Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kemoterapi mempengaruhi semua sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat di dalam tubuh. Sel ini tidak hanya sel kanker, namun juga sel normal, seperti sel darah yang baru terbentuk di sumsum tulang, sel
Kemoterapi adalah penanganan penyakit dengan obat yang digunakan untuk membunuh sel yang berkembang cepat di dalam tubuh Anda. Metode ini paling sering digunakan untuk mengobati kanker sebab sel kanker tumbuh dan menggandakan diri dengan lebih cepat dibandingkan sel dalam tubuh Anda. [1]
Walaupun metode ini sangat bermanfaat, kemoterapi juga dapat membahayakan sel tubuh yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan banyak efek samping. Derajat keparahan dari efek samping kemoterapi bergantung pada kesehatan Anda secara keseluruhan, usia, dan jenis kemoterapi. [2]
Kebanyakan orang yang menerima pengobatan berjenis kemoterapi akan mengalami efek samping. [3] Untuk mengetahui secara lebih jelas efek samping yang ditimbulkan, mari kita simak uraian di bawah ini.
Daftar isi
Obat-obatan kemoterapi dapat membahayakan sel di sumsum tulang, tempat sel darah merah dihasilkan. Tanpa sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen, Anda akan mengalami anemia. [2]
Kemoterapi juga dapat menurunkan jumlah sel darah putih (neutropenia). Sel darah putih memainkan peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih membantu mencegah penyakit dan melawan infeksi. Gejalanya tidak selalu jelas namun Anda akan menyadari bahwa Anda lebih mudah sakit dibandingkan biasanya. [2]
Suatu sel darah yang disebut sebagai keping darah membantu penggumpalan darah. Rendahnya jumlah keping darah (trombositopenia) memungkinkan Anda untuk lebam dan berdarah dengan lebih mudah.
Gejalanya dapat berupa mimisan panjang, muntah darah atau tinja berdarah, dan menstruasi dengan pendarahan hebat. [2]
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat merusak jantung dengan cara melemhkan otot jantung (kardiomiopati) dan mengganggu irama jantung Anda (aritmia). Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan jantung Anda dalam memompa darah secara efektif. [2]
Bahkan beberapa obat kemoterapi dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Hal inikecil kemungkinannya jika Anda memiliki jantung yang sehat dan kuat saat memulai terapi ini. [2]
Kemoterapi dapat merusak folikel rambut menyebabkan rambut melemah, menjadikannya rapuh dan rontok. Rambut yang tumbuh setelahnya akan terlihat lebih tipis atau berubah warna. Pola ini biasanya berlanjut sampai kemoterapi selesai. Rambut hampir selalu tumbuh kembali setelah selesai menjalani kemoterapi. [3]
Mual dan muntah dapat datang dengan tiba-tiba, muncul setelah setiap sesi kemoterapi atau terjadi secara acak. Perubahan pola makan misalnya makan dalam porsi yang lebih sedikit atau menghindari makanan tertentu dapat membantu.
Obat anti mual juga dapat membantu khususnya pada orang yang mengalami mual pada waktu yang dapat diperkirakan misalnya segera sehabis sesi kemoterapi. [3]
Neuropati adalah nyeri saraf akibat kerusakan saraf. Hal ini biasanya mempengaruhi tangan dan kaki, menyebabkan sensasi seperti tersengat, kebas, atau seperti tersetrum listrik. Beberapa orang juga merasakan lemah dan telinga berdering. [3]
Kadang-kadang, kemoterapi dapat merusak paru-paru, mengurangi kapasitas pernapasan yang membuat paru-paru lebih sulit mendapatkan oksigen dari yang dibutuhkan. [3]
Kelelahan merupakan hal yang umum dirasakan saat menjalani kemoterapi. Beberapa orang hanya merasa sedikit kelelahan, dan beberapa orang lainnya merasa kelelahan luar biasa. [4]
Bergantung dari seberapa lelahnya Anda, dokter akan meresepkan obat yang dapat menangani efek samping lain yang mampu menyebabkan kelelahan seperti anemia, depresi dan nyeri. [4]
Beberapa orang yang menjalani kemoterapi mengalami masalah mengingat hal, konsentrasi dan fokus. Hal ini disebut dengan “chemo brain” atau “chemo fog”. [4] Gangguan fungsi kognitif ringan ini akan hilang setelah selesai menjalani kemoterapi atau dapat bertahan selama bertahun-tahun. Bahkan, pada kasus yang berat, hal ini akan menambah kecemasan dan stres yang telah ada sebelumya. [2]
Luka menyakitkan dapat membuat Anda sulit menelan. Selain itu, luka tersebut bisa menyebabkan mulut dan kerongkongan mengalami infeksi. [4]
Luka yang terjadi tidak hanya di bagian mulut dan kerongkongan melainkan juga di lidah, bibir, dan gusi dapat membuat Anda kesulitan mengunyah dan menelan. Selain infeksi, luka ini juga membuat Anda rentan mengalami pendarahan. [2]
Anda mungkin menyadari bahwa Anda menjadi sedikit lapar atau tidak lapar sama sekali. Beberapa orang merasa kenyang dengan mengkonsumsi sedikit makanan.
Perubahan ini dapat membuat Anda kehilangan berat badan dan mencegah Anda mendapat gizi yang tepat. Anda juga akan kehilangan otot, membuat Anda menjadi lebih lemah. [4]
Obat kemoterapi diketahui mengubah hormon baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki beberapa obat kemoterapi dapat membahayakan sperma atau menurunkan jumlah sperma. Hal ini dapat menyebabkan kemandulan/ infertilitas baik bersifat sementara atau permanen. [2]
Seperti pada laki-laki, obat kemoterapi dapat menyebabkan infertilitas pada perempuan baik bersifat sementara maupun permanen. Obat yang diberikan saat masa kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi. Dokter tidak menyarankan kehamilan saat menjalani kemoterapi. [2]
Kemoterapi dapat memicu terjadinya masalah pencernaan sebab kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan sel yang membantu pencernaan. [3] Selain konstipasi dan diare, tinja yang dihasilkan dapat berupa encer atau keras. Anda juga akan merasakan tekanan, begah maupun kembung di sekitar perut bagian bawah. [2]
Kemoterapi dapat menyebabkan perubahan dalam sistem kekebalan tubuh yang memicu ruam dan perubahan lain kulit. Ruam parah dapat menyebabkan rasa gatal yang menyakitkan, dan ada resiko mengalami infeksi jika Anda menggaruknya sampai berdarah. [3]
Ginjal bekerja mengeluarkan obat kemoterapi yang sangat keras selagi obat tersebut melewati di tubuh Anda. Pada prosesnya, beberapa sel ginjal dan kandung kemih mengalami kerusakan atau iritasi. Sel ginjal yang rusak ditandai dengan gejala berkurangnya urin, pembengkakan tangan, kaki dan pergelangan kaki dan sakit kepala. [2]
Kebanyakan efek samping dari kemoterapi akan menghilang ketika terapi ini selesai dilakukan. Beberapa efek samping butuh waktu hitungan bulan atau tahun untuk menghilang. Jika obat merusak organ Anda, maka efek samping yang Anda alami akan bersifat permanen. [4]
KOnsultasikan kepada dokter Anda mengenai efek samping yang akan dialami dan berapa lama Anda akan mengalaminya. Tim medis Anda akan mengambil keputusan untuk mengubah pengobatan Anda atau menyarankan beberapa hal untuk membuat Anda merasa lebih baik. [4]
1. Anonim. Chemotherapy. Mayo Clinic; 2021.
2. Ann Pietrangelo & Han Seunggu. The Effects of Chemotherapy on Your Body. Healthline; 2019.
3. Zawn Villines & Christina Chun. What are the side effects of chemotherapy? Medical News Today; 2018.
4. Gabriela Pichardo. Chemotherapy Side Effects. Webmd; 2020.