Ibu hamil memiliki banyak pantangan, baik makanan, minuman maupun obat.
Namun, setelah melahirkan dan dalam proses menyusui pun para ibu masih dibatasi dalam mengasup apapun secara sembarangan maupun berlebihan [1,2].
Bagi ibu menyusui yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi, mengonsumsi obat hipertensi kemungkinan bisa berbahaya dan memengaruhi bayi yang menyusu.
Ketahui apakah ibu menyusui boleh mengonsumsi obat hipertensi dan seperti apa bahayanya bagi busui maupun bayi yang meminum ASI.
Bolehkah ibu menyusui minum obat hipertensi?
Boleh, selama obat hipertensi diresepkan langsung oleh dokter, sebab beberapa jenis obat aman bagi ibu menyusui sedangkan jenis obat lainnya ada yang berbahaya [3,4].
Bagi para ibu yang pada waktu kehamilan sudah mengalami hipertensi dan sudah diresepkan obat hipertensi oleh dokter, obat-obatan tersebut bisa terus dikonsumsi bahkan sampai saat menyusui [5].
Obat hipertensi yang dikonsumsi selama hamil biasanya akan aman untuk dikonsumsi juga selama menyusui [5].
Kabar baiknya, banyak obat penurun tekanan darah tinggi yang bisa dikonsumsi oleh para busui [3,4,5].
Namun biasanya, pemilihan obat hipertensi juga tergantung dari kondisi fisik sang busui dengan dosis yang juga ditentukan oleh dokter agar tidak berbahaya [3,4,5].
Bagi para ibu menyusui penderita tekanan darah tinggi, berikut ini merupakan daftar obat hipertensi yang bisa dengan aman dikonsumsi :
Diuretik adalah salah satu obat hipertensi yang paling aman untuk para ibu yang sedang menyusui [3,5].
Hydrochlorothiazide merupakan golongan obat diuretik yang dimaksud [6].
Namun karena diuretik, efek samping dari obat hipertensi ini adalah meningkatkan frekuensi buang air kecil selama konsumsinya [7].
Saat menyusui seraya mengonsumsi obat hipertensi ini, pastikan untuk minum air putih yang lebih banyak.
Sebab jika frekuensi buang air kecil meningkat, maka produksi ASI juga akan terpengaruh ikut menurun.
Namun dari segi keamanan untuk bayi yang menyusu atau minum ASI, tidak akan ada masalah [6].
Tidak terdapat risiko berbahaya apapun dari efek konsumsi diuretik oleh para busui ke para bayinya, termasuk kekhawatiran terhadap terjadinya kelainan perkembangan bayi [6].
Golongan obat hipertensi diuretik lainnya yang dipastikan aman bagi busui selama dengan resep dan izin dokter adalah spironolactone [8].
Verapamil dan nifedipine adalah golongan obat hipertensi calcium channel blocker yang juga umumnya aman diminum ibu menyusui [9,10,11].
Obat ini dapat memperlancar aliran darah dengan membuat otot pembuluh darah lebih rileks [9].
Namun supaya lebih aman, konsultasikan dengan dokter mengenai berbagai kemungkinan efek sampingnya [9].
Biasanya, efek samping obat golongan calcium channel blocker meliputi sakit kepala, jantung berdetak lebih cepat atau berdetak tidak beraturan, hingga edema perifer [12].
Beta blockers dikenal sebagai salah satu obat hipertensi ampuh yang juga banyak dikonsumsi oleh ibu menyusui secara aman [4,5,13].
Obat hipertensi satu ini banyak diresepkan oleh dokter kepada para ibu menyusui dengan kondisi hipertensi [4,5,13].
Namun, satu obat golongan beta blockers yang TIDAK BOLEH dikonsumsi para busui adalah atenolol, labetalol dan acebutolol [4,13].
Atenolol, labetalol dan acebutolol adalah pengecualian dan sama sekali tidak dianjurkan bagi ibu hamil maupun ibu menyusui karena efeknya bisa berdampak buruk bagi kesehatan bayi [4,13].
Sementara itu, jenis beta blockers yang BOLEH diminum saat menyusui adalah propranolol, metoprolol dan labetalol [4,13].
Obat hipertensi satu ini juga tergolong aman diminum para ibu saat menyusui dalam menurunkan dan menstabilkan tekanan darah dengan mengurangi kadar catecholamine [4,14,15].
Catecholamine sendiri adalah hormon-hormon yang membuat pembuluh darah berisiko menyempit [15].
Hanya saja, waspadai beberapa efek samping selama konsumsinya, seperti peningkatan produksi air liur, susah tidur, tubuh cepat lelah, hingga gejala depresi [16,17].
Bagi ibu menyusui penderita tekanan darah tinggi yang memiliki riwayat depresi, methyldopa sebaiknya tidak digunakan [17].
Dokter sering pula meresepkan ACE inhibitors kepada para ibu menyusui untuk menurunkan tekanan darah tinggi [4].
Benazepril, captopril, dan enalapril adalah beberapa golongan ACE inhibitors yang bisa diminum secara aman [4].
Para busui akan mengalami gejala hipertensi yang mereda karena efek ACE inhibitors yang menjadi penghambat produksi senyawa angiotensin II yang membuat pembuluh darah berisiko menyempit [4].
Hanya saja saat berkonsultasi dengan dokter, tanyakan apa saja kemungkinan efek samping yang bisa terjadi.
Umumnya, efek samping ACE inhibitors tidak terlalu serius yang meliputi keringat berlebih, kelelahan, sakit kepala, tekanan darah rendah, penglihatan buram, dan mulut kering [4].
Apakah amlodipine tergolong obat hipertensi yang aman bagi busui?
Tidak, setidaknya sebelum benar-benar dipastikan dan terbukti secara ilmiah bahwa amlodipine benar-benar aman dikonsumsi oleh ibu menyusui [18].
Walau menurut beberapa laporan amlodipine dikeluarkan ASI dalam konsentrasi kecil, akan tetap ada risiko efek obat hipertensi ini yang berbahaya bagi bayi [18].
Masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai seberapa bahaya efek amlodipine terhadap janin maupun bayi setelah lahir [18].
Kesimpulan
Sekalipun ibu menyusui boleh minum obat hipertensi, pastikan untuk tidak membeli obat tersebut sendiri tanpa resep dokter.
Untuk mengetahui seberapa aman obat hipertensi bagi para ibu menyusui, serta agar dapat mengonsumsi dosis yang aman, konsultasikan dengan dokter.
Karena konsumsi bersamaan dengan menyusui, tanyakan kepada dokter waktu paling tepat meminum obat resep tersebut agar aman bagi ibu maupun bayi yang masih menyusu.
1. Ashlee Neuman. Are There Foods to Avoid While Breastfeeding?. The Bump; 2020.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Breastfeeding - Prescription Medication Use. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.
3. Society for Maternal-Fetal Medicine. Postpartum preeclampsia and breastfeeding. Baby Center; 2022.
4. Specialist Pharmacy Service. Safety in Lactation: Drugs for hypertension. Specialist Pharmacy Service; 2020.
5. Anne Eglash MD, IBCLC, FABM. Medications for High Blood Pressure When Breastfeeding. The Institute for the Advancement of Breastfeeding and Lactation Education; 2018.
6. National Library of Medicine. Hydrochlorothiazide. National Library of Medicine; 2018.
7. Carmen Fookes, BPharm. Hydrochlorothiazide: 7 things you should know. Drugs.com; 2022.
8. National Health Service. Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking spironolactone. National Health Service; 2022.
9. Fatoumah Alabdulrazzaq, MD & Gideon Koren, MD FRCPC FACMT. Fetal safety of calcium channel blockers. Canadian Family Physician; 2012.
10. National Library of Medicine. Verapamil. National Library of Medicine; 2019.
11. National Library of Medicine. Nifedipine. National Library of Medicine; 2021.
12. Mayo Clinic Staff. Calcium channel blockers. Mayo Clinic; 2021.
13. Mother to Baby. Beta Blockers. Mother to Baby; 2021.
14. National Library of Medicine. Methyldopa. National Library of Medicine; 2021.
15. Sheldon G. Sheps M.D., Bruce A. Kottke M.D., Gertrude M. Tyce Ph.D., & Eunice V. Flock Ph.D. Effect of methyldopa on the metabolism of catecholamines and tryptophan in metastatic pheochromocytoma: Report of two cases. The American Journal of Cardiology; 1964.
16. Mayo Clinic Staff. Methyldopa (Oral Route, Intravenous Route). Mayo Clinic; 2023.
17. Michał Wiciński, Bartosz Malinowski, Oskar Puk, Maciej Socha & Maciej Słupski. Methyldopa as an inductor of postpartum depression and maternal blues: A review. Biomedicine & Pharmacotherapy; 2020.
18. National Health Service. Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking amlodipine. National Health Service; 2022.