Trombositopenia: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Trombositopenia?

Trombositopenia adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki kadar trombosit yang rendah. [1, 2, 3, 4, 5]

Trombosit adalah sel darah yang membantu pembekuan darah (menghentikan pendarahan). Kadar trombosit yang rendah dapat menyebabkan memar dan pendarahan berlebihan. [1, 2]

Orang dengan trombositopenia parah berisiko kehilangan darah internal maupun eksternal yang signifikan, atau perdarahan. Pendarahan internal ke dalam saluran pencernaan atau otak (perdarahan interkranial) dapat menyebabkan kematian. [2]

Siapapun orang dari segala usia, ras dan jenis kelamin dapat terkena trombositopenia. [2]

Tinjauan
Trombositopenia adalah kondisi di mana kadar trombosit yang rendah.

Fakta Trombositopenia

Berikut ini adalah fakta-fakta penting dari Trombositopenia: [1, 2, 3, 4, 5]

  •  Sumsum tulang adalah jaringan lunak dan kenyal di dalam tulang yang membuat semua sel darah termasuk trombosit.
  • Sekitar 5% wanita hamil mengalami trombositopenia ringan tepat sebelum melahirkan.
  • Seseorang yang menderita trombositopenia memiliki kurang dari 150.000 trombosit per mikroliter darah.
  • Dokter yang dapat dikonsultasikan untuk trombositopenia antara lain kedokteran darurat, penyakit dalam, hematologi, dan imunologi.
  • Pengobatan trombositopenia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya.

Jenis Trombositopenia

Ada 3 kelas utama trombositopenia, yaitu:

  • Penghancuran Trombosit

Peningkatan penghancuran atau konsumsi trombosit dapat terjadi pada sejumlah kondisi medis. Kondisi ini dapat dibagi menjadi penyebab terkait imun dan non-imun. [4]

Banyak obat dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah dengan menyebabkan reaksi imunologis terhadap trombosit, yang disebut trombositopenia yang diinduksi obat. [4]

  • Sekuestrasi Trombosit

Sekuestrasi trombosit terjadi pada seseorang dengan limpa besar atau dengan penyakit hati. [2]

Penyebab umum trombositopenia karena pembesaran limpa meliputi penyakit hati lanjut dengan hipertensi portal (sirosis, dari hepatitis B atau C kronis) dan kanker darah (leukemia atau limfoma). [4]

  • Penurunan Produksi Trombosit

Penurunan produksi trombosit biasanya terkait dengan masalah sumsum tulang. Terkadang kondisi ini juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan sel darah putih. [4]

Gejala Trombositopenia

Gejala trombositopenia bisa ringan hingga parah. Pada kasus trombositopenia ringan seperti ketika jumlah trombosit yang rendah karena kehamilan, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala trombositopenia biasanya diawali dengan luka atau mimisan yang tidak berhenti berdarah. [1, 2]

Tanda-tanda dari jumlah trombosit yang rendah meliputi: [1, 2]

  • Gusi berdarah.
  • Darah dalam tinja (hitam, tampak seperti tar), urin (hematuria) atau muntah.
  • Periode menstruasi yang berat.
  • Petechiae (titik merah atau ungu kecil di kaki bagian bawah yang menyerupai ruam).
  • Purpura (memar ungu, merah atau coklat) atau mudah memar.
  • Pendarahan rektal.
  • Kelelahan.
  • Pembesaran limpa.

Pada kasus trombositopenia yang parah, dimana jumlah trombosit sangat rendah Anda dapat mengalami pendarahan internal yang berbahaya. Jika hal ini terjadi maka Anda perlu mendapatkan pertolongan medis darurat. [1, 3]

Gejala pendarahan internal meliputi: [3]

Penyebab Trombositopenia

Meski jarang, trombositopenia dapat diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Jumlah trombosit yang rendah umumnya disebabkan oleh gangguan tertentu, kondisi dan obat-obatan. Penyebab trombositopenia dapat meliputi: [2]

  • Gangguan penggunaan alkohol dan alkoholisme.
  • Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Penyakit sumsum tulang, termasuk anemia aplastik, leukemia, limfoma tertentu dan sindrom myelodysplastic.
  • Perawatan kanker seperti kemoterapi dan terapi radiasi.
  • Pembesaran limpa yang disebabkan oleh sirosis hati atau penyakit Gaucher Limpa yang membesar dapat menampung terlalu banyak trombosit dan sel darah lainnya dan mencegahnya beredar dalam aliran darah.
  • Paparan bahan kimia beracun, termasuk arsenik, benzena dan pestisida.
  • Obat untuk mengobati infeksi bakteri (antibiotik), kejang (epilepsi) dan masalah jantung, atau heparin pengencer darah.
  • Virus, seperti hepatitis C, sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-Barr (EBV) dan HIV.

Kapan Anda Harus Mengunjungi Dokter Anda?

Kunjungilah dokter Anda jika Anda memiliki tanda-tanda trombositopenia yang mengkhawatirkan Anda.Jika Anda mengalami pendarahan yang tidak berhenti, Anda harus segera mendapatkan pertolongan medis darurat. [1]

Diagnosis Trombositopenia

Jika dokter Anda mencurigai jumlah trombosit yang rendah, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Selama pemeriksaan ini, dokter Anda akan memeriksa tubuh Anda untuk memar, ruam (petechiae) dan limpa atau hati yang membesar. Dokter Anda juga akan meninjau gejala, riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta obat yang Anda minum. [2]

Tes untuk mendiagnosis trombositopenia meliputi: [2]

  • Tes Hitung Darah

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter perlu melakukan tes hitung darah. Tes hitung darah lengkap tingkat (CBC) adalah tes untuk memeriksa jumlah trombosit, sel darah putih dan merah. Jumlah trombosit normal dalam darah adalah 150.000–400.000 trombosit per mikroliter darah. [2, 3]

  • Tes Bekuan Darah

Tes bekuan darah digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Tes ini termasuk waktu tromboplastin parsial (PTT) dan waktu protrombin (PT). Pada tes ini, sampel darah Anda akan diambil dan kemudian ditambahkan bahan kimia tertentu. [2, 3]

Untuk menjalankan biopsi, dokter perlu mengambil sampel sumsum tulang Anda. Pengambilan sampel sumsum tulang dilakukan dengan menggunakan jarum. [2, 3]

  • Tes Pencitraan

Tes USG atau CT scan dapat memeriksa limpa yang membesar, pembesaran kelenjar getah bening atau sirosis hati.Tes USG menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar limpa Anda. [2, 3]

Pengobatan Trombositopenia

Tidak semua orang dengan trombositopenia membutuhkan perawatan. Beberapa kondisi yang menyebabkan trombositopenia pada akhirnya akan sembuh. Jumlah trombosit akan kembali normal. [3]

Namun, orang dengan kasus trombositopenia yang parah dapat memerlukan perawatan. Terkadang, trombositopenia dapat diobati dengan memperbaiki penyebab yang mendasarinya. Anda dapat berdiskusi dengan dokter Anda dalam menentukan rencana perawatan untuk mengelola gejala Anda. [3]

Trombositopenia dapat berlangsung selama berhari-hari hingga bertahun-tahun lamanya. Kasus trombositopenia ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan untuk trombositopenia tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. [1]

Seringkali, dokter dapat meningkatkan jumlah trombosit dengan mengobati penyebab yang mendasarinya. Dalam hal ini, dokter akan mengganti obat Anda dengan obat lain yang berbeda. [1]

Misalnya jika trombositopenia Anda disebabkan oleh obat heparin, dokter Anda dapat mengganti obat tersebut dengan obat pengencer darah yang lainnya. [1]

Perawatan trombositopenia dapat melibatkan:

Jika kadar trombosit Anda sangat rendah, dokter Anda dapat mengganti darah yang hilang dengan transfusi sel darah merah atau trombosit. [1]

  • Obat-obatan

Jika kondisi Anda terkait dengan masalah sistem kekebalan, dokter kemungkinan akan meresepkan obat untuk meningkatkan jumlah trombosit Anda. [1]

Obat kortikosteroid biasanya menjadi pilihan pertama. Jika obat kortikosteroid tidak berhasil, obat dengan dosis lebih kuat dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan Anda. [1]

  • Operasi

Operasi dapat menjadi pilihan jika perawatan lain tidak berhasil. Operasi dilakukan dengan mengangkat limpa Anda (splenektomi). [1]

  • Pertukaran Plasma

Purpura trombositopenik trombotik dapat menyebabkan keadaan darurat medis yang membutuhkan pertukaran plasma. [1]

Cara Mencegah Trombositopenia

Jika Anda berisiko mengalami trombositopenia, cara berikut ini dapat membantu mencegahnya: [1, 2]

  • Hindari obat-obatan yang mengencerkan darah dan meningkatkan risiko pendarahan, seperti aspirin, naprosyn dan ibuprofen.
  • Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan cedera, memar, dan pendarahan. Berhati-hatilah saat olahraga kontak, seperti tinju, seni bela diri, sepak bola, dan olahraga lainnya yang memiliki risiko cedera yang tinggi.
  • Minimalkan kontak dengan bahan kimia beracun.
  • Berhati-hatilah saat bercukur, menyikat gigi, dan membersihkan hidung.
  • Batasi asupan alkohol yang menghambat produksi trombosit dan menyebabkan kerusakan hati.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment