Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Dehidrasi adalah kondisi dimana tubuh memiliki cairan lebih sedikit dari yang seharusnya dibutuhkan. Dehidrasi dapat dibagi menjadi kategori ringan, sedang, berat, tergantung seberapa banyak kekurangan
Daftar isi
Dehidrasi merupakan hal yang sudah biasa diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Secara singkat, dehidrasi merupakan kondisi tubuh yang kekurangan cairan. Dehidrasi akan terjadi ketika cairan yang keluar dari tubuh lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang masuk ke dalam tubuh. [1]
Kondisi dehidrasi ini cukup mengganggu bagi manusia. Hal itu dikarenakan manusia memiliki komposisi tubuh dengan 75 persen di antaranya merupakan air. Air berperan sangat penting bagi manusia karena merupakan komponen utama sel, darah, dan bagian-bagian tubuh selainnya.[2]
Dehidrasi yang cukup parah pada manusia bisa mengakibatkan sakit kepala, lesu, dan sembelit. Akan tetapi, tubuh manusia memiliki sistem pengendalian air yang bisa membuat komposisi air di dalam tubuh menjadi seimbang. [2]
Meskipun manusia selalu berkeringat, bernapas, buang air kecil, dan buang air besar, kita dapat selalu mengisi ulang cairan yang ada di dalam tubuh kita. Selain itu, tubuh juga bisa secara otomatis mengalirkan air ke area tubuh yang membutuhkan. [1]
Dehidrasi pun sebenarnya juga kondisi yang mudah untuk ditangani dengan meningkatkan asupan cairan yang ada di dalam tubuh kita. Akan tetapi, kondisi dehidrasi yang parah bisa menimbulkan bahaya dan perlu penanganan medis sesegera mungkin. [1]
Ada beberapa fakta yang perlu diketahui soal dehidrasi, yaitu: [1, 2,4]
Secara umum, penyebab dasar dehidrasi adalah tidak adanya asupan air yang cukup masuk ke dalam tubuh. Selain itu, kehilangan terlalu banyak air dalam tubuh kita juga bisa menjadi penyebab lain dalam dehidrasi yang kita alami. [2]
Akan tetapi, ada penyebab lain yang bisa membuat tubuh kita mengalami dehidrasi, antara lain: [1, 2, 3]
Diare menjadi penyebab paling umum dari dehidrasi yang dialami oleh manusia. Diare disebabkan oleh kondisi usus besar yang tidak normal dalam hal penyerapan air. Biasanya, usus besar akan menyerap air yang ada di dalam makanan.
Diare membuat mekanisme penyerapan air oleh usus besar tidak terjadi dan membuat air banyak keluar dari tubuh manusia. Hal ini yang menyebabkan dehidrasi.
Muntah juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami dehidrasi. Hal itu dikarenakan cairan yang ada di dalam tubuh akan ikut terbuang saat seseorang muntah. Namun, kekurangan cairan karena muntah ini bisa diganti dengan menambah asupan air yang cukup.
Berkeringat adalah mekanisme pendinginan tubuh dengan melepaskan sejumlah cairan tubuh. Biasanya kondisi ini akan terjadi usai melakukan aktivitas berat, olahraga, atau dalam kondisi cuaca yang panas dan lembab.
Akan tetapi, penderita demam juga bisa menimbulkan keringat yang menyebabkan dehidrasi. Terlebih lagi, apabila penderita juga menderita muntah serta diare, dehidrasi akan dengan cepat menyerang orang tersebut.
Diabetes merupakan kondisi kadar gula dalam tubuh manusia sangat tinggi. Kondisi tersebut membuat tubuh seseorang lebih sering buang air kecil.
Karena sering buang air kecil, kadar cairan dalam tubuh manusia akan semakin menurun dan berkurang. Kondisi tersebut mampu membuat seseorang mengalami dehidrasi.
Banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang sering buang air kecil. Diabetes bisa menjadi penyebab utama. Akan tetapi, konsumsi alkohol, kafein, dan obat-obatan bisa juga membuat seseorang sering buang air kecil.
Luka bakar bisa membuat pembuluh darah dalam tubuh korban menjadi rusak. Hal ini bisa menyebabkan cairan bocor ke jaringan yang ada di sekitarnya.
Sebenarnya, ada beberapa orang yang cenderung lebih berpotensi mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang lain, seperti[2]:
Dehidrasi bisa terjadi pada siapa pun dan dalam tingkat apa pun. Secara umum, gejala orang mengalami dehidrasi adalah terasa haus dan urin berwarna lebih gelap. Selain itu, produksi urin juga semakin menurun. [2]
Biasanya, orang yang terhidrasi dengan baik, warna urinnya akan lebih cerah dan bening dibandingkan dengan urin orang yang mengalami dehidrasi. Semakin jernih urin, semakin baik pula proses hidrasi dalam tubuh. [2]
Akan tetapi, dalam beberapa kasus orang tertentu, khsusunya orang yang sudah berusia lanjut, dehidrasi tidak diawali dengan gejala haus yang berlebih. Oleh karena itu, ada beberapa gejala yang diperhatikan, khususnya untuk dehidrasi tingkat sedang dan tingkat parah. [4]
Berikut beberapa gejala yang dirasakan orang dengan kondisi dehidrasi tingkat sedang: [1, 2]
Sementara itu, dehidrasi parah yang dikarenakan kehilangan 10 hingga 15 persen cairan tubuh akan mengalami gejala sebagai berikut: [2]
Selain itu, gejala dehidrasi yang dialami oleh bayi atau anak-anak akan berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa. Gejalanya antara lain[1]:
Apabila Anda atau anak Anda sudah mengalami gejala dehidrasi yang sampai menimbulkan gejala pada tingkat parah, bisa segera melakukan tindakan perawatan untuk pasien. Selain itu, Anda juga bisa segera membawa penderita ke dokter atau klinik terdekat. [2]
Dehidrasi memang merupakan hal yang sepele jika dilihat kembali. Hal itu dikarenakan dehidrasi bisa diatasi dengan mengonsumsi air minum atau cairan elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.[2]
Akan tetapi, apabila dehidrasi sudah memasuki tingkat yang sudah tinggi, berbagai komplikasi serius bisa saja terjadi. Komplikasi yang dimaksud, antara lain: [2, 5]
Seseorang yang mengalami dehidrasi bisa saja mengalami tekanan darah yang rendah. Penurunan tekanan darah secara drastis bisa membuat jumlah oksigen dalam darah sangat sedikit.
Bahkan, oksigen yang mencapai jaringan juga sangat sedikit. Hal ini bisa mengancam nyawa penderita karena kadar oksigen dalam tubuh sangat rendah.
Kurangnya cairan dalam tubuh juga bisa membuat elektrolit yang ada di dalam tubuh tidak seimbang. Kondisi elektrolit yang tidak seimbang di dalam tubuh ini bisa membuat seseorang mengalami kejang-kejang.
Kekurangan cairan di dalam tubuh rupanya bisa memunculkan berbagai masalah ginjal, seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan selainnya. Berbagai masalah ginjal ini bisa mengakibatkan masalah ginjal paling serius, yakni gagal ginjal.
Sesuai yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya kalau salah satu penyebab dehidrasi adalah kepanasan atau cuaca yang panas. Kondisi ini bisa memicu berbagai cedera yang disebabkan oleh cuaca panas, seperti kram hingga lelah karena cuaca panas.
Bahkan, jika sampai parah, seseorang akan mengalami heat stroke karena dehidrasi yang sangat parah. Hal ini bahkan bisa merusak otak penderita.
Untuk melakukan diagnosis terhadap penderita dehidrasi biasanya akan dilakukan pemeriksaan secara fisik dan mental. Dokter atau tenaga medis biasanya cenderung tidak kesulitan dalam melakukan diagnosis penderita dehidrasi. [2]
Biasanya, orang yang didiagnosis mengalami disorientasi, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, demam, kurang berkerat, dan kulit tidak elastis akan dinyatakan dokter tengah mengalami dehidrasi. [2]
Selain itu, dokter atau tenaga medis juga sering menggunakan tes darah untuk mengetahui kadar elektrolit yang ada di dalam tubuh, seperti natrium, kalium, dan selainnya. Elektrolit ini berfungsi untuk mengatur hidrasi di dalam tubuh dan sangat penting bagi metabolisme tubuh. [5]
Dokter atau tenaga medis juga mungkin akan melakukan analisis terhadap urin penderita dehidrasi. Biasanya, orang yang mengalami dehidrasi akan memiliki warna urin yang lebih gelap dibandingkan biasanya. Warna gelap pada urin penderita dehidrasi mengandung senyawa yang bernama keton. [2]
Sementara itu, untuk melakukan diagnosis dehidrasi pada bayi, dokter atau tenaga medis akan memeriksa titik lunak pada atas kepala bayi. Selain itu, dokter juga akan memeriksa keringat bayi dan kondisi tonus otot tertentu. [1]
Inti dari kondisi dehidrasi adalah rendahnya cairan dan kadar elektrolit yang ada dalam tubuh. Jika penderita masih mengalami dehidrasi pada tingkat rendah dan sedang, penderita cukup diminta untuk mengonsumsi air putih, kaldu bening, air beku, atau minuman olahraga yang mengandung cukup elektrolit. [5]
Akan tetapi, jika pasien mengalami dehidrasi yang sudah parah, dokter atau tenaga medis mungkin akan memberikan cairan intravena untuk rehidrasi tubuh. Selain itu, penderita dehidrasi sangat tidak disarankan mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan soda. [5]
Selain itu, penderita juga perlu menangani penyebab lain yang mungkin bisa menyebabkan dehidrasi, seperti penyakit diare, muntah, dan demam. Oleh karena itu, penderita bisa mengonsumsi obat antidiare, obat anti-emetik (muntah), dan obat antidemam. [1, 2]
Mencegah dehidrasi bisa dibilang menjadi obat yang paling ampuh untuk tidak mengalami dehidrasi. Cara pencegahan dehidrasi yang paling ampuh adalah dengan menjaga kadar air dalam tubuh dengan minum yang cukup dan mengonsumsi makanan dengan kadar air yang tinggi, khususnya sayuran dan buah-buahan. [5]
Khusus untuk orang yang sedang berolahraga, sangat disarankan untuk segera mengisi kembali cairan di dalam tubuh usai berolahraga. Hal itu untuk mencegah dehidrasi semakin parah dalam tubuh. Selain itu, sangat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang berlebihan pada cuaca panas ekstrem. [2, 5]
Orang tua, anak-anak, dan bayi sangat rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus agar mereka tidak mengalami dehidrasi dan tetap terhidrasi secara baik. [1, 4]
1. Anonim. Dehydration. National Health Service; 2019.
2. Peter Crosta, Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. What You Should Know about Dehydration. Medical News Today; 2017.
3. Larry Kramer. Third Degree Burns and Dehydration. Burn Injury Resource Center; 2011.
4. Hannah Bryant. Dehydration in Older People: Assessment and Management. Emergency Nurse. 15(4) 22-26; 2007.
5. Anonim. Water and Nutrition. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.