Bunga Dandelion (Taraxacum officinale) adalah bunga berwarna putih yang memiliki serabut kecil-kecil berbentuk bulat seperti kepala. Bunga ini termasuk pada keluarga keluarga Asteraceae.
Taraxacum atau Bunga Dandelion sendiri adalah spesies yang memiliki genus herba padang rumput dan tersebar luas dari daerah subtropis hingga sub-arktik (Kutub/Alpen) di seluruh dunia [1].
Daftar isi
Bunga Dandelion tumbuh di daerah beriklim sedang di dunia. Secara spesifik Bunga Dandelion biasa tumbuh di halaman rumput, di pinggir jalan, di tepi sungai, dan tepi saluran air yang terganggu.
Bunga Dandelion juga tumbuh di tanah lembab. Bagi sebagian pihak Bunga Dandelion dianggap gulma terutama di halaman rumput dan di sepanjang tepi jalan, tetapi kadang-kadang digunakan sebagai ramuan medis dan persiapan makanan.
Bunga Dandelion tumbuh dari akar tunggang yang umumnya tidak bercabang. Tanaman ini menghasilkan satu hingga lebih dari sepuluh batang yang biasanya memiliki tinggi 5–40 cm dan ada juga yang mencapai tinggi 70 cm.
Batang Bunga Dandelion bisa berwarna keunguan dan posturnya bisa tegak atau kendor. Tumbuhan ini memiliki getah dan daunnya semuanya basal atau dengan kata lain setiap batang berbunga tidak memiliki daun pelindung (biasanya dibawah bunga) dan memiliki satu kepala bunga.
Daun Bunga Dandelion memiliki panjang 5–45 cm dan lebar 1–10 cm berbentuk lonjong dengan alas menyempit ke tangkai daun dengan perlahan-lahan [2].
Berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada Bunga Dandelion per 100 gram [3].
Nama | Kuantitas |
Beta-karoten | 64% |
Vitamin C | 42% |
Tiamin (B1) | 17% |
Riboflavin (B2) | 22% |
Niasin (B3) | 5% |
Asam pantotenat (B5) | 2% |
Vitamin B6 | 19% |
Folat (B9) | 7% |
Kolin | 7% |
Vitamin E. | 23% |
Vitamin K | 41% |
Kalsium | 19% |
Zat Besi | 24% |
Magnesium | 10% |
Mangan | 16% |
Fosfor | 9% |
Kalium | 8% |
Sodium | 5% |
Seng | 4% |
Berdasarkan tabel gizi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan utama Bunga Dandelion adalah beta-karoten yang bermanfaat untuk sel-sel darah.
1. Sebagai zat anti radikal
Hasil ekstraksi bunga dan daun Dandelion menghasilkanzat anti radikal yang baik, terutama bagi daun dari pada bunganya [4].
2. Sebagai obat penyakit neurodegeneratif
Penyakit neurodegeneratif diakibatkan oleh kerusakan neuron yang terletak di dalam sel. Sel tersebut terletak di dalam otak.
Jenis penyakit neurodegeneratif yang umum di masyarakat adalah alzheimer, parkinson, dan demensia.
Sifat antioksidan dapat melindungi neuron di dalam sel. Penelitian telah dibuktikan dengan hasil ekstraksi Bunga Dandelion [5].
3. Sebagai anti inflamasi
Pengujian dilakukan kepada subjek berpenyakit Aterosklerosis dengan ekstrak Bunga Dandelion. Hasilnya, ekstrak Bunga Dandelion efektik sebagai bahan pencegahan peradangan vaskular dan aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah timbunan plak kolesterol di dinding arteri yang menyebabkan terhalangnya aliran darah. Jika pecah, gumpalan plak menyebabkan oklusi akut arteri [6].
4. Sebagai obat anti depresi
Hasil uji fitokimia Bunga Dandelion yang diberikan pada tikus depresi terbukti secara signifikan dapat mengurangi tingkat depresi pada tikus tersebut.
Depresi adalah gangguan umum yang terkait dengan tingkat kronisitas, masalah psiko-sosial dan fisik yang tinggi serta pemikiran bunuh diri [7].
5. Sebagai obat demam berdarah
Hasil uji virus yang dilakukan dengan ekstrak Dandelion terbukti bahwa Dandelion memiliki senyawa aktif untuk dikembangkan dalam pengobatan demam berdarah [8].
6. Sebagai Obat Pencernaan
Akar Bunga Dandelion memiliki sifat memperbaiki terutama pada sistem pencernaan [9].
7. Sebagai obat obesitas
Dalam penelitian terbaru, terungkap bahwa ekstrak Bunga Dandelion mungkin berperan penting peran selama adipogenesis dan metabolisme lipid, sehingga mungkin memiliki potensi untuk pengobatan obesitas [10].
Adipogenesis merupakan proses tumbuh kembang jaringan adiposa yang meliputi proliferasi sel jaringan adiposa dan diferensiasinya menjadi adiposit dewasa. Sel adiposit diduga dapat berasal dari sel mesenkim multipoten, fibroblas, dan sel prekursor adiposit di dalam jaringan adiposa yang bertahan sepanjang hidup.
Selain faktor genetik, nutrisi, hormonal dan lingkungan, perlangsungan adipogenesis juga dipengaruhi oleh angiogenesis serta berbagai modulator, baik yang bersifat stimulasi maupun inhibisi.
Ketidakseimbangan yang terjadi pada kerja faktor-faktor tersebut dapat memicu pembentukan jaringan adiposa yang berlebihan, yang berakibat terjadinya obesitas berserta komorbidnya [11].
8. Sebagai zat sitotoksik
Percobaan ekstrak Bunga Dandelion dilakukan pada sel ginjal kelinci. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa surfaktan terutama senyawa non-ionik dapat digunakan secara efektif sebagai pengubah ekstraksi senyawa fenolik dalam air dari bahan tanaman.
Manfaat dibandingkan pelarut organik tradisional adalah sifatnya yang tidak mudah terbakar. Lebih lanjut, surfaktan (mineral yang dihasilkan dari penelitian ini) juga dapat digunakan pada konsentrasi rendah.
Studi tentang garis sel, bagaimanapun membuktikan bahwa senyawa dalam Bunga Dandelion memiliki kemampuan zat sitotoksik [4].
9. Sebagai penyeimbang sel darah
Hasil penelitian plasebo Bunga Dandelion terhadap sel darah pada tikus, diketahui bahwa secara signifikan terjadi kenaikan limfosit pada sel darah tikus.
Limfosit adalah salah satu sel yang terdapat pada darah. Sel ini tergabung dalam jenis sel darah putih. Berkat sel darah yang tidak seimbang, maka kesehatan tubuh juga terganggu.
Berkat kenaikan ini maka dapat disimpulkan bahwa Bunga Dandelion dapat menyeimbangkan sel-sel dalam darah agar kesehatan tetap terjaga.
Selain itu, keseimbangan sel darah yang baik akan meningkatkan performa darah dalam mengedarkan oksigen dalam tubuh [13].
10. Sebagai zat penambah stamina
Beberapa ekor tikus dites dengan latihan renang hingga tenaganya terkuras habis. Setelah kekurangan tenaga para tikus diberikan Bunga Dandelion.
Pemberian ekstrak Bunga Dandelion diberikan dengan cara injeksi. Setelah diberi injeksi, para tikus menjadi bertenaga kembali.
Hal ini membuktikan bahwa Bunga Dandelion terbukti mampu mengembalikan stamina yang terkuras [14].
11. Sebagai peningkat hormon seksual pria
Ekstrak Bunga Dandelion terbukti berhasil meningkatkan kadar enzim steroidogenik.
Steroidogenik atau steroidogenesis adalah proses pembentukan hormon steroid baik itu di kelenjar adrenal, testes dan ovarium. Pada laki-laki steroidogenesis terutama berlangsung di testes oleh sel Leydig.
Apabila enzim streoidogenesis menurun, maka kualitas dan keinginan seksual pada pri juga menurun. Penurunan ini awam terjadi ketika seorang pria sudah memasuki usia penuaan.
Meski akan berlangsung alami, penurunan ini akan menjadi masalah ketika seorang pria belum memasuki usia penuaan [15].
1. Menyebabkan penyakit kulit
Seperti yang diketahui berdasarkan tabel gizi, kandungan utama dan yang paling utama adalah beta-karoten. Dosis beta-karoten yang berlebihan dapat mengakibatkan karotenodermia [16].
Karotenodermia gejala jinak tubuh dimana kulit berubah menjadi lebih oranye dari biasanya. Hal ini disebabkan sumber alami beta-karoten yang didapatkan dari buah-buahan berkulit oranye. Serapan ini disimpan sebagai lemak dibawah lapisan kulit, sehingga warna oranye terjadi.
2. Menyebabkan keracunan
Beta-karoten yang berlebih akan mempengaruhi penyerapan vitamin A dalam tubuh. Jika tubuh memiliki cukup vitamin A, maka konversi beta-karoten menurun.
Maka, kebalikannya jika beta-karoten tinggi maka penyerapan vitamin A akan naik. Tingginya vitamin A dalam tubuh akan menyebabkan keracunan.
Gejala yang muncul akibat tingginya vitamin A dalam tubuh ini adalah Pelunakan tulang tengkorak yang tidak normal pada bayi dan anak-anak, penglihatan kabur, sakit tulang atau bengkak, menggembung ubun pada bayi, perubahan kesadaran, nafsu makan menurun, pusing, kantuk, mukosa lambung, dan sakit kepala [17].
Selain kandungan yang dikonsumsi berlebih, bahaya keracunan juga datang dari kebersihan yang tidak terjamin. Olahan rumahan yang tidak memperhatikan kesterilan Bunga Dandelion akan menumpuk bakteri.
Bakteri yang berlebih tidak bisa ditolerir oleh tubuh dan dapat menimbulkan penyakit lain. Daun Bunga Dandelion yang kerap dijadikan olahan kuliner perlu mendapat perhatian lebih terkait kesehatan karna cakupan olahannya lebih luas dari pada di dalam laboratorium medis.
1. Diolah menjadi salad atau wine
Daun Dandelion biasa disebut Dandelion hijau. Daun Dandelion dapat dikonsumsi matang atau mentah. Dalam kuliner, daun ini biasa diolah menjadi salah satu kondimen masakan, pada umumnya ditumis dan disandingkan dengan bahan makanan lainnya [3].
Selain tumis Dandelion juga disajikan dalam bentuk sup dan salad. Karekteristik daun Bunga Dandelion mirip seperti sawi. Rasanya agak pahit. Bunga Dandelion juga dapat diolah menjadi wine.
2. Diekstrak menjadi kapsul
Dandelion tersedia dalam bentuk kapsul. Kapsul ini dibuat berdasarkan rumusan ekstraksi Bunga Dandelion. Proses ekstrak Bunga Dandelion tidak disarankan untuk dilakukan di rumah.
Hal ini bertujuan untuk menghindari perubahan kandungan pasca proses ekstraksi. Selain itu langkah-langkah dan kandungan tambahan dalam proses ekstraksi harus diawasi oleh ahli [12].
Biasanya kapsul ini digunakan sebagai vitamin tambahan untuk menjaga kesehatan tubuh.
3. Diekstrak menjadi larutan
Bunga Dandelion tersedia dalam bentuk ekstrak cair. Ekstrak cair yang dimaksud bukan berupa pasta, namun lebih ke pada bentuk sirup.
Sama seperti ekstraksi kapsul, proses ekstraksi larutan Bunga Dandelion tidak disarankan untuk dilakukan di rumah, dengan alasan untuk menjaga keamanan dan jaminan kandungan ekstrak agar aman dikonsumsi [12].
4. Diolah menjadi teh
Bunga Dandelion juga dapat diolah menjadi teh, terutama pada bunga dan akarnya. Karena bagian tengah bunga memiliki rasa pahit, maka yang biasa digunakan adalah kelopaknya.
Ambil beberapa kelopak, daun, atau akar Bunga Dandelion, cuci bersih dengan air mengalir lalu tiriskan. Rebus bagian Dandelion yang diinginkan hingga mendidih.
Tambahkan gula aren atau madu untuk menambah khasiat dan pemanis alami. Proses penambahan dapat dilakukan setelah mendidih dengan baik dan setelah api dimatikan.
Jika tidak memungkinkan untuk membuat sendiri, membeli produk olahan berupa olahan Bunga Dandelion dalam kemasan kantong teh dapat menjadi solusi [12].
1. Menanam sendiri
Guna mendapatkan bagian tanaman Dandelion baik bunga hingga akarnya dengan mudah, menanamnya sendiri di pekarangan rumah akan menjadi lebih baik.
Tanaman ini dianggap gulma, sehingga sekalipun tidak direncanakan untuk budidaya tanaman tersebut dapat tumbuh tanpa perawatan khusus.
Iklim yang berubah-ubah bukan hambatan bagi Bunga Dandelion untuk tumbuh [2].
2. Menyimpan dalam bentuk produk olahan
Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya, banyak sekali produk olahan Bunga Dandelion yang dapat dimanfaatkan langsung seperti ekstrak kapsul, ekstrak larutan, dan teh Bunga Dandelion.
Hal ini memberikan kemudahan dan alternatif penyimpanan Bunga Dandelion yang lebih awet dan lebih baik, sehingga manfaatnya tetap terjaga, aman, dan tanpa harus takut terjadi kerusakan struktur (pembusukan) [2] [12].
Bunga Dndelion memiliki kandungan beta-karoten tinggi yang bermanfaat untuk sel-sel dalam darah.
1. Petra Macháčková, Ľuboš Majeský, Michal Hroneš, Eva Hřibová, Bohumil Trávníček, Radim J. Vašut. New chromosome counts and genome size estimates for 28 species of Taraxacum sect. Taraxacum. Comparative Cytogenetics; 2018.
2. Van der Kooi, C. J., Pen, I., Staal, M., Stavenga, D. G., & Elzenga, J. T. M. Competition for pollinators and intra-communal spectral dissimilarity of flowers. Plant Biology; 2015.
3. Anonym. Dandelion. USDA Nutrient Database; 2020.
4. Michał Miłek, Dana Marcinˇcáková, Jaroslav Legáth. Polyphenols Content, Antioxidant Activity, and Cytotoxicity Assessment of Taraxacum officinale Extracts Prepared through the Micelle-Mediated Extraction Method. Molecules; 2019.
5. Shan Huang, Ning Meng, Zhiming Liu, Li Guo,Linsha Dong, Bin Li, Qiang Ye. Neuroprotective Effects of Taraxacum officinale Wigg. Extract on Glutamate-Induced Oxidative Stress in HT22 Cells via HO-1/Nrf2 Pathways. Nutrients; 2018.
6. Daun Jeon, Seok Joong Kim, Hong Seok Kim. Anti-inflammatory evaluation of the methanolic extract of Taraxacum officinale in LPS-stimulated human umbilical vein endothelial cells. BMC Complementary and Alternative Medicine; 2017.
7. Cunyou Gao, Suli Kong, Benyu Guo, Xuejun Liang, Huifeng Duan, Donghe Li. Antidepressive Effects of Taraxacum Officinale in a Mouse Model of Depression Are Due to Inhibition of Corticosterone Levels and Modulation of Mitogen-Activated Protein Kinase Phosphatase-1 (Mkp-1) and Brain-Derived Neurotrophic Factor (Bdnf) Expression. Medical Science Monitor; 2019.
8. María R. Flores-Ocelotl, Nora H. Rosas-Murrieta, Diego A. Moreno, Verónica Vallejo-Ruiz, Julio Reyes-Leyva, Fabiola Domínguez, Gerardo Santos-López. Taraxacum officinale and Urtica dioica extracts inhibit dengue virus serotype 2 replication in vitro. BMC Complementary and Alternative Medicine; 2018.
9. Singh, A. Malhotra, S. Subban, R. Dandelion (Taraxacum officinale)-hepatoprotective herb with therapeutic potential. Pharmacognosy Reviews; 2008.
10. Gonzalez-Castejon, M. Garcia-Carrasco, B. Fernandez-Dacosta, R. Davalos, A. Rodriguez-Casado, A.Reduction of adipogenesis and lipid accumulation by Taraxacum officinale (dandelion) extracts in 3T3L1 adipocytes: An in vivo study. Phytotherapy Research; 2014.
11. William S. Wangko, Sunny Wangko. Adipogenesis tumbuh kembang adiposit. Jurnal Biomedik; 2010.
12. Cui, Y. Chinese Medicinal Capsule and Its Preparation Method. CN Patent; 2005.
13. Mehrdad Modaresi, Narges Resalatpour. The Effect of Taraxacum officinale Hydroalcoholic Extract on Blood Cells in Mice. Hindawi Publishing Corporation Advances in Hematology; 2012.
14. Zhang Jinchun, Chen Jie. The effects traxacum officinale extracts (TOE) supplementation on physical fatigur in mice. African Journal of Traditional, Complementary and Medicine; 2011.
15. Hyun Joo Chunga, Yoohun Nohd, Min Su Kime , Ara Janga, Chae Eun Leea, Soon Chul Myunga. Steroidogenic effects of Taraxacum officinale extract on the levels of steroidogenic enzymes in mouse Leydig cells. Animal cells and systems; 2018.
16. Wilhelm Stahl, Ulrike Heinrich, Holger Jungmann, Jutta von Laar, Michael Schietzel, Helmut Sies, Hagen Tronnier. Increased Dermal Carotenoid Levels Assessed by Noninvasive Reflection Spectrophotometry Correlate with Serum Levels in Women Ingesting Betatene. The Journal of Nutrition; 1998.
17. Gorospe Maria, Fadare Oluwole. Gastric Mucosal Calcinosis: Clinicopathologic Considerations. Anatomic Pathology; 2007.