Penyakit & Kelainan

Batu Ginjal : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Batu ginjal atau bahasa medisnya adalah nefrolitiasis adalah suatu kondisi dimana terdapat pembentukan batu pada ginjal oleh karena sebab tertentu. Batu pada saluran kemih umumnya terbentuk karena adanya

Apa itu Batu Ginjal?

Batu ginjal disebut juga dengan istilah nefrolitiasis yang merupakan hasil endapan dari zat-zat atau limbah yang mengalami pengkristalan atau pengerasan [1,2,3,4,5,6].

Materi keras terbentuk dari garam dan mineral di dalam ginjal dan pembentukannya biasanya tidak serta-merta terjadi secara cepat.

Saluran urine adalah lokasi terjadinya batu ginjal, yaitu dari ginjal kemudian ureter, kandung kemih hingga uretra.

Pembentukan limbah tersebut mengalami penimbunan di dalam ginjal di mana tanpa diatasi dengan perubahan pola hidup yang benar, pengerasan terjadi terus-menerus.

Tinjauan
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah kondisi ketika pengendapan/pengerasan/pengkristalan terjadi pada limbah di dalam tubuh, khususnya ginjal.

Fakta Tentang Batu Ginjal

  1. Penyakit ginjal kronis menurut hasil penelitian Global Burden of Disease tahun 2010 adalah faktor penyebab kematian peringkat ke-18 tahun 2010 [1].
  2. Di Indonesia tahun 2013, sebanyak 499.800 jiwa menderita penyakit gagal ginjal dan 1.499.400 jiwa adalah penderita batu ginjal [1].
  3. Batu ginjal adalah penyakit ginjal yang prevalensinya paling tinggi pada waktu iklim panas [2].
  4. Negara-negara maju umumnya mengalami peningkatan angka penderita batu ginjal pada 30 tahun terakhir [2].
  5. Sebanyak 10% orang selama hidupnya pasti pernah mengalami batu ginjal, sementara sekitar 50% mengalami kekambuhan batu ginjal dalam kurun waktu 5-10 tahun serta kurang lebih 75% dalam kurun waktu 20 tahun [2].

Jenis Batu Ginjal Menurut Penyebabnya

Penting untuk mengetahui bahwa tidak seluruh kondisi batu ginjal adalah sama sebab terdapat beberapa jenis kondisi batu ginjal.

Berikut ini merupakan jenis-jenis batu ginjal menurut penyebabnya (yaitu zat yang menumpuk di dalam ginjal dan mengalami pengkristalan) [3,4,5,6].

Sistin

Batu ginjal sistin adalah jenis batu ginjal yang langka, namun dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dengan kelainan genetik cystinuria.

Sistin sendiri adalah asam dalam tubuh yang terbentuk secara alami di mana sistin berpotensi mengalami pengerasan dan menjadi batu.

Jenis batu ini dapat mengalami kebocoran dan perpindahan dari ginjal menuju urine.

Struvite

Wanita memiliki risiko jauh lebih tinggi dalam mengalami jenis batu ginjal ini, khususnya wanita penderita infeksi saluran kencing.

Batu struvite ini berpotensi menjadi lebih besar seiring waktu, dan jika ukurannya makin besar maka risiko sumbatan pada saluran urine semakin besar pula.

Bila infeksi saluran kencing segera diatasi, maka hal ini dapat menurunkan risiko batu ginjal struvite.

Asam Urat

Batu ginjal jenis ini berpotensi terjadi pada wanita maupun pria dan bahkan menjadi jenis batu ginjal yang tergolong sangat umum.

Jenis batu ginjal lebih rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi penyakit asam urat.

Namun, para penderita kanker yang menjalani kemoterapi memiliki risiko sama tinggi dalam mengalami batu ginjal asam urat.

Kalsium

Pembentukan kristal kalsium adalah kasus paling umum dari batu ginjal di mana batu kalsium ini berasal dari kalsium oksalat (atau dapat juga terdiri dari kalsium maleat atau fosfat.

Bila seseorang mengonsumsi makanan-makanan seperti di bawah ini di mana kandungan oksalatnya tinggi, batu ginjal kalsium bisa terjadi lebih mudah.

Hanya saja, bukan berarti kemudian asupan kalsium perlu dihindari sama sekali.

Tetap menjaga asupan kalsium normal dan secukupnya tanpa berlebihan akan meminimalisir risiko batu ginjal kalsium.

Tinjauan
Jenis batu ginjal terdiri dari empat kondisi menurut penyebabnya, yaitu kalsium, struvite, asam urat, dan sistin. Pengendapan zat ataupun senyawa-senyawa berlebihan ini dapat kemudian memicu pengerasan atau pengkristalan bila tak terbuang dengan baik dari dalam tubuh.

Faktor Risiko Batu Ginjal

Bila seseorang mengeluarkan urine tidak sampai 1 liter per hari secara berkepanjangan, maka inilah faktor utama yang mampu meningkatkan risiko batu ginjal.

Berikut ini adalah faktor-faktor lain yang perlu diketahui dapat memperbesar potensi seseorang terkena batu ginjal [2,3,4,5,6] :

  • Bayi lahir prematur dengan masalah ginjal.
  • Faktor ras; sebab di Amerika Serikat risiko orang kulit putih dalam menderita batu ginjal lebih besar daripada orang kulit hitam.
  • Faktor usia; usia 20-50 tahun adalah yang paling rentan mengalami batu ginjal.
  • Kegemukan atau obesitas.
  • Dehidrasi
  • Dampak operasi bypass lambung.
  • Efek penggunaan obat tertentu, seperti antikejang, antasid dengan bahan dasar kalsium, atau diuretik.
  • Penyakit radang usus yang membuat kalsium terserap secara berlebihan.
  • Hiperparatiroid, yaitu suatu keadaan di mana hormon paratiroid diproduksi terlalu banyak dalam aliran darah oleh kelenjar paratiroid (pada bagian leher).
  • Diet tinggi gula, garam atau protein.
Tinjauan
Usia 20-50 tahun adalah paling rentan menderita batu ginjal, begitu juga ketika seseorang mengalami hiperparatiroid, penggunaan obat tertentu, dehidrasi/jarang minum, serta bayi lahir prematur dengan masalah ginjal.

Gejala Batu Ginjal

Batu ginjal biasanya baru akan menimbulkan gejala ketika batu sudah berada di uretra di mana kemudian muncul rasa nyeri yang begitu hebat.

Nyeri yang sangat parah ini disebut dengan istilah nyeri kolik ginjal karena batu telah berada di saluran kencing [2,3,4].

Bila seseorang mengalami nyeri kolik ginjal, maka rasa nyerinya akan terasa pada bagian perut atau punggung; sementara nyeri dirasakan di area paha dalam pada pria.

Nyeri kolik ginjal rata-rata tidak persisten, namun lebih kepada datang dan pergi.

Beberapa gejala lain selain kolik ginjal yang perlu dikenali dan diwaspadai antara lain adalah [3,4,5,6] :

  • Mual dan muntah
  • Urine yang keluar sangat sedikit setiap kali buang air kecil
  • Keinginan untuk buang air kecil terus timbul.
  • Demam
  • Menggigil
  • Warna dan aroma urine tidak normal
  • Urine keluar disertai darah saat buang air kecil sehingga warnanya dapat kecoklatan, kemerahmudaan, atau kemerahan.

Demam disertai tubuh menggigil biasanya terjadi apabila penderita mengalami infeksi.

Sementara itu, pada kasus batu ginjal yang tak terlalu parah dan ukurannya masih kecil, kemungkinan besar tidak timbul gejala.

Penderita batu ginjal kecil umumnya tak merasakan nyeri dan tiba-tiba saat buang air kecil, batu dapat ikut keluar tanpa harus memperoleh penanganan bentuk apapun.

Kapan sebaiknya ke dokter?

Bila saat duduk terasa tidak nyaman ditambah rasa nyeri yang intens, mual dan muntah, segera periksakan diri ke dokter.

Terlebih jika terjadi demam dan tubuh menggigil serta adanya darah pada urine, temui dokter karena ada kemungkinan infeksi telah terjadi.

Tinjauan
Kolik ginjal (renal colic) adalah gejala utama yang dialami penderita batu ginjal ketika ukuran batu sudah cukup besar. Hal ini akan diikuti dengan beberapa gejala lain seperti demam, mual, menggigil, muntah, urine keluar terlalu sedikit, hingga urine berdarah. Sementara pada batu ginjal ringan biasanya tidak sampai menyebabkan gejala.

Pemeriksaan Batu Ginjal

Dokter melakukan beberapa metode pemeriksaan sebagai berikut untuk mendiagnosa batu ginjal pada pasien [4,5,6] :

  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan : Dokter akan mengajukan berbagai pertanyaan terkait gejala yang selama ini dialami, riwayat medis pasien, hingga riwayat kesehatan keluarga pasien seperti apakah di dalam keluarga ada yang mengalami batu ginjal.
  • Tes Pemindaian : Tes pemindaian seperti USG, rontgen, atau CT scan bertujuan agar dokter dapat mengetahui keberadaan batu ginjal di dalam tubuh pasien, seperti ukuran dan letak tepatnya.
  • Tes Darah : Pemeriksaan darah di sini sangat bermanfaat bagi dokter untuk mengetahui kadar asam urat dan kalsium dalam darah pasien.
  • Tes Urine : Pemeriksaan urine bertujuan untuk melihat material penyebab batu ginjal. Material tersebut bisa berupa kristal kalsium oksalat, sistin, fosfat, asam urat dan jenis kristal lainnya.
  • Analisa Batu Saluran Kemih : Batu atau pasir yang berhasil keluar dari tubuh pasien akan dibawa tim medis untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium untuk menganalisanya.

Rontgen dan CT scan umumnya digunakan dokter untuk memeriksa bagian perut pasien.

Sementara itu, dokter dapat juga melakukan analisa batu ginjal yang keluar.

Dokter meminta pasien untuk lebih dulu buang air kecil menggunakan saringan sehingga jika ada batu yang keluar dapat ditampung di saringan tersebut.

Jika terdapat batu yang keluar, dokter akan membawanya ke laboratorium untuk analisa lebih lanjut.

Tinjauan
Pemeriksaan riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien adalah yang pertama kali dilakukan oleh dokter. Selain itu, tes urine, tes darah, dan tes pemindaian (rontgen dan CT scan) adalah metode diagnosa umum untuk kasus batu ginjal.

Pengobatan Batu Ginjal

Dalam menangani batu ginjal, terdapat tiga jenis metode, yakni pemberian obat-obatan, prosedur operasi, hingga cara mandiri yang berhubungan dengan perubahan gaya hidup.

Pada kasus batu ginjal ringan yang hampir tanpa gejala, biasnya penanganan secara mandiri dapat menyelamatkan [2,3,4,5,6].

Melalui Obat-obatan

Batu ginjal mampu menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya, maka beberapa jenis obat di bawah ini diresepkan oleh dokter sebagai pereda gejala sekaligus solusi infeksi.

Melalui Operasi

Pada kasus batu ginjal yang diketahui berukuran besar dan pemberian obat sama sekali tidak efektif dalam menangani, beberapa metode berikut akan direkomendasikan oleh dokter.

  • Bedah Terbuka

Prosedur operasi ini kini sudah sangat jarang, namun dokter akan melakukannya apabila bentuk batu ginjal tidak seperti normalnya dan ukurannya sangat besar.

  • ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy)

Alat ESWL akan digunakan di sini di mana alat ini dokter aahkan langsung ke posisi batu ginjal berada dan gelombang suara yang terpancar adari alat ini otomatis akan memecah batu. Jika batu sudah terpecah kecil-kecil, maka lewat buang air kecil batu akan dapat keluar bersama urine.

  • Uteroskopi

Dokter akan merekomendasikan prosedur uteroskopi ini apabila batu diketahui terjebak di saluran kemih, khususnya uretra.

Dengan alat uteroskop, dokter akan mengangkat batu tersebut dan membuangnya.

Uteroskop ini merupakan sebuah alat berupa selang yang memiliki kamera di mana dokter akan memasukkannya ke ureter.

Saat alat sudah berada di lokasi batu ginjal, maka akan lebih mudah untuk melakukan pemecahan batu menjadi ukuran-ukuran kecil.

Setelah berhasil dikeluarkan, dokter dapat juga membawa batu tersebut ke laboratorium untuk memeriksanya.

  • Operasi Kelenjar Paratiroid

Batu yang berasal dari pengendapan dan pengkristalan kalsium karena kelenjar paratiroid yang bermasalah atau terlalu aktif biasanya perlu diatasi dengan prosedur bedah ini.

Bedah kelenjar paratiroid menjadi metode penanganan yang direkomendasikan dokter karena biasanya hiperparatiroid terjadi karena adanya tumor kecil jinak pada salah satu kelenjar paratiroid.

Tumor ini perlu diangkat segera agar kelenjar paratiroid dapat berfungsi normal kembali.

  • Percutaneous Nephrolithotomy

Pada metode ini, dokter akan memanfaatkan sebuah alat bernama nefroskop yang dokter akan masukkan melalui kulit luar pasien ke dalam ginjal.

Alat berenergi laser ini digunakan sebagai penarik batu untuk bisa dikeluarkan lebih mudah; namun dokter dapat juga memecah batu menggunakan nefroskop.

Prosedur ini lebih direkomendasikan oleh dokter bagi penderita batu ginjal yang batu ginjalnya berukuran 2-3 cm.

Bila prosedur ESWL tidak berhasil menanganinya atau terjadi infeksi yang memicu kerusakan ginjal, barulah prosedur ini diterapkan.

Melalui Penanganan Mandiri

Pada kasus batu ginjal ringan atau yang ukurannya tak lebih dari 4 mm, beberapa penanganan mandiri dapat dilakukan seperti di bawah ini :

  • Minum Air Putih : Untuk batu ginjal berukuran kecil, meminum air putih 8-12 gelas per hari (setara dengan 2-3 liter) dapat membantu mengeluarkan batu melalui urine saat buang air kecil. Hindari dehidrasi dan perbanyaklah asupan cairan supaya pembentukan batu tidak mudah terjadi.
  • Menggunakan Obat Pereda Nyeri : Batu ginjal keluar melalui urine seringkali menyebabkan rasa nyeri, maka penderita dapat mencoba menggunakan paracetamol, sejenis obat pereda nyeri.
Tinjauan
Penanganan batu ginjal dilakukan dalam tiga metode, yaitu penanganan mandiri pada kasus batu ginjal ringan (yaitu obat pereda nyeri serta memperbanyak konsumsi air putih), melalui obat-obatan, serta operasi jika batu ginjal berukuran cukup besar.

Komplikasi Batu Ginjal

Batu ginjal yang ringan dan dapat keluar dengan sendirinya melalui urine tidak perlu dikhawatirkan.

Namun jika batu bertambah besar serta tak kunjung dapat keluar, maka ginjal adalah tempat batu bisa terjebak.

Bahkan batu ginjal berpotensi turun di sepanjang saluran kemih dan berada di ureter yang bila tak segera keluar, beberapa kondisi komplikasi ini berisiko terjadi :

  • Iritasi pada ureter
  • Kejang pada ureter
  • Perdarahan saat buang air kecil (urine keluar bersama darah sebagai efek iritasi)
  • Sumbatan pada saluran kemih yang berujung pada kerusakan ginjal dan infeksi ginjal.

Pencegahan Batu Ginjal

Batu ginjal dapat dicegah menjadi lebih parah maupun dicegah terulang kembali dengan berbagai upaya yang tidak begitu sulit diterapkan. Semuanya berawal dari gaya hidup sehat, benar dan seimbang, seperti halnya [2,4,5,6] :

  • Menghindari konsumsi makanan berkalsium tinggi secara berlebihan; penuhi kebutuhan kalsium bagi tubuh tanpa berlebihan.
  • Jika mengonsumsi suplemen kalsium, konsultasikan dengan dokter agar tidak menggunakan dosis secara keliru.
  • Memperbanyak asupan air putih, 2-3 liter setiap hari untuk mencegah dehidrasi serta mampu membuang limbah dalam tubuh dengan lancar.
  • Menghindari konsumsi ikan, daging merah maupun daging unggas secara berlebihan, khususnya makanan yang menyebabkan kenaikan asam urat.
  • Melakukan pengecekan kesehatan rutin, tak hanya kadar gula, kadar kolesterol, tekanan darah maupun trigliserida, tapi juga kadar asam urat.
Tinjauan
Belum terdapat obat khusus dalam mencegah batu ginjal, namun untuk menghindari batu ginjal maupun kekambuhannya, pola hidup perlu dijaga tetap sehat. Perbanyak air putih setiap hari, hindari asupan kalsium terlalu berlebihan, lakukan cek kesehatan, dan hindari makanan-makanan yang menyebabkan asam urat.

Anonim. 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ginjal Kronis.
Charlotte H Dawson, SpR & Charles RV Tomson. 2012. Royal College of Physicians Clinical Medicine. Kidney stone disease: pathophysiology, investigation and medical treatment.
Tilahun Alelign & Beyene Petros. 2018. PubMed Central US National Library of Medicine National Institutes of Health. Kidney Stone Disease: An Update on Current Concepts.
Saeed R. Khan, Margaret S. Pearle, William G. Robertson, Giovanni Gambaro, Benjamin K. Canales, Steeve Doizi, Olivier Traxer,6 & Hans-Göran Tiselius. 2016. HHS Public Access. Kidney stones.
Anonim. 2019. National Health Service. Kidney stones.
Anonim. 2016. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Kidney Stones.

Share