Penyakit & Kelainan

12 Ciri-Ciri Penis Tidak Sehat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kesehatan penis tidak hanya menentukan kemampuan untuk melakukan ereksi dan ejakulasi, namun juga berperan penting dalam kesehatan tubuh secara menyeluruh[1].

Masalah pada penis dapat menandakan adanya kondisi kesehatan tertentu. Demikian pula, masalah kesehatan yang mempengaruhi penis juga dapat menimbulkan berbagai gangguan lain, menyebabkan stress, masalah dalam hubungan, atau kurangnya kepercayaan diri[1, 2].

Dalam menjaga kesehatan, penting bagi pria untuk mengenali ciri-ciri penis tidak sehat, berikut diantaranya:

1. Penis Sakit atau Terasa Tidak Nyaman

Rasa sakit atau tidak nyaman ketika buang air kecil atau ejakulasi dapat merupakan tanda adanya infeksi pada penis seperti penyakit menular secara seksual. Rasa sakit pada penis dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk memastikan, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter[1, 2].

2. Dorongan Seks Rendah

Penurunan dorongan seksual dapat terjadi akibat beberapa hal. Salah satu penyebab penurunan dorongan seks ialah tidur apnea obstruktif, yaitu suatu gangguan tidur yang mana saluran pernapasan tersumbat[3].

Peneliti Jerman menemukan bahwa pria dengan tingkat oksigen darah saat malam paling rendah melaporkan tingkat dorongan seksual 11% lebih rendah dibandingkan pria yang bernapas dengan mudah[3].

Tidur apnea obstruktif dapat menyebabkan penurunan kadar testosterone sehingga mempengaruhi kemampuan ereksi[3].

Jika biasa tidur dengan mendengkur keras, terbangun untuk terengah-engah atau merasa kelelahan saat siang hari, periksakan ke dokter mengenai tes untuk tidur apnea obstruktif[3].

Penurunan dorongan seksual juga umum dialami oleh penderita disfungsi ereksi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah biologis atau emosional yang berdampak pada terganggunya keseimbangan hormon tubuh[4].

Pria dengan disfungsi ereksi sering merasa tidak mampu dan malu akan kondisinya. Emosi-emosi negatif ini sering kali mengakibatkan kecemasan, malu, dan depresi yang menurunkan dorongan pria untuk berhubungan seksual[4].

3. Ujung Penis Merah dan Bengkak

Kulit yang kemerahan dan terasa sakit dapat menandakan peradangan. Kondisi ini disebut sebagai balanitis, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur akibat higenitas bagian genital yang buruk[3].

4. Sensitivitas Penis Berkurang

Penis yang kurang sensitif daripada biasanya dapat menandakan adanya masalah kesehatan. Penurunan sensitivitas dapat menandakan kurangnya asupan nutrisi tertentu, seperti vitamin B12 dan folat[3].

Defisiensi vitamin tersebut dapat mencegah serabut saraf di dalam penis untuk mengirimkan sinyal ke otak. Pria dianjurkan untuk mengkonsumsi setidaknya 2,4 mg vitamin B12 dan 400 mg folat per hari[3].

Pria yang mengalami penurunan sensitivitas penis juga dianjurkan untuk melakukan tes gula darah untuk memeriksa diabetes. Bahkan kadar gula darah yang sedikit lebih tinggi dari normal sudah dapat mempengaruhi sensitivitas penis[3].

Penurunan sensitivitas penis juga dapat terjadi sebagai gejala disfungsi ereksi. Pada banyak pria, seiring usia yang makin lanjut mereka dapat memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan ereksi.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor hormonal, masalah medis atau masalah pada saraf akibat proses penuaan[3].

5. Kesulitan untuk Ereksi

Pria dapat memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan ereksi penuh dan hal ini dapat berprogres hingga ereksi perlu diawali dengan lebih banyak stimulasi[4].

Kesulitan untuk melakukan ereksi atau kesulitan untuk mempertahankan ereksi merupakan tanda dan gejala dari disfungsi ereksi. Pria dengan gangguan ini dapat berada di situasi yang memalukan di tengah hubungan seksual[4].

Disfungsi ereksi termasuk kondisi yang umum dialami pria. Jika pria mengalami gejala disfungsi ereksi maka sebaiknya ia mewaspadai risiko penyakit jantung. Hal ini dikarenakan disfungsi ereksi diduga mengindikasikan penyakit jantung[5].

Dilansir dari Cleveland Clinic, lebih dari 50% pasien yang menjalani operasi coronary bypass mengalami disfungsi ereksi. Selain itu, hampir 2/3 dari pasien yang mengalami serangan jantung mengalami disfungsi ereksi[5].

6. Lebih Sering Buang Air Kecil Daripada Biasanya

Buang air kecing yang terlalu kecil dapat disebabkan oleh hiperplasia prostatik jinak, yaitu suatu kondisi yang jarang menimbulkan gejala sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini mempengaruhi 90% pria pada usia 70 dan 80 tahun[3].

Prostat yang bertambah besar akan mengakibatkan tekanan pada saluran yang membawa urin keluar tubuh, memicu sensasi ingin buang air kecil[3].

7. Produksi Ejakulat Menurun atau Tidak Bisa Mencapai Orgasme

Ejakulat (cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi) dapat dipengaruhi oleh kadar hormon testosterone. Testosteron menstimulasi produksi cairan semen yang termasuk dalam ejakulat[3].

Kadar hormon testosterone dapat mengalami penurunan akibat penggunaan obat tertentu seperti obat SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Menurut studi, sekitar sepertiga pria yang menggunakan SSRI mengalami kesulitan untuk mencapai orgasme[3].

8. Ereksi Membelok ke Sudut yang Tidak Biasa

Pembelokan sudut ereksi secara abnormal dapat mengindikasikan penyakit peyronie, yaitu suatu kondisi yang membuat ereksi penis membelok pada sudut 30 derajat atau lebih[3].

Kondisi ini terjadi ketika plak kolagen terbentuk pada jaringan ikat pada sekeliling bagian menyerupai spons di dalam penis[3].

Penyebab penyakit peyronie dapat berupa faktor genetik atau tanda dari terlalu sering atau terlalu jarang melakukan hubungan seksual[3].

9. Keluar Cairan dari Penis

Keluarnya cairan kental berwarna putih, kuning, atau kehijauan dari ujung penis dapat mengindikasikan gonorrhea. Sementara keluarnya cairan jernih dapat mengindikasikan infeksi chlamydia[2].

10. Kulit Penis Melepuh dan Sakit

Sekelompok bintik-bintik merah gatal atau lepuhan pada penis atau skrotum (kantung testis) dapat menandakan genital herpes. Biasanya rasa sakit dan gatal muncul terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan kulit melepuh satu atau dua hari setelahnya[2].

11. Urin Berubah Warna dari Kuning Menjadi Merah

Warna urin yang kemerahan menandakan adanya darah di dalamnya. Darah dapat berasal dari pendarahan di saluran urin yang mana mengindikasikan adanya penyakit pada prostat, kandung kemih, atau ginjal[3].

Darah yang tercampur dalam cairan semen selama aktivitas seksual biasanya tidak menandakan adanya kondisi fatal. Meski demikian sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika menemukan darah dalam urin atau cairan semen[3].

12. Timbul Luka atau Benjolan pada Penis

Benjolan yang timbul pada penis dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari pembuluh darah, bintil, dan papula penis mutiara. Pada kebanyakan kasus, benjolan-benjolan tersebut tidak menandakan kondisi yang perlu dikhawatirkan[5].

Jika benjolan terasa sakit atau terdapat luka terbuka atau berair, maka sebaiknya segera diperiksakan. Luka semacam ini dapat menandakan infeksi penyakit menular seksual seperti herpes[5].

Timbulnya luka yang tidak sakit dan bertekstur keras (disebut chancre) pada penis dapat mengindikasikan infeksi sifilis atau molluscum contagiosum (suatu infeksi kulit akibat virus)[2, 5].

Pada umumnya, benjolan pada penis tidak menandakan kanker, terutama jika pria telah dikhitan (sirkumsisi)[5].

1. Anonim. Penis Health; Identify and Prevent Problem. Mayo Clinic; 2021.
2. Jerry Kennard, reviewed by Matthew Wosnitzer, MD. Penis-Related Symptoms That Could Indicate an STD. Very Well Health; 2022.
3. Paige Fowler. 8 warning signs from your penis. News24; 2018.
4. Anonim. The Early Warning Signs of Erectile Dysfunction. Core Wave Therapy; 2021.
5. Anonim. What a Man’s Penis Says About His Health. Cleveland Clinic; 2018.

Share