Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Emboli cairan ketuban merupakan kondisi yang langka namun serius. Kondisi ini terjadi ketika air ketuban di dalam rahim masuk ke dalam aliran darah ibu. Emboli air ketuban umumnya terjadi saat persalinan
Kehamilan dan proses persalinan yang lancar tentu diharapkan oleh semua calon Ibu.
Meskipun begitu, ada beberapa kondisi yang bisa mengganggu proses kelahiran, salah satunya adalah Emboli Air Ketuban.
Emboli Air Ketuban terjadi pada 2-8 kasus per 100.000 kelahiran, dan menjadi penyebab 7,5% hingga 10% kematian ibu di Amerika Serikat. [3]
Daftar isi
Emboli Air Ketuban atau Amniotic Fluid Embolism (AFE) adalah komplikasi kelahiran di mana ada cairan ketuban yang memasuki sistem peredaran darah ibu. [5]
Emboli Air Ketuban merupakan komplikasi langka namun serius yang dapat terjadi selama persalinan atau segera setelah proses kelahiran terjadi, dan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. [4, 5]
Emboli cairan ketuban yang dikenal juga sebagai sindrom anafilaktoid kehamilan umumnya terbagi menjadi dua fase. [1, 5]
Fase pertama ditandai dengan gagal napas pada ibu yang dapat menyebabkan serangan jantung. [5]
Fase kedua dikenal sebagai fase hemoragik, di mana ibu mulai mengeluarkan banyak di lokasi luka, seperti sayatan operasi caesar. [5]
Emboli Air Ketuban dapat terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang muncul biasanya berupa: [2]
Emboli cairan ketuban terjadi ketika cairan ketuban memasuki aliran darah ibu. [2]
Kemungkinan penyebabnya adalah kerusakan penghalang plasenta, misalnya efek dari trauma pada tubuh. [2]
Ketika kerusakan ini terjadi, sistem kekebalan merespons dengan melepaskan zat yang menyebabkan reaksi peradangan, yang dapat mengaktifkan pembekuan abnormal (abnormal clotting) di paru-paru dan pembuluh darah ibu. [2]
Hal ini dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah serius yang dikenal sebagai koagulasi intravaskular diseminata. [2]
Karena Emboli Air Ketuban jarang terjadi, faktor risikonya sulit diidentifikasi. [2]
Meskipun begitu, penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang kemungkinan besar terkait dengan peningkatan risiko emboli cairan ketuban, yaitu: [2, 4]
Jika Anda berusia 35 tahun atau lebih pada saat anak Anda lahir, Anda lebih berisiko tinggi mengalami Emboli Air Ketuban.
Adanya kelainan pada dapat plasenta meningkatkan risiko emboli cairan ketuban.
Kelainan tersebut misalnya ada plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh serviks (plasenta previa), atau ada plasenta yang mengelupas dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan (solusio plasenta).
Preeklamsia adalah kondisi meningkatnya tekanan darah disertai kelebihan protein dalam urin.
Preeklamsia yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dapat meningkatkan risiko Emboli Air Ketuban.
Persalinan lewat operasi caesar dapat meningkatkan risiko emboli cairan ketuban.
Polihidramnion adalah kondisi di mana ada terlalu banyak cairan ketuban di sekitar bayi, yang dapat membuat Anda berisiko mengalami Emboli Air Ketuban.
Emboli cairan ketuban dapat menyebabkan komplikasi serius bagi Anda dan bayi Anda, termasuk: [2]
Kadar oksigen dalam darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen yang parah atau bahkan mati otak.
Wanita yang selamat dari Emboli Air Ketuban seringkali memerlukan perawatan di ICU untuk waktu yang cukup lama, tergantung pada tingkat komplikasinya.
Wanita yang mengalami Emboli Air Ketuban memiliki risiko tingkat kematian yang tinggi.
Bayi Anda berisiko mengalami cedera otak atau kematian karena Emboli Air Ketuban terutama bila penanganannya terlambat. Oleh karena itu, penanganan persalinan bayi yang cepat bisa meningkatkan kelangsungan hidup.
Selain komplikasi di atas, ada beberapa efek jangka panjang yang dapat dialami ibu karena kondisi Emboli Air Ketuban ini, yaitu: [4]
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita Emboli Air Ketuban, dokter biasanya akan melakukan tes berikut: [2]
Perawatan untuk Emboli Air Ketuban bersifat suportif. Artinya, fokus pengobatan adalah menangani gejala yang dialami individu saat Emboli Air Ketuban terjadi, karena tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya Emboli Air Ketuban. [5]
Emboli cairan ketuban membutuhkan perawatan cepat untuk mengatasi oksigen darah rendah dan tekanan darah rendah. [2]
Perawatan darurat yang dapat dilakukan adalah: [2]
Sebuah tabung tipis berongga yang ditempatkan di salah satu arteri Anda (kateter arteri) dapat digunakan untuk memantau tekanan darah Anda.
Dokter juga dapat memasang selang lain ke pembuluh darah di dada (kateter vena sentral) yang dapat digunakan untuk memberikan cairan, obat-obatan atau transfusi, serta mengambil darah.
Pemasangan selang pernapasan ke dalam saluran napas juga diperlukan untuk membantu Anda bernapas.
Dokter Anda bisa memberi Anda obat-obatan untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi tekanan yang disebabkan oleh cairan yang masuk ke jantung dan paru-paru Anda.
Jika Anda mengalami pendarahan yang tidak terkendali, maka Anda memerlukan transfusi darah.
Jika Anda pernah mengalami Emboli Air Ketuban dan berencana untuk memiliki bayi lagi, maka Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu. [1]
1. Amanda Delgado & Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. Amniotic Fluid Embolism. Healthline; 2019.
2. Anonim. Amniotic Fluid Embolism. Mayo Clinic; 2020.
3. Lisa E Moore, MD, MS, FACOG, RDMS. Amniotic Fluid Embolism. Medscape; 2019.
4. Anonim. Amniotic Fluid Embolism. Birth Injury Help Center; 2021.
5. Anonim. What is Amniotic Fluid Embolism?. AFE Foundation; 2018.