Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Cegukan adalah suatu keadaan dimana diafragma (otot yang memisahkan rongga perut dan rongga paru) berkontraksi secara tiba-tiba tanpa disengaja. Cegukan dapat dialami oleh semua orang dan secara umum tidak
Cegukan adalah hal yang umum terjadi, dan seringnya tidak perlu dikuatirkan. Tapi, bagaimana bila terjadi saat sedang menjalani ibadah puasa? Sementara kita tahu bahwa minum air adalah cara yang paling banyak dilakukan untuk menghilangkannya.
Cegukan berawal di bagian bawah tubuh, yaitu diafragma; otot berbentuk kubah di antara paru-paru dan perut. [1]
Dalam keadaan normal, diafragma ditarik turun saat kita menarik nafas agar udara bisa masuk ke paru-paru, kemudian kembali tenang saat kita membuang nafas sehingga udara bisa mengalir keluar dari paru-paru menuju hidung dan mulut. [1]
Tapi jika sesuatu mengganggu diafragma, ia akan kejang sehingga memaksa tubuh untuk tiba-tiba menyedot udara ke tenggorokan, lalu mengenai laring atau kotak suara. Hal ini membuat pita suara tiba-tiba menutup, membuat suara “hik!” yang khas.
Cegukan bisa terjadi karena banyak sebab – beberapa bersifat fisik, tapi bisa juga karena sebab emosional. Ini karena gangguan yang sebenarnya terjadi pada syaraf yang menghubungkan otak ke diafragma. [1]
Berikut adalah penyebab umum cegukan: [1, 2]
Namun, selain hal-hal umum diatas, cegukan juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti: [4]
Pada kebanyakan kasus, cegukan bukanlah kondisi darurat dan tidak perlu dikhawatirkan. Tapi, jika berlangsung cukup lama maka bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas harian.
Ada beberapa cara untuk mengatasi cegukan. Biasanya, jika terjadi sebentar, cegukan akan hilang dengan sendirinya. Tapi, rasa tidak nyaman bisa membuat kita ingin cepat-cepat menghentikannya.
Yang harus diperhatikan, bila cegukan terjadi saat sedang melaksanakan ibadah puasa, maka hanya beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya tanpa membatalkan puasa: [2, 3]
Kebanyakan dari tips di atas hanya diturunkan dari generasi ke generasi. Beberapa bisa efektif mengatasi cegukan, meskipun sedikit sekali penelitian atau bukti ilmiah yang mendukungnya.
Seringkali juga, bila kita berkonsentrasi melakukan suatu hal, cegukan akan hilang. Hal ini berhubungan dengan syaraf.
Beberapa cara mudah di atas bisa kita coba untuk menghilangkan cegukan saat puasa tanpa membatalkannya. Namun, bila cegukan berlanjut terus hingga seharian, maka sebaiknya temui dokter.
Meskipun masih belum ada cara yang terbukti bisa mencegah terjadinya cegukan, tapi mengurangi paparan terhadap pemicu cegukan bisa membantu menekan kemungkinan cegukan. [2, 3, 4]
Tapi, jika cegukan disebabkan oleh kondisi kesehatan lain, seperti GERD (gastroesophageal reflux disease) atau gangguan asam lambung jangka panjang, maka kondisi tersebut lah yang harus diobati untuk mencegah terjadinya cegukan. [2, 3]
1) Renee A. Alli, MD. 2018. WebMD. What Causes Hiccups?
2) Chang, F. Y., Lu, C. –L.. 2012. National Center for Biotechnology Information. Hiccup: Mystery, nature and treatment
3) Steger, M., Schneemann, M., Fox, M. 2015. National Center for Biotechnology Information. Systemic review: the pathogenesis and pharmacological treatment of hiccups
4) Kohse EK, Hollmann MW, Bardenheuer HJ. 2017. Genetic and Rare Diseases Information Center. Chronic Hiccups: An Underestimated Problem