Daftar isi
Apatis adalah suatu sikap kurangnya perasaan, emosi, minat, atau perhatian seseorang terhadap sesuatu. Apatis juga didefinisikan sebagai hilangnya minat yang berkaitan dengan situasi sosial atau emosional (keadaan suasana hati yang acuh tak acuh) [1,3].
Apatis bisa saja menjadi tanda adanya masalah pada kesehatan mental. Seringkali berlangsung dalam jangka waktu yang lama [2].
Dalam sebuah studi di tahun 2019, para peneliti mengidentifikasi dan mendeskripsikan subjenis apatis yang berbeda yaitu [3,5]:
Penelitian menunjukkan bahwa apatis dan anhedonia saling berkaitan. Orang yang mengalami tingkat apatis lebih tinggi juga melaporkan lebih banyak anhedonia.
Dua bentuk sikap apatis lain yang mungkin dialami seseorang adalah [3]:
Sikap apatis dalam pengertian medis dapat dianggap sebagai sindrom jangka panjang. Biasanya saling berkaitan dengan gangguan atau kondisi mental tertentu [1].
Gejala apatis yang spesifik meliputi [1,2,3,4]:
Kebanyakan orang mengalami perasaan apatis dari waktu ke waktu. Hal ini akan menjadi masalah yang signifikan ketika sikap apatis terus menerus mempengaruhi aspek kehidupan yang berbeda.
Hal ini juga dapat mempersulit kinerja yang baik saat ditempat kerja, mengganggu hubungan sosial, bahkan bisa menyulitkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari [3].
Beberapa hal yang dapat menyebabkan sikap apatis meliputi [2,3]:
Seseorang mungkin akan merasa kurang bersemangat ketika memiliki sikap apatis. Hal ini dapat memengaruhi perilaku dan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari [5].
Apatis dapat menyebabkan ketidaktertarikan dalam banyak aspek kehidupan. Seseorang mungkin acuh tak acuh saat bertemu orang baru atau mencoba hal baru. Mereka tidak akan menunjukkan minat dalam aktivitas atau menangani masalah pribadi. Ekspresi wajah mereka mungkin tidak tampak berubah.
Apatis berbeda dengan depresi, meskipun sikap apatis bisa jadi gejala depresi. Depresi dapat menyebabkan perasaan putus asa dan rasa bersalah. Risiko serius yang disebabkan oleh depresi termasuk penggunaan narkoba bahkan bunuh diri [4].
Sebelum mendiagnosis apatis, dokter akan menanyakan pertanyaan tentang bagaimana perasaan Anda, perilaku, dan bagaimana Anda menjalankan aktivitas diberbagai bidang kehidupan Anda. Penyedia layanan kesehatan akan menggunakan kriteria berikut untuk mendiagnosis sikap apatis, meliputi [2,3,4]:
Untuk beberapa kasus, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes laboratorium untuk mendiagnosis gejala Anda. Dokter akan memberikan pertanyaan terkait [2]:
Dokter atau ahli kesehatan mental mungkin mendiagnosis Anda dengan kondisi kesehatan mental yang mendasari timbulnya gejala. Beberapa ahli memiliki pendapat bahwa serangkaian gejala yang disebut “sindrom apatis” dapat muncul dalam berbagai gangguan neuropsikiatri [3].
Meskipun sikap apatis sulit didiagnosis dan diobati, namun ada beberapa cara untuk dapat mengelolanya. Antidepresan seringkali tidak dapat membantu bahkan bisa memperburuk sikap apatis [2].
Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan kondisi yang menyebabkan sikap apatis. Tidak ada obat yang khusus untuk mengobati apatis. Contoh obat resep termasuk [4]:
Anda dapat mencoba tips berikut ini untuk membantu diri Anda atau orang terdekat dalam mengelola sikap apatis [2]:
1. Dr Osman Shabir PhD & Dr Mary Cooke PhD. What is Apathy and Why Does it Occur?. News Medical Sciences; 2019.
2. Arefa Cassoobhoy MD MPH. Apathy. WebMD; 2020.
3. Tas Marcia & Steven Gans MD. What Is Apathy?. Verywellmind; 2020.
4. Rachel Nall MSN CRNA & Timothy J Legg PhD CRNP. What You Should Know About Apathy. Healthline; 2019.
5. Yuen-Siang Ang, Patricia Lockwood & other. Distinct Subtypes of Apathy Revealed by the Apathy Motivation Index. Plos One; 2017.