiko anxiety dreams di antaranya adalah [1,2,3,4] :
Banyak orang tidak begitu menganggap serius sebuah mimpi karena hanya bunga tidur.
Padahal, rangkaian cerita yang ada dalam sebuah mimpi merupakan hasil dari penyatuan sensasi dan memori-memori yang ada di dalam otak [1].
Hal ini terjadi karena otak tetap bekerja sewaktu kita dalam kondisi tidur sekalipun [1].
Mimpi buruk jauh lebih rentan terjadi pada orang-orang yang overthinking atau mengalami gangguan kesehatan mental [1,2].
Ini pun dikarenakan mimpi memiliki kaitan erat dengan emosi atau perasaan yang seseorang miliki [1,2].
Emosi atau perasaan negatif yang disimpan terus-menerus dapat terproses atau terlepas melalui mimpi menurut sejumlah hasil studi [1,2].
Meski mimpi terjadi karena proses ilmiah di dalam tubuh, seringkali rangkaian cerita yang dialami dalam mimpi tidak masuk akal [1,2].
Walau tampak begitu jelas, mimpi tidak selalu menjadi kenyataan, hal ini berlaku pula untuk kasus anxiety dreams.
Kekhawatiran berlebih tanpa dasar seringkali membuat seseorang terbawa mimpi serupa yang sebenarnya belum tentu terjadi di dunia nyata [1,2].
Namun, mimpi buruk ini kemudian berpotensi memperburuk tingkat kecemasan penderita yang juga akan meningkatkan frekuensi mimpi buruk mengenai kekhawatiran yang sedang dimiliki [1,2,5].
Tinjauan Stres dan kecemasan yang berlebih dapat mengakibatkan seseorang sampai terbawa mimpi buruk. Selain itu, riwayat pengalaman traumatis, kecanduan alkohol, narkoba, insomnia, hingga mendengar cerita menyeramkan mampu meningkatkan risiko anxiety dreams.
Pikiran dan perasaan negatif terdiri dari banyak jenis sehingga jenis anxiety dreams yang dialami pun akan bervariasi.
Mimpi buruk yang timbul saat sedang tidur biasanya akan berhubungan dengan hal-hal membuat cemas dan stres berlebih seperti berikut.
Pernah mengalami gempa bumi sungguhan dan memiliki trauma akan meningkatkan risiko seseorang untuk berulang kali memimpikan kejadian gempa bumi [5].
Seringkali tidak hanya orang-orang yang pernah mengalami gempa bumi saja yang dapat bermimpi situasi seperti ini.
Hanya menonton berita tentang gempa bumi atau mendengarnya pun dapat memicu mimpi buruk tentang gempa bumi karena timbulnya perasaan negatif, takut dan panik mengenai bencana tersebut.
Bermimpi dikejar hendak ditangkap orang pun merupakan salah satu jenis anxiety dreams yang berkaitan dengan gangguan kecemasan sosial [5].
Seseorang yang kenyataannya memiliki gangguan kecemasan sosial biasanya akan menghindari interaksi sosial dengan orang lain.
Rasa cemas berlebih mengenai hal ini pun akan terbawa sampai mimpi dalam bentuk dikejar oleh orang lain.
Memiliki pengalaman traumatis seperti tenggelam di kolam renang atau laut dapat meninggalkan rasa cemas dan takut yang tidak mudah hilang [5].
Gangguan dan serangan panik berhubungan erat dengan mimpi tenggelam ini.
Angin kencang seperti tornado atau badai lainnya dapat menjadi salah satu mimpi buruk bagi penderita anxiety dreams [5].
Risiko mimpi seperti ini jauh lebih besar terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami kejadian tersebut secara langsung.
Namun menurut Lauri Quinn Loewenberg, seorang analis mimpi profesional, bermimpi tornado dapat menandakan bahwa orang tersebut sedang memiliki kekhawatiran berlebih tentang apapun juga.
Menurut Loewenberg, mimpi terjatuh lalu terbangun karena terkejut menandakan bahwa orang tersebut berpotensi sedang berpegangan pada seseorang maupun sebuah situasi tertentu dan merasa takut kehilangan kendali atasnya [5].
Terlambat masuk sekolah, ketinggalan bus, ketinggalan kereta, ketinggalan pesawat, terlambat masuk kerja dan sebagainya adalah mimpi buruk yang bisa saja berhubungan dengan rasa cemas terhadap waktu menurut Pam Muller, penulis 33 Ways to Work with Your Dreams [5].
Namun Carolyn Cole, LCPC, LMFT, NCC, seorang psikoterapis menyatakan hal yang berbeda karena mimpi demikian dapat menandakan bahwa orang tersebut di kehidupan nyata sedang tertinggal dan selalu melewatkan kesempatan yang diinginkan [5].
Mimpi gigi tanggal cukup umum dan hal ini dapat terjadi karena seseorang sedang merasa stres [5].
Stres atau kecemasan yang berkaitan dengan kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah, hingga kehilangan orang terdekat dapat menjadi penyebabnya.
Mengalami stres hingga rasanya “terbakar” karena pekerjaan, ujian atau hal apapun yang memicu tekanan mampu menjadi salah satu pemicu timbulnya mimpi buruk seperti kebakaran rumah [5].
Di saat seperti ini paling baik adalah mengambil waktu untuk sedikit lebih rileks.
Merasa stres dan makin diliputi oleh situasi yang memburuk di kehidupan nyata, hal ini mampu memicu mimpi kebanjiran menurut Loewenberg [5].
Mengetahui bahwa terdapat anggota keluarga atau bahkan sahabat menderita penyakit serius atau bahkan stres dan cemas ketika hendak menjalani hidup baru dapat membuat seseorang cemas berlebihan.
Ketika sudah dewasa dan bekerja namun masih sering mengalami mimpi kembali ke masa sekolah, hal ini kerap dikaitkan dengan kecemasan terhadap pekerjaan [5].
Stres karena pekerjaan menurut Loewenberg dapat mimpi kembali ke masa sekolah terjadi karena menurutnya sekolah adalah pekerjaan pertama manusia.
Bermimpi tak mengenakan pakaian sama sekali di depan publik adalah salah satu mimpi buruk yang berkaitan dengan kecemasan terhadap pandangan orang lain tentang diri sendiri [5].
Hal ini juga dapat menandakan rasa malu serta rendah diri menurut Loewenberg.
Bermimpi mengendarai mobil dan kemudian mengalami masalah pada rem atau kemudi dapat menjadi sebuah tanda bahwa diri seseorang sedang mengalami kehilangan kendali atas sesuatu atau seseorang di dalam hidupnya [5].
Seseorang yang mengalami mimpi seperti ini beberapa atau berulang kali dapat disebabkan oleh ketidakberdayaannya karena situasi tertentu.
Memiliki mimpi buruk tersesat di sekolah atau kampus karena tidak menemukan kelas yang dicari seringkali disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap hal tertentu di dalam hidup [5].
Ketidakpuasan terhadap karir, pekerjaan, atau kehidupan finansial lalu merasa tidak cukup dan memiliki hidup yang stagnan dapat membuat seseorang tanpa disadarinya terbawa mimpi.
Mimpi kembali ke sekolah, terutama tidak siap saat harus menghadapi ujian seringkali merupakan mimpi yang terjadi pada seseorang yang mengalami stres atau kecemasan terhadap pekerjaan [5].
Menurut Loewenberg, mimpi semacam ini dapat menandakan bahwa seseorang cemas karena tidak siap untuk menghadapi sesuatu yang baru, perubahan maupun sesuatu besar di depan mata.
Bermimpi panik karena melupakan suatu hal bisa jadi merupakan tanda bahwa seseorang sedang menghadapi tekanan besar di dalam hidupnya [5].
Usai mengambil keputusan besar seperti merencanakan pernikahan dapat menimbulkan kecemasan berlebih pada diri seseorang yang kemudian mengalami mimpi seperti ini.
Ketika anxiety dreams menyerang, kembali tidur mungkin tidak mudah karena terbayang mimpi tersebut.
Namun, beberapa cara berikut dapat coba diterapkan untuk bisa kembali tidur dengan perasaan lebih tenang, yaitu [1,2,5,6,7] :
Namun ketika cara-cara mandiri tersebut kurang efektif dan gangguan tidur terus terjadi karena adanya kondisi medis lain seperti penyakit jantung, parasomnia, kanker, gangguan stres pasca trauma hingga depresi, segera ke dokter.
Periksakan diri secepatnya ke ahli medis profesional supaya dapat memperoleh penanganan yang sesuai dengan kondisi dan penyebabnya.
Jika gangguan kecemasan yang terjadi berhubungan dengan gangguan mental lain, maka psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif akan sangat membantu bagi pasien [8].
Anxiety dreams akan berkurang ketika pasien menjalani terapi ini karena gejala kecemasan pun ikut mereda [8].
Tinjauan Sebelum tidur, melakukan hal-hal yang menyenangkan dapat mengatasi anxiety dreams. Namun jika dengan cara mandiri kurang efektif, segera konsultasikan dengan ahli profesional kesehatan mental (jika perlu tempuh psikoterapi).
Namun, sebagai pereda stres dan kecemasan serta untuk meminimalisir risiko kembalinya anxiety dreams, berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa coba diterapkan [1,2,5] :
Konsultasikan segera dengan pihak medis apabila merasa kurang mampu dalam menangani atau mengendalikan anxiety dreams.
Tinjauan Agar tidur dengan nyenyak tanpa mimpi buruk, pengelolaan stres yang benar perlu dilakukan.
1. Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP & Crystal Raypole. Anxiety Dreams Are a Thing — Here’s How to Cope. Healthline; 2020.
2. Michelle Drerup, PsyD, DBSM & Alexa Kane, PsyD. Stress Dreams: Why Do We Have Them ― and How to Stop?. Cleveland Clinic; 2019.
3. Michael R. Nadorff, Ph.D., Ben Porter, B.S., Howard M. Rhoades, Ph.D., Anthony J. Greisinger, Ph.D., Mark E. Kunik, M.D., M.P.H., & Melinda A. Stanley, Ph.D. Bad Dream Frequency in Older Adults with Generalized Anxiety Disorder: Prevalence, Correlates, and Effect of Cognitive Behavioral Treatment for Anxiety. HHS Public Access; 2015.
4. Stephanie Rek, Bryony Sheaves, & Daniel Freeman. Nightmares in the general population: identifying potential causal factors. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology; 2017.
5. Casper Editorial Team. 15 Types of Anxiety Dreams: Causes + Meaning. Casper; 2020.
6. Hari Sharma. Meditation: Process and effects. Ayu; 2015.
7. Mi-Yeon Cho, Eun Sil Min, Myung-Haeng Hur, & Myeong Soo Lee. Effects of Aromatherapy on the Anxiety, Vital Signs, and Sleep Quality of Percutaneous Coronary Intervention Patients in Intensive Care Units. Hindawi; 2013.
8. Michael R. Nadorff, Ph.D., Ben Porter, B.S., Howard M. Rhoades, Ph.D., Anthony J. Greisinger, Ph.D., Mark E. Kunik, M.D., M.P.H., & Melinda A. Stanley, Ph.D. Bad Dream Frequency in Older Adults with Generalized Anxiety Disorder: Prevalence, Correlates, and Effect of Cognitive Behavioral Treatment for Anxiety. HHS Public Access; 2015.