Bau mulut atau halitosis adalah suatu kondisi di mana dari mulut keluar bau yang tidak sedap dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya kebersihan mulut, jenis makanan yang dikonsumsi, kondisi medis tertentu dan sebagainya [3,4,5,6,8,9].
Walaupun sepintas dianggap sebagai masalah kesehatan yang ringan, bau mulut dapat cukup mengganggu, apalagi ketika dikaitkan dengan kehidupan sosial.
Tinjauan
Bau mulut disebut juga dengan istilah halitosis adalah kondisi ketika aroma kurang sedap keluar dari mulut seseorang. Kondisi medis tertentu, jenis makanan, dan kurangnya kebersihan mulut mampu menjadi alasannya.
Fakta Tentang Bau Mulut
Bau mulut adalah suatu kondisi yang wajar di mana 50% lebih dari populasi dunia pasti mengalaminya [1].
90% penyebab bau mulut adalah tingkat kebersihan mulut yang rendah, infeksi tenggorokan, pengaruh makanan yang dikonsumsi, karsinoma oral, maupun penyakit gigi dan mulut [1].
Pada 1% kasus bau mulut, penyebab utamanya adalah obat-obatan dan diet [1].
Di Indonesia, prevalensi karies gigi adalah sebesar 53% menurut hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 yang Departemen Kesehatan selenggarakan; sementara itu, karies gigi adalah salah satu penyebab bau mulut paling umum [2].
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, anak usia dini (usia 5-6 tahun) di Indonesia sebanyak 93% mengalami gigi berlubang akibat karies gigi yang artinya juga lebih rentan mengalami bau mulut. Hal ini menandakan bahwa yang tidak mengalami karies gigi hanya sekitar 7% saja [10].
Di Indonesia, prevalensi karies gigi pada anak adalah 86,4% pada anak usia 5 tahun, 85% pada usia anak 4 tahun, dan 60% pada usia 3 tahun [11].
Penyebab Bau Mulut
Ada berbagai faktor yang mampu menyebabkan seseorang memiliki bau mulut tak sedap, berikut adalah faktor-faktor yang dimaksud :
Mulut Kering : Mulut kering atau xerostomia adalah kondisi ketika air liur terproduksi sangat sedikit sehingga mulut menjadi kering sehingga bau mulut menjadi kurang sedap. Penyebab xerostomia sendiri bisa berupa penyakit tertentu [3,4,5,6,8,9].
Merokok : Penggunaan tembakau, baik itu merokok atau mengunyah-ngunyah saja dapat menyebabkan mulut pahit dan menghasilkan bau yang kurang sedap [3,4,5,6,8].
Kebersihan Mulut yang Kurang : Jarang menyikat gigi, jarang flossing, maupun jarang menggunakan obat kumur akan menyebabkan sisa-sisa makanan menumpuk di dalam mulut di mana hal ini berakibat pada timbulnya plak, karies gigi dan bakteri sehingga bau mulut terjadi [3,4,5,6,8,9].
Makanan : Makanan-makanan yang beraroma menyengat dapat menjadi penyebab utama bau mulut jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak. Contoh makanan yang mampu memicu bau mulut adalah bawang bombay dan bawang putih[4,5,6].
Infeksi Mulut : Penyakit gusi maupun gigi dapat pula menjadi asal dari bau mulut yang tak sedap [3,4,5,6,8].
Dehidrasi : Kurangnya asupan cairan dapat menjadi salah satu faktor risiko bau mulut terjadi karena hal inilah yang menyebabkan mulut terasa kering [6].
Kawat Gigi : Penggunaan kawat gigi mungkin bermanfaat dalam merapikan gigi yang kurang teratur, namun hati-hati karena kawat gigi dapat menyebabkan bau mulut jika tidak dibersihkan dengan benar. Kawat gigi yang tak dibersihkan dapat menjadi sarang bakteri yang kemudian menjadi asal bau mulut [5,6,8].
Kehamilan : Saat hamil, morning sickness atau mual serta muntah menjadi hal yang wajar, dan karena hal inilah bau mulut dapat terjadi. Faktor perubahan hormon dan dehidrasi pun dapat menyebabkan bau mulut pada saat hamil [6,8].
Obat Tertentu : Beberapa jenis obat dapat menjadi penyebab bau tak sedap keluar dari mulut penggunanya, seperti beberapa obat kemoterapi, obat antihistamin untuk alergi, nitrat yang digunakan oleh penderita angin duduk, serta pengguna suplemen vitamin dalam dosis besar [4,5,6].
Diet : Bau mulut dapat dialami oleh program diet rendah karbohidrat ataupun diet dengan metode puasa. Ini karena adanya keton, yaitu bahan kimia yang terhasilkan dari pemecahan lemak; karena keton beraroma kuat, maka bau mulut bisa dengan mudah terjadi [5,6].
Tinjauan
Penyebab bau mulut dapat umumnya meliputi makanan, diet yang kurang sehat, penyakit tertentu, faktor kehamilan, kebersihan mulut yang kurang terjaga, mulut kering, serta penggunaan obat tertentu.
Gejala Bau Mulut
Gejala utama pada bau mulut tentunya adalah keluarnya aroma tak sedang dari mulut ketika seseorang sedang membuka mulut, berbicara, maupun menguap [3,4,5,6,8] .
Penderita bau mulut seringkali tak dapat menyadari bahwa aroma nafasnya kurang sedap sehingga orang lain yang berada di sekitarlah yang kerap memberi tahu atau menjaga jarak dengan penderita.
Selain bau mulut yang tak sedap itu sendiri, beberapa gejala inilah yang biasanya menyertai :
Mulut kering.
Lidah terasa cukup tebal karena seperti terdapat lapisan di sana.
Timbul rasa seperti asam atau tidak enak pada lidah.
Kapan seharusnya seseorang ke dokter untuk memeriksakan diri?
Bau mulut memang sepintas dianggap sebagai hal yang wajar dan tidak perlu sampai harus ditangani oleh dokter.
Hanya saja, bau mulut dapat menjadi indikator gangguan kesehatan dalam tubuh. Maka ketika gejala-gejala lain seperti berikut ini menyertai, segera ke dokter [6,7] :
Bau mulut terjadi setelah menggunakan obat tertentu
Bau mulut terjadi setelah menjalani operasi gigi
Bau mulut tidak kunjung hilang walau sudah menjaga kebersihan mulut secara rutin
Tinjauan
Aroma tak sedap yang keluar dari mulut adalah gejala utama bau mulut, namun biasanya pun disertai dengan mulut kering dan rasa tak enak pada lidah.
Pemeriksaan Bau Mulut
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter gigi biasanya hanya mencium bau yang berasal dari mulut serta hidung pasien.
Dokter pun akan memeriksa bagian belakang lidah karena umumnya sumber bau tak sedap pun bisa berasal dari bagian lidah tersebut [4].
Beberapa langkah pemeriksaan ini pun cukup umum untuk mendeteksi kondisi pada mulut pasien serta penyebab yang mendasari [5] :
Kromatografi Gas : Dokter menerapkan tes ini untuk proses pengukuran metil merkaptan, hidrogen sulfida, dan dimetil sulfida, yaitu tiga senyawa sulfur yang mudah menguap.
Halimeter : Dokter menggunakan alat detektor ini untuk mengukur kadar sulfur yang rendah.
Tes Beta-galactosidase : Karena bau mulut kerap kali memiliki kaitan dengan kadar enzim beta-galactosidase, maka dokter kemungkinan besar menerapkan tes ini pada pasien.
Tes BANA : Bau mulut dapat terjadi karena enzim spesifik yang dihasilkan oleh bakteri, maka dokter perlu memeriksa kadar enzim tersebut lebih dulu sebelum dapat menentukan solusi penanganannya.
Pemeriksaan fisik pada setiap bagian mulut dilakukan dokter dengan seksama untuk bisa mendeteksi keberadaan penyakit atau infeksi yang berhubungan dengan mulut pasien.
Tinjauan
Pemeriksaan fisik dengan mencium bau mulut serta mengecek bagian belakang lidah pasien akan dilakukan oleh dokter. Ada beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat diterapkan oleh dokter untuk mengetahui kadar senyawa tertentu dalam tubuh pasien.
Penanganan Bau Mulut
Penanganan bau mulut disesuaikan dengan faktor penyebabnya, namun secara umum bau mulut dapat ditangani secara mandiri maupun secara medis.
Penanganan Mandiri
Perubahan gaya hidup adalah penanganan mandiri yang paling bisa dilakukan, yaitu antara lain dengan cara [4,5,6] :
Menyikat Gigi Rutin : Sehari 2 kali adalah aktivitas menyikat gigi yang paling dianjurkan dan sebaiknya diterapkan untuk menjaga kebersihan gigi. Menyikat gigi juga dapat dilakukan setiap sehabis makan, namun juga jangan terlalu sering karena dapat mengauskan enamel gigi.
Menyikat Lidah : Tak hanya pada gigi, sisa-sisa makanan, sel-sel mati, dan bakteri dapat bersarang dan menumpuk pada lidah. Itulah mengapa bau mulut mudah timbul, maka setiap menyikat gigi, tak ketinggalan lidah pun perlu disikat.
Flossing : Menyikat gigi saja belum cukup, maka flossing atau proses pembersihan di sela-sela gigi menggunakan dental floss atau benang sangat dianjurkan.
Pasta Gigi Antibakteri : Untuk menghilangkan bau mulut tidak sedap,
Minum Banyak Air Putih : Mengasup banyak cairan adalah cara utama mengatasi sekaligus mencegah dehidrasi yang seringkali membuat mulut kering dan mengakibatkan bau mulut.
Membersihkan Gigi Palsu, Kawat Gigi, atau Alat Perawatan Gigi Lainnya : Para pengguna alat perawatan gigi seperti kawat gigi, pelindung gigi, gigi palsu dan sebagainya, pastikan untuk membersihkan setiap hari agar bakteri tidak menimbun dan menyebabkan bau mulut.
Tidak Merokok : Hindari tembakau, baik itu aktivitas merokok maupun mengunyah-ngunyahnya karena tembakau pun merupakan sumber dari bau mulut.
Mengganti Sikat Gigi Rutin : Setiap 3-4 bulan, gantilah sikat gigi untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Selain menjaga kebersihan mulut dengan baik, pola diet yang sehat juga mampu menghilangkan bau mulut [4,5,6,7].
Hindari konsumsi makanan-makanan yang beraroma menyengat secara berlebihan, seperti bawang putih dan bawang bombay.
Hindari konsumsi makanan bergula terlalu banyak.
Hindari konsumsi minuman beralkohol terlalu berlebihan.
Hindari konsumsi kafein terlalu sering dan banyak.
Konsumsi lebih banyak buah dan sayur bervitamin C tinggi supaya plak di dalam mulut berkurang, gusi sehat, dan menurunkan risiko penyakit gusi.
Konsumsi lebih banyak air putih untuk menghindarkan diri dari dehidrasi sekaligus demi menjaga kesehatan mulut.
Penanganan Medis
Penanganan medis akan diberikan oleh dokter gigi ketika memang terdapat suatu kondisi medis yang melatarbelakangi timbulnya bau mulut [4].
Penyakit gusi maupun gigi dapat menyebabkan bakteri bersarang di mana hanya ahli medislah yang dapat dipercaya untuk mengatasi penyakit tersebut dan menghilangkan bakteri.
Selain penderita penyakit gigi dan gusi yang perlu menemui dokter, pengguna kawat gigi ataupun gigi palsu yang mengalami bau mulut perlu memeriksakannya ke dokter [6].
Dikhawatirkan sisa-sisa makanan dapat menempel dan terjebak pada kawat gigi ataupun gigi palsu tersebut. Untuk mengatasinya, biarkan ahli medis yang membantu.
Anak-anak dengan kondisi bau mulut
kemungkinan disebabkan oleh kondisi medis yang tidak diketahui ataupun infeksi,
maka memeriksakan langsung ke dokter anak atau dokter gigi sangatlah penting.
Pantangan untuk Bau Mulut
Bau mulut dapat terjadi karena asupan makanan sehari-hari ataupun penggunaan pasta gigi yang beraroma menyengat.
Maka dari itu, perhatikan beberapa pantangan berikut untuk menghindari bau mulut [7] :
Pasta gigi dengan kandungan SLS atau sodium lauryl sulphate.
Obat kumur berbahan alkohol (karena cenderung membuat mulut kering)
Tak harus menghindari total daftar pantangan-pantangan tersebut, hanya saja batasi penggunaan dan konsumsinya agar tidak memperburuk kondisi bau mulut yang sedang terjadi.
Tinjauan
Bau mulut dapat diatasi dengan dua cara, penanganan mandiri (dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih rutin menjaga kebersihan mulut serta melalui diet sehat) dan penanganan medis tergantung dari penyebab bau mulut.
Komplikasi Bau Mulut
Bau mulut umumnya tidaklah berbahaya, namun karena pemilik bau mulut seringkali tak menyadarinya, maka orang lainlah yang biasanya akan memberi tahu [8].
Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri, rendah diri, stres hingga kecemasan berlebih akibat reaksi negatif dari orang lain yang mencium bau mulut tersebut.
Bila bau mulut sebenarnya disebabkan oleh
penyakit tertentu, maka jika tidak segera diatasi, kondisi penyakit penyebab
bau mulut ini dapat memburuk sebagai risiko komplikasinya.
Pencegahan Bau Mulut
Untuk mencegah bau mulut sekaligus meningkatkan kesegaran mulut, ada beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan [6,8,9] :
Menghindari aktivitas merokok atau mengunyah tembakau.
Menyikat gigi setiap sehabis makan atau setidaknya sehari 2 kali secara rutin dengan pasta gigi ber-fluoride.
Melakukan flossing sehari sekali setiap hari untuk membersihkan sela-sela gigi secara lebih maksimal.
Minum air putih banyak setiap hari agar tubuh dan mulut terhindar dari kekeringan dan dehidrasi.
Menggunakan obat kumur bebas alkohol untuk berkumur setiap sehabis menyikat gigi atau setiap sebelum tidur.
Mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan kesehatan mulut secara rutin.
Mengonsumsi permen atau permen karet bebas gula untuk mengurangi risiko mulut kering.
Tinjauan
Bau mulut selalu dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan mulut. Menyikat gigi sehari 2 kali, flossing, berkumur dengan obat kumur, mengonsumsi air putih lebih banyak, dan mengecek kesehatan mulut ke dokter adalah pencegahan terbaik.
1) Bahadır Uğur Aylıkcı & Hakan Çolak. 2013. US National Library of Medicine National Institutes of Health. Halitosis: From diagnosis to management.
2) Didik Budijanto. 2014. Kompasiana. 93 Juta Lebih Penduduk Indonesia Menderita Karies Aktif.
3) Anonim. Mouth Healthy by the American Dental Association. Halitosis.
4) Mayo Clinic Staff. 2018. Mayo Clinic. Bad Breath.
5) Tim Newman & Christine Frank, DDS. 2018. Medical News Today. Everything you need to know about bad breath.
6) John P. Cunha, DO, FACOEP & Jerry R. Balentine, DO, FACEP. 2019. MedicineNet. Bad Breath Home Remedies, Symptoms & Halitosis Prevention.
7) Dr Harold Katz & Anna Hunter. 2018. Daily Mail. Dentist reveals the 8 foods that cause bad breath (and the tactful way of letting someone know they have halitosis - without causing offence).
8) Anonim. MedBroadcast. Halitosis.
9) Alessandro Villa, DDS, PhD, MPH. 2019. Harvard Health Publishing - Harvard Medical School. Bad breath: What causes it and what to do about it.
10) Humas FKG UI. 2018. Universitas Indonesia - Faculty of Dentistry. 93 Persen Anak di Indonesia Alami Gigi Berlubang.
11) Revina Nadya Elfarisi, Sri Susilawati1, & Anne Agustina Suwargiani. 2018. Jurnal Universitas Padjajaran - Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Indonesia. Kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup anak usia 4-5 tahun di Desa Cilayung.