Kehamilan & Parenting

Bolehkah Ibu Hamil Makan Mayonaise?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbagai pantangan dan anjuran biasanya diberikan pada ibu hamil. Salah satu alasannya ialah karena selama mengandung wanita mengalami peningkatan kerentanan terhadap beberapa penyakit yang berasal/bersumber dari makanan. Patogen (agen penyebab penyakit) yang berasal dari makanan terkontaminasi dapat diturunkan ke janin di dalam kandungan dan berisiko menimbulkan masalah pada bayi[1].

Risiko insidensi penyakit terkait dengan makanan yang terkontaminasi lebih tinggi pada mereka dengan kondisi sistem imun lemah. Perubahan hormon selama kehamilan menurunkan fungsi imun termediasi sel, sehingga wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi[1, 2].

Mayonaise dan Risiko Penyakit Bawaan Makanan selama Kehamilan

Mayonaise terbuat dari kuning telur, air lemon atau cuka, dan minyak sayur. Lesitin dan protein yang terdapat di dalam kuning telur berperan sebagai emulsifier dan stabilizer, sehingga semua bahan tercampur dengan baik[3].

Mayonaise merupakan bahan pelengkap yang populer dengan rasanya yang lembut dan kental serta penggunaan yang praktis. Meski demikian, pembuatan mayonaise menggunakan bahan telur mengundang pertanyaan mengenai kemanan konsumsi mayonaise bagi ibu hamil[1].

Telur termasuk penyebab paling umum dari infeksi Salmonella, yaitu suatu penyakit yang bersumber dari makanan (food-borne disease) yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Di Amerika Serikat, diperkirakan frekuensi telur terinfeksi bekisar antara sekitar 1 dalam 30.000 hingga 1 dalam 10.000[2].

Bakteri Salmonella dapat ditemukan di dalam telur mentah, daging mentah (termasuk daging unggas), buah dan sayur yang tidak dicuci, serta susu yang tidak dipasteurisasi[4].

Salmonella enterica, serovars enteritidis dan Typhimurium bertanggung jawab untuk sebagian besar penyakit bersumber dari makanan yang berkaitan dengan konsumsi telur dan produk telur. Di Eropa, telur yang terkontaminasi masih menjadi sumber paling utama dari infeksi Salmonella enterica pada manusia[1].

Infeksi Salmonella mengakibatkan kondisi yang disebut sebagai salmonellosis, dapat mengakibatkan masalah seperti mual, sakit kepala, diare, muntah, demam, dan kram perut. Pada kasus berat, dapat timbul masalah yang lebih berat, seperti menyebarnya bakteri dalam aliran darah, dehidrasi ekstrim, artritis reaktif, dan meningitis[3].

Gejala dapat muncul di antara 6 jam hingga 6 hari setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Sementara infeksi dapat berlangsung mulai 4 hari hingga satu minggu lebih atau lebih lama, bergantung seberapa berat gejala yang dialami[4].

Meski tidak umum, Salmonella dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi selama kehamilan, bergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pada beberapa kasus, infeksi dapat meningkatkan lahir prematur dan membatasi pertumbuhan janin[5].

Pada sekitar 4% kasus, Salmonella dapat mengakibatkan bakterimia, yaitu suatu kondisi di mana terdapat bakteri di dalam aliran darah yang menimbulkan lingkungan tidak sehat di dalam Rahim dan dapat mengarah pada keguguran[5].

Pada kasus langka, infeksi Salmonella dapat diturunkan ke bayi. Bayi yang terinfeksi dapat mengalami gejala seperti demam dan diare. Bayi dengan infeksi Salmonella juga dapat mengalami sepsis atau mengembangkan meningitis[5].

Meningitis merupakan kondisi yang ditandai dengan pembengkakan area di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Jika tidak ditangani dengan tepat dengan antibiotik, dampak meningitis dapat mengarah pada masalah jangka panjang bagi anak[5].

Apakah Mayonaise Aman untuk Ibu Hamil?

Mayonaise yang diproduksi secara komersil umumnya aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan kebanyakan mayonaise komersil menggunakan telur yang telah dipasteurisasi. Untuk memastikan keamanan, sebaiknya membaca komposisi bahan pada label kemasan[1].

Pasteurisasi merupakan proses yang melibatkan memanaskan makanan hingga suhu tertentu untuk membunuh bakteri berbahaya yang mungkin terdapat dalam bahan makanan. Sehingga bahan yang melalui proses pasteurisasi lebih aman dari kontaminasi[1, 4].

Mayonaise yang Sebaiknya Dihindari Ibu Hamil

Mayonaise buatan rumah (homemade) umumnya terbuat dari telur yang tidak dipasteurisasi atau telur segar. Bahkan jika dilakukan, pasteurisasi rumahan tidak tergolong aman. Sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi mayonaise buatan rumah selama kehamilan[1].

Restoran atau rumah makan biasanya membuat mayonaise sendiri. Ada baiknya untuk bertanya pada staf mengenai bahan yang digunakan, memastikan apakah dengan telur yang dipasteurisasi atau tidak. Jika tidak diketahui, maka lebih baik ibu hamil menghindari mengkonsumsinya[1].

Ibu hamil perlu memastikan untuk mengkonsumsi mayonaise yang terbuat dari telur yang telah dipasteurisasi saja. Untuk menjaga kesehatan kehamilan, dianjurkan untuk mengkonsumsi sesekali saja dan menghindari konsumsi berlebihan[3].

Mayonaise yang dibiarkan pada suhu ruangan terlalu lama juga berisiko menyebabkan sakit, termasuk mayonaise komersil. Sebaiknya mayonaise disimpan di dalam kulkas jika tidak digunakan. Untuk mayonaise buatan rumah, penggunaan dan konsumsi hendaknya dilakukan dalam 4 hari[4].

Alternatif Pengganti Mayonaise

Sebagai alternatif pengganti mayonaise, dapat dibuat mayonaise bebas telur yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Berikut bahan dan cara pembuatannya[4]:

Bahan:

  • 3 sendok jus lemon
  • ½ cangkir susu kedelai
  • ¼ sendok teh garam
  • ¼ sendok teh paprika
  • ¼ sendok teh mustar
  • 6 sendok minyak sayur (jenis apa saja)

Cara membuat:

  • Masukkan semua bahan kecuali minyak sayur ke dalam blender, gunakan kecepatan pelan untuk mencampur bahan hingga rata dan halus
  • Tambahkan perlahan beberapa tetes minyak sayur hingga mulai mengental
  • Campur kembali bahan-bahan dengan blender hingga kental
  • Setelah selesai, pindahkan mayonaise ke toples dan letakkan di dalam lemari es selama 1 jam sebelum dimakan

Tips Memilih Mayonaise untuk Ibu Hamil

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil sebelum memilih mayonaise untuk dibeli[1, 3]:

  • Membaca dengan hati-hati bagaimana produk dibuat
  • Membaca label kemasan untuk memastikan apakah produk terbuat dari telur mentah. Ibu hamil sebaiknya memilih mayonaise berbahan telur yang dipasteurisasi. Jika komposisi tidak tercantum dengan jelas, lebih baik memilih merk lain yang memberikan daftar komposisi lebih lengkap.
  • Ingat untuk memilih mayonaise yang terbuat dari telur yang dipasteurisasi yang mana merupakan pilihan ideal selama kehamilan karena aman dari risiko infeksi
  • Menghindari produk bermerek konvensional atau buatan rumah jika tidak dapat memastikan dari penjual atau label mengenai bahan yang digunakan

1. Jesmarie Macapagal, RN, MD, DPPS. Can You Eat Mayonnaise While Pregnant? Pasteurization Explained. Birthing for Life; 2021.
2. Carolyn Tam, Aida Erebara, MD, and Adrienne Einarson, RN. Food-Borne Illnesses during Pregnancy: Prevention and Treatment. Official Publication of the College of Family Physicians of Canada; 2010.
3. Anonim. Mayonnaise During Pregnancy Is It Safe to Eat? Being the Parent; 2021.
4. Ashley Marcin, reviewed by Jillian KUbala, MS, RD. Can You Eat Mayonnaise During Pregnancy? Healthline; 2020.
5. Anonim. Salmonella. Mother to Baby; 2020.

Share