Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Imunisasi adalah suatu usaha menghadirkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Imunisasi dapat dilakukan dengan memasukan kuman atau bagian kuman yang dilemahkan atau dimatikan agar terbentuk respon
Salah satu hal yang paling efektif dalam mencegah penyakit menular, disabilitas, dan kematian akibat penyakit adalah dengan melakukan imunisasi [1].
Imunisasi juga berperan dalam meningkatkan secara drastis jumlah anak yang mencapai usia setahun serta menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit.[6]
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar di Indonesia tahun 2013, cakupan pemberian imunisasi lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah diimunisasi sebesar 8,7%. Padahal peraturan untuk memberikan imunisasi rutin pada bayi dan anak telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan. [6]
Lalu bagaimana dampak anak yang tidak diimunisasi sedari kecil? Berikut ini penjelasannya:
Daftar isi
Imunisasi pada anak, dapat mencegah penyakit serius yang juga bisa menyebabkan kematian. Beberapa dampak penyakit yang dapat timbul apabila anak tidak diimunisasi diantaranya[4]:
1. Campak
Campak, dapat menyebabkan pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak hingga kematian. Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.
Campak menyebar melalui udara melalui orang yang terkena batuk atau flu. Virus campak bertahan di udara hingga 2 jam setelah orang yang terinfeksi berada di sana.[7]
Sehingga anak sangat mudah tertular hanya dengan berada di ruangan yang sama. Karena sifatnya yang sangat menular kemungkinan hingga 90% dari anak di sekitarnya juga akan tertular jika mereka tidak diberikan imunisasi.[7]
2. Gondok
Gondok dapat menyebabkan tuli permanen. Gondok adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Gejala awalnya ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. [8]
Kemudian akan terjadi pembengkakan kelenjar ludah. Hal ini yang menyebabkan pipi dan rahang yang membengkak.[8]
3. Meningitis
Meningitis, juga dapat menyebabkan tuli permanen hingga kerusakan otak.
Meningitis ialah penyakit peradangan selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Penyebabnya ialah infeksi bakteri atau virus. Penyebab lain dari meningitis ialah kecelakaan, kanker, obat-obatan tertentu, dan jenis infeksi lain juga dapat menyebabkan meningitis. [9]
4. Polio
Polio adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan hingga kematian yang disebabkan oleh virus polio.
Virus menyebar dari orang ke orang dan dapat menginfeksi sumsum tulang belakang seseorang, yang mana hal tersebut menyebabkan kelumpuhan [10].
Sebelum penyakit-penyakit tersebut menyerang anak, alangkah baiknya untuk mencegahnya dengan melakukan imunisasi.
Bukan hanya penyakit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya dan resiko kematian yang diakibatkannya saja, terdapat juga dampak medis lainnya yang timbul akibat tidak diberikannya imunisasi pada anak, di antara lain [11]:
Tidak memberikan imunisasi pada anak juga menimbulkan dampak sosial kedepannya. Berikut dampak sosial yang dapat ditimbulkan dari tidak memberikan imunisasi pada anak [11]:
Orang tua ingin melakukan segala yang terbaik untuk anak-anaknya. Selain menjauhi anak dari bahaya perokok pasif, cara terbaik untuk melindungi anak-anak adalah memastikan memberikan imunisasi pada mereka.
Berikut ialah manfaat yang didapat dari memberikan imunisasi pada anak:
Meskipun jelas manfaatnya, banyak orang tua memilih untuk tidak memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka, alasannya ialah ketakutan akan hal yang tidak diketahui [2].
Bahaya imunisasi yang disebarkan oleh media dan praktisi klinis yang tidak teruji telah menyebabkan banyak orang tua lebih memilih resiko anaknya terkena infeksi daripada harus memberikan imunisasi pada anaknya.
Penolakan orang tua terhadap imunisasi merupakan kekhawatiran yang terus meningkat. Sejumlah penelitian telah meneliti alasan mengapa orang tua menolak, menunda, atau ragu-ragu untuk mengimunisasi anak mereka.
Alasan-alasannya bervariasi yang terbagi dalam 4 kategori menyeluruh. Keempat kategori tersebut adalah: [3]
Di Indonesia sendiri, imunisasi telah dilaksanakan semenjak 1956. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio dan campak.
Berikut rincian jadwal imunisasi lengkap anak yang seharusnya dilakukan:[6]
1. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
2. Imunisasi Lanjutan pada Usia Batita
3. Imunisasi Lanjutan pada Anak Sekolah
Itulah jadwal imunisasi wajib yang harus diberikan pada anak. Selain itu ada imunisasi khusus dan pilihan yang hanya diberikan pada kondisi tertentu saja.
Kondisi tersebut contohnya imunisasi sebelum keberangkatan umroh/haji, persiapan perjalanan menuju negara yang terjangkit penyakit tertentu serta untuk melindungi seseorang dari penyakit menular tertentu.
Jenis imunisasi khusus dan pilihan, diantaranya vaksin influenza, imunisasi anti-rabies, vaksin tifoid, vaksin JE (Japanese Encephalitis), dll. [6]
Tinjauan: Mengingat dampak negatif yang disebabkan bila tidak memberikan imunisasi pada anak, maka sebagai orang tua wajib memberikan imunisasi kepada anak sehingga anak tumbuh lebih sehat dan terhindar dari penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.
1) Andrew T. Kroger, Larry K. Pickering, Melinda Wharton, Alison Mawle, Alan R. Hinman, and Walter A. Orenstein. 2015. ScienceDirect. Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of Infectious Diseases (Eighth Edition).
2) Victoria Lynn Anderson MSN. 2015. ScienceDirect. Promoting Childhood Immunizations.
3) Chephra McKee, Pharm and Kristin Bohannon, BS2. 2016. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Exploring the Reasons Behind Parental Refusal of Vaccines.
4) Anonim. 2016. Canadian Paediatric Society. When parents choose not to vaccinate: Risks and responsibilities.
5) Anonim. 2018. U.S. Department of Health & Human Services. Five Important Reasons to Vaccinate Your Child.
6) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Buku Ajar Imunisasi.
7) Anonim. 2019. Centers for Disease Control and Prevention. Vaccine for Measles.
8) Anonim. 2019. Centers for Disease Control and Prevention. Mumps.
9) Anonim. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Meningitis.
10) Anonim. 2019. Centers for Disease Control and Prevention. What is Polio?.
11) Anonim. 2015. Department of Health New York State. The Harm of Skipping Vaccinations or Delaying.