Daftar isi
Gangguan kecemasan sosial atau dapat disebut juga sebagai Fobia Sosial awalnya termasuk dalam gangguan fobia yang terpisah pada pertengahan 1960-an. Fobia Sosial ini merupakan ketakutan yang terus-menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial [1].
Di mana Fobia Sosial ini akan dapat menimbulkan asa malu dan ketakutan atau kecemasan melebihi dari situasi sosial yang diidentifikasi sebagai ancaman [1]. Artinya, jika orang normal merasa biasa saja ketika berada pada situasi sosial, penderita Fobia Sosial cenderung takut dan cemas menghadapi situasi sosial tersebut.
Situasi sosial dalam hal ini termasuk bertemu orang-orang, berbicara dalam pertemuan atau dalam kelompok, memulai percakapan, berbicara dengan figur otoritas, bekerja, makan atau minum ditempat umum, pergi ke sekolah, berbelanja, dan hal lainnya [1].
Umumnya, penderita Fobia Sosial ini akan memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap rasa malu, penghinaan, atau penolakan saat dihadapkan pada evaluasi negatif yang mungkin dilakukan oleh orang lain saat terlibat dalam situasi sosial tertentu [2].
Pemahaman terkait dengan gejala hingga pencegahannya diketahui dapat sangat bermanfaat khususnya bagi Anda yang memiliki orang dekat yang menunjukkan gejala Fobia Sosial.
Tingkat kenyamanan masing masing individu itu berbeda beda,yang umumnya bergantung pada kepribadian dan juga pengalaman hidup yang telah dilaluinya [3].
Oleh karena itu, rasa malu, kecemasan dan ketidaknyamanan pada situasi sosial tertentu bukan berarti merupakan gejala mutlak Fobia Sosial [3].
Mengingat, beberapa orang mungkin memang secara alami memiliki kepribadian yang lebih pendiam dan sebagian lain sebaliknya memiliki kepribadian yang lebih terbuka [3].
Untuk Fobia Sosial sendiri, rasa malu yang ditimbulkan umumnya cenderung seperti reaksi ketakutan, kecemasan, dan penghindaran yang mengganggu rutinitas sehari-hari, pekerjaan, sekolah, atau aktivitas lainnya [3].
Adapun gejala Fobia Sosial ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu [3]:
Berikut ini merupakan beberapa gejala emosional dan perilaku Fobia Sosial:
Berikut ini merupakan beberapa gejala fisik yang terkadang dapat menyertai Fobia Sosial :
Sebagaimana kondisi gangguan kesehatan mental lainnya, Fobia Sosial juga kemungkinan besar muncul dari interaksi kompleks faktor biologis dan lingkungan. Adapun penyebab Fobia Sosial tersebut termasuk [3] :
Fobia Sosial diketahui cenderung dapat diturunkan dalam keluarga. Artinya, jika seseorang yang memiliki riwayat menderita Fobia Sosial maka keluarganya juga dapat mengalami Fobia Sosial nantinya.
Namun, hal ini diketahui tidak sepenuhnya jelas seberapa banyak kemungkinan Fobia Sosial diturunkan melalui faktor genetika.
Amigdala merupakan salah satu struktur otak yang dinilai memiliki peran dalam mengendalikan respons rasa takut, sehingga jika amigdala terlalu aktif mungkin akan menimbulkan respons rasa takut yang meningkat.
Dengan demikian, seseorang yang memiliki amigdala yang aktif akan memiliki respon rasa takut yang tinggi hingga menyebabkan peningkatan kecemasan dalam situasi sosial.
Lingkungan hidup diketahui dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya Fobia Sosial, di mana orang yang telah mengalami situasi sosial yang tidak menyenangkan atau memalukan dapat mengembangkan Fobia Sosial.
Selain itu, pengalaman lingkungan hidup seperti orang tua yang mencontohkan perilaku cemas dalam situasi sosial atau lebih mengontrol atau terlalu melindungi anak-anaknya juga dapat menjadi penyebab Fobia Sosial.
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya Fobia Sosial antara lain [3]:
Fobia Sosial diketahui dapat memberikan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Fobia Sosial antara lain [3] :
Jika Anda atau orang disekitar Anda menunjukkan gejala rasa malu, khawatir atau panik dan cenderung melakukan penghindaran pada kondisi sosial tertentu maka sangat disarankan untuk segera menemui dokter atau ahli kesehatan mental [3].
Tidak seperti penyakit pada umumnya, diagnosis Fobia Sosial ini tidak memiliki tes medis untuk memeriksa sehingga penyedia layanan kesehatan akan lebih menitikberatkan pada gejala yang dialami [4].
Selain itu, pola perilaku tertentu diketahui juga dapat menjadi salah satu hal yang penting dalam mendiagnosis Fobia Sosial. Adapun dalam mendiagnosis Fobia Sosial ini dikenal beberapa kriteria yang meliputi [4]:
Fobia Sosial umumnya dapat diobati dengan beberapa jenis pengobatan. Namun, hasilnya diketahui berbeda beda pada masing masing orang [4].
Pada sebagian orang, mungkin akan sembuh dengan satu jenis metode pengobatan. Namun, sebagian lain mungkin membutuhkan dua atau lebih metode pengobatan sebelum akhirnya bisa disembuhkan [4].
Adapun berikut ini merupakan beberapa jenis pengobatan Fobia Sosial yang umumnya digunakan [4]:
Terapi perilaku kognitif ini diketahui dapat membantu penderita Fobia Sosial untuk mempelajari cara mengendalikan kecemasan melalui relaksasi dan pernapasan.
Selain itu, terapi perilaku kognitif ini juga dapat membantu penderita Fobia Sosial untuk mempelajari cara mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif.
Terapi pemaparan ini sangat bermanfaat untuk penderita Fobia Sosial khususnya untuk membantu menghadapi situasi sosial secara bertahap dan bukan menghindarinya.
Terapi ini merupakan terapi yang membantu penderita Fobia Sosial mempelajari keterampilan dan teknik sosial untuk berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungan sosial.
Dengan mengikuti terapi secara berkelompok ini, penderita Fobia Sosial akan dapat berkumpul bersama dengan orang lain yang memiliki ketakutan yang sama, sehingga dapat membuat penderita Fa merasa tidak terlalu sendirian.
Berikut ini merupakan hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk perawatan rumahan untuk penderita Fobia Sosial :
Pengobatan Fobia Sosial yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) termasuk Paxil, Zoloft, dan Effexor XR. Di mana konsumsi obat obatan tersebut umumnya akan dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap untuk menghindari efek samping.
Dan penting untuk diingat bahwa konsumsi obat ini harus benar benar sesuai dengan petunjuk dokter. Mengingat obat obatan ini memiliki efek samping termasuk :
Berikut ini merupakan beberapa cara untuk dapat mencegah terjadi Fobia Sosial [3]:
Jika mengalami gejala Fobia Sosial, seseorang dapat mencegahnya berkembang dengan segera mungkin mencari bantuan kepada ahli kesehatan mental.
Mengingat, Fobia Sosial sebagaimana kondisi kesehatan mental lainnya, bisa lebih sulit diobati jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Menuliskan setiap kejadian dan perasaan yang telah dialami dapat membantu mencegah perkembangan Fobia Sosial dan membantu ahli kesehatan mental dalam mendiagnosis Fobia Sosial nantinya.
Meluangkan waktu untuk melakukan hal yang disukai dapat membantu mencegah kecemasan dan stress, termasuk mencegah Fobia Sosial.
Konsumsi alkohol dan narkoba dan zat lain seperti kafein atau nikotin dapat menyebabkan atau memperburuk kecemasan.
Mengingat, ketika seseorang mengalami kecanduan salah satu zat ini akan mengalami kecemasan ketika berhenti. Untuk itu, berhenti dari mengonsumsi alkohol, narkoba, dan zat tidak sehat lain dapat mencegah kecemasan atau gejala Fobia Sosial lain.
1. Anonim. Social Anxiety Disorder: Recognition, Assessment and Treatment. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2013.
2. Gregory M. Rose & Prasanna Tadi. Social Anxiety Disorder. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
3. Anonim. Social anxiety disorder (social phobia). Mayo Clinic; 2021.
4. Valencia Higuera & Timothy J. Legg. Social Anxiety Disorder. Healthline; 2018.