Tinjauan Medis : dr. Yenny
Daun kelor memilik banyak nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi harian kita. Bisa di olah untuk berbagai masakan, seperti untuk memasak telur dan sejenisnya. Kaya antioksidan yang baik untuk menangkal
Daun kelor merupakan sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis dan subtropis di dunia. Daun Kelor umumnya dikenal dengan sebutan drumstick tree atau horseradish tree. [15]
Nama ilmiah daun kelor ialah Moringa oleifera dengan ciri berbentuk oval dan berukuran kecil, biasanya diolah sebagai tanaman untuk pengobatan.
Secara umum, daun kelor menawarkan peluang yang sangat menarik bagi petani kecil yang menanam daun kelor. Hal itu dikarenakan daun ini bermanfaat sebagai suplemen makanan, obat-obatan, sayuran, produk perawatan, serta mengurangi rumah kaca emisi gas.
Daftar isi
Berikut beberapa fakta menarik tentang daun kelor [1].
Di Nikaragua, daunnya dihancurkan atau direbus dan digunakan untuk mengurangi gejala sakit, nyeri, dan untuk membantu luka. Daun ini juga digunakan untuk meningkatkan kinerja pencernaan.
Di Afrika dan India, daun kelor telah digunakan untuk membantu memerangi malnutrisi pada anak. Selain itu, terdapat penelitian bahwa anak-anak Afrika yang mengonsumsi daun kelor ketika diuji status gizinya, mereka dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan, sekaligus menjaga kesehatan mereka. [14]
Mengingat kegunaannya yang beragam dan kemampuan adaptasi yang baik, daun kelor adalah tanaman yang ideal untuk produksi pangan berkelanjutan yang tumbuh subur seiring perubahan iklim.
Berikut adalah daftar nilai gizi pada daun kelor dan persentasenya dalam memenuhi kebutuhan harian tubuh kita per 100 Gram. [16]
Name | Amount | Unit |
---|---|---|
Energi | 64 | kcal |
Lemak | 1,4 | gram |
Natrium | 9 | miligram |
Total karbohidrat | 8.3 | gram |
Serat | 2 | gram |
Gula | 0 | gram |
Protein | 9.4 | gram |
Kalsium | 185 | miligram |
Zat Besi | 4 | miligram |
Kalium | 337 | miligram |
Vitamin C | 51.7 | miligram |
Vitamin A | 378 | mikrogram |
Asam Folat | 40 | miligram |
Fosfor | 112 | miligram |
Dari kandungan gizi daun kelor di atas, daun kelor kaya akan banyak nutrisi penting, termasuk protein, vitamin B6, vitamin C, riboflavin dan zat besi.
Karena kaya akan nutrisi, daun kelor dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk atau kapsul. Selain vitamin dan mineral, daun kelor juga mengandung banyak antioksidan.
Tanaman kelor telah digunakan untuk memerangi kekurangan gizi, terutama di kalangan bayi dan ibu menyusui. Tiga organisasi non-pemerintah khususnya Trees for Life, Church World Service dan Educational Concerns for Hunger Organization telah menyatakan bahwa daun kelor adalah “nutrisi alami untuk daerah tropis.” [14]
Daun kelor dapat dimakan mentah, dimasak, atau disimpan sebagai bubuk kering selama berbulan-bulan tanpa pendinginan dan tidak akan kehilangan nilai gizi.
Daun kelor sangat menjanjikan sebagai sumber makanan di daerah tropis karena pohon kelor lebat akan daunnya pada akhir musim kemarau ketika makanan lain biasanya langka. [12]
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gejala-gejala flu dapat menjadi lebih parah dan dapat mencakup demam, kedinginan, rasa sakit dan nyeri.
Diketahui bahwa daun kelor mengandung jumlah vitamin C yang tinggi, yang dapat meringankan sejumlah penyakit termasuk pilek dan flu.
Selain itu, daun kelor kaya akan kandungan vitamin A yang bertindak sebagai perisai terhadap penyakit mata, penyakit kulit, penyakit jantung, diare, dan banyak penyakit lainnya. [13]
Antioksidan berperan penting sebagai senyawa yang bertindak melawan radikal bebas dalam tubuh. Berbagai jenis antioksidan ditemukan pada daun kelor, diantaranya:
Suatu penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 1,5 sendok teh (7 gram) bubuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan secara signifikan meningkatkan kadar antioksidan darah. [4]
Dikarenakan kandungan antioksidannya yang tinggi, bahkan ekstrak daunnya dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan contohnya pada daging mentah untuk memperlambat proses oksidasi. [5]
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa tanaman daun kelor terutama bijinya, berperan untuk mengurangi terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air yang tercatat sebagai salah satu penyebab utama tingginya insiden kematian di negara-negara berkembang.
Dengan demikian, biji daun kelor mampu menarik bakteri dan virus yang ditemukan dalam air yang terkontaminasi dan keruh.[14]
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan penumpukan lemak atau plak pada dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di jantung (pembuluh darah koroner).
Penyebab kolesterol tinggi dari kebiasaan konsumsi makanan tidak sehat. Seperti yang diketahui makanan tidak sehat memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.
Daun kelor juga terbukti dapat meringankan hiperglikemia kronis dan dislipidemia (peningkatan kadar lemak dalam darah), karena dua kondisit tersebut adalah awal mula terbentuknya gejala diabetes dan risiko penyakit kardiovaskular. [7]
Kadar gula yang tinggi dapat menjadi masalah serius bagi tubuh manusia. Contohnya penyakit diabetes melitus adalah salah satu penyakit yang ditandai oleh peningkatan kadar gula dalam darah.
Hal tersebut dapat terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa menjadi energi. Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga kadar gula pada ambang normal.
Berdasarkan penelitian oleh The Journal of Molecular Nutrition and Food Research, ekstrak daun kelor yang kaya isothiocyanate yaitu senyawa kimia asal tumbuhan dengan efek antikanker.
Kegunaan lainnya dari senyawa ini untuk mengurangi penambahan berat badan, resistensi insulin, dan glukoneogenesis (metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen) untuk disimpan di dalam hati yang dicoba pada hati tikus. [8]
Penelitian kecil yang dilakukan oleh enam ilmuwan di India, pada beberapa orang dengan penyakit diabetes menemukan bahwa menambahkan 50 gram daun kelor ke dalam makanan mengurangi kenaikan gula darah sebesar 21%. [9]
Peradangan merupakan bentuk respon dari suatu organisme terhadap patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Peradangan muncul sebagai mekanisme perlindungan tetapi jika berlebihan dapat menimbulkan masalah serius bahkan memicu kanker.
Disebutkan bahwa sebagian besar kondisi tumor timbul dari akibat sel-sel inflamasi. [10]
Para ilmuwan percaya bahwa isothiocyanate adalah senyawa anti-inflamasi utama pada daun kelor. [11]
Namun sejauh ini, penelitian terbatas pada laboratorium dan penelitian pada hewan. Masih harus diteliti apakah daun kelor memiliki efek anti-inflamasi yang serupa pada manusia.
Daun kelor telah lama diakui oleh praktisi pengobatan tradisional memiliki nilai dalam terapi tumor. Daun kelor mengandung senyawa yang terbukti menjadi penghambat pertumbuhan sel kanker.
Dalam studi oleh Journal of Molecular Nutrition and Food Research, pencegahan tumor kulit pada tikus terjadi setelah mengonsumsi ekstrak daun kelor. Dalam model tikus ini, penurunan dramatis papiloma kulit sangat terlihat.
Daun kelor memang tanaman ajaib dengan potensi besar yang belum sepenuhnya dieksplorasi sebagai bahan berpotensial untuk obat dan makanan. Semua bagian tumbuhan ini dikatakan memiliki aset bermanfaat yang dapat membantu manusia.
Bagi yang mempertimbangkan menggunakan kelor disarankan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Berikut efek samping pada daun kelor:
Berdasarkan penelitian yang menganalisis pengaruh suplementasi daun kelor terhadap tingkat antioksidan darah dan penanda stres oksidatif, daun kelor dapat memicu proses anti-kesuburan dan oleh sebab itu tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. [4]
Daun kelor dapat menurunkan gula darah dan tekanan darah, jangan mencampur kelor dengan obat untuk mengobati diabetes atau tekanan darah.
Sebelum Anda mengonsumsi suplemen jenis apa pun untuk mencegah atau mengobati kondisi medis, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter dan apoteker terkait.[16]
Banyak perusahaan di seluruh dunia yang memproduksi berbagai produk daun kelor seperti teh daun kelor, tablet dan kapsul daun kelor, serta bubuk daun kelor, sabun dan pencuci wajah dari daun kelor. Beberapa minuman juga tersedia dengan campuran daun kelor.
Jadi, perlu pengeringan dan pemrosesan daun kelor secara higienis untuk penggunaan lebih lanjut. Berikut penjelaskan pengolahan daun kelor segar menjadi bentuk kering untuk tujuan konsumsi. [14]
1. Bubuk Daun Kelor [14]
Berdasarkan riset dari National Institute of Nutrition di India, nutrisi daun kelor meningkat ketika daun kelor dikeringkan dan dijadikan bubuk.[11]
Langkah-langkah:
Ambil beberapa helai daun kelor muda segar kemudian rendam di dalam air. Bersihkan kotoran yang menempel pada daun kelor. Setelah itu, keringkan daun dengan meletakkannya di atas permukaan dan jemur di udara terbuka.
Jangan biarkan daun kelor terpapar sinar matahari langsung agar kandungan gizinya tetap utuh.
Setelah kering, hancurkan dan haluskan daun dengan cara ditumbuk hingga daun menjadi bubuk halus. Simpan bubuk daun dalam wadah kedap udara dan letakkan di tempat yang sejuk.
Ketika ingin mengonsumsinya, seduh 1–2 sendok makan bubuk daun kelor dengan air panas.
2. Air Rebusan Daun Kelor
Bersihkan daun kelor dengan air bersih lalu tempatkan daun kelor pada panci berisi air dan rebus daun kelor secukupnya. Jangan merebus daun kelor terlalu lama agar nutrisi dalam daun kelor tidak terbuang.
Setelah itu, air rebusan siap dikonsumsi. Jika tidak sanggung dengan meminum langsung air rebusannya, daun kelor juga dapat direbus bersamaan dengan sayuran lainnya.
Tanaman berdaun mudah rusak dan umur simpannya tergantung pada kondisi penyimpanan. Penelitian telah dilakukan untuk menilai kualitas daun kelor dengan menggunakan bahan kemasan yang berbeda dan kondisi penyimpanan yang berbeda yaitu penyimpanan dengan plastik dan penyimpanan dengan aluminium foil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kualitas terjadi sangat rendah dalam penyimpanan dengan menggunaka aluminium foil.
Perawatan yang dibungkus dengan aluminium foil terbukti paling baik dalam mempertahankan warna dan mengurangi pengurangan kadar vitamin C.
Kandungan protein dan kadar air lebih tetap terjaga dengan umur simpan yang lebih tinggi hingga dua belas hari.[15]
Daun kelor baik dipromosikan untuk konsumsi lebih lanjut untuk meningkatkan fungsi gizi dan obat-obatan.
1) J.L. Rockwood, B.G. Anderson, D.A. Casamatta. 2013. International Journal of Phytothearpy Res. pp. 61-71 Potential uses of Moringa oleifera and an examination of antibiotic efficacy conferred by M. oleifera seed and leaf extracts using crude extraction techniques available to underserved indigenous populations
2) Edwards RL, Lyon T, Litwin SE, Rabovsky A, Symons JD, Jalili T. 2007. The Journal of Nutrition 137(11):2405-11. Quercetin reduces blood pressure in hypertensive subjects.
3) Tunnicliffe JM, Eller LK, Reimer RA, Hittel DS, Shearer J. 2011. The Journal of Kinesiology 36(5):650-9. Chlorogenic acid differentially affects postprandial glucose and glucose-dependent insulinotropic polypeptide response in rats.
4) Shalini Kushwaha, Paramjit Chawla & Anita Kochhar. 2014. The Journal of Food Science and Technology vol. 51, pages 3464–3469. Effect of supplementation of drumstick (Moringa oleifera) and amaranth (Amaranthus tricolor) leaves powder on antioxidant profile and oxidative status among postmenopausal women
5) Manzoor Ahmad Shah, Sowriappan John Don Bosco & Shabir Ahmad Mir. 2014. The Journal of Food Science and Technology volume 3 pages 31-38. Effect of Moringa oleifera leaf extract on the physicochemical properties of modified atmosphere packaged raw beef.
6) Young RH, Kurman RJ, Scully RE. 1990. The Journal of Pathology 14(11):1001-9. Placental site nodules and plaques. A clinicopathologic analysis of 20 cases.
7) Mbikay M. 2012. The Journal of Pharmacology 3:24. Therapeutic Potential of Moringa oleifera Leaves in Chronic Hyperglycemia and Dyslipidemia: A Review.
8) Waterman C, Rojas-Silva P, Tumer TB, Kuhn, Richard A, Wicks S, Stephens JM, Wang Z, Mynatt R, Cefalu W, Raskin I. 2015. The Journal of Molecular Nutrition and Food Research 59(6):1013-24. Isothiocyanate-rich Moringa oleifera extract reduces weight gain, insulin resistance, and hepatic gluconeogenesis in mice.
9) Felicia William,S. Lakshminarayanan & Hariprasad Chegu. 2009. The Journal of Food Sciences and Nutrition Pages 191-195. Effect of some Indian vegetables on the glucose and insulin response in diabetic subjects.
10) Coussens LM, Werb Z. 2002. The Journal of Nature 420(6917):860-7. Inflammation and cancer.
11) Mahajan SG, Mehta AA. 2010. The Journal of Ethnopharmacology 130(1):183-6. Immunosuppressive activity of ethanolic extract of seeds of Moringa oleifera Lam. in experimental immune inflammation.
12) Prof. Balram & Dr.R Hemalatha. 2018. ICMR - National Institute of Nutrition. Nutrition, Lifestyle, and Immunity.
13) Satya Prakash, Pankaj Singh, Sanjay Singh. 2012. The Journal of Environment, Pharmacology and Life Sciences. Processing of Moringa oleifera Leaves for Human Consumption
14) Mishra,S.P., Singh,P and Singh, S. 2011. Bulletin of Environment, Pharmacology, and Life Sciences. Nutritional and medicinal value of Moringa oleifera leaves: Potential and Prospects.
15) Panta R, Khanal. 2018. Stored Under Different Conditions. Journal of Horticulture 5:243. Effect of Modified Atmospheric Packaging on Postharvest Storage Life of Cilantro (Coriandrum sativum L.)
16) Anonym. 2011. United State Department of Health and Human Services. National Institutes of Health. Dietary supplements: what you need to know.