Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Gonore atau secara awam sering dikenal dengan kencing nanah, merupakan suatu penyakit infeksi menular seksual yang umumnya terjadi pada saluran kemih (urethtritis gonore). Selain pada saluran kemih, gonore
Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri penyebab penyakit urutan kedua paling berbahaya untuk jenis infeksi menular seksual (IMS) di Amerika, setelah Chlamydia trachomatis [1].
N. gonorrhoeae adalah bakteri Gram negatif berbentuk coccus (bulat), yang bersifat aerob (memerlukan oksigen untuk proses metabolisme tubuhnya)[1].
Afinitas kuman ini sangat baik pada mukosa epitel lapis gepeng yang belum berkembang (imatur, pada wanita prepubertas) sedangkan epitel transisional dan berlapis pipih lebih resisten [1].
Daftar isi
Gonore adalah penyakit infeksi yang diakibatkan karena adanya bakteri Neisseria gonorrhoeae pada daerah uretra, serviks, anus, dan tenggorokan (tergantung kontak yang dilakukan) [3].
Mikroorganisme ini memerlukan kontak langsung dengan mukosa dari individu yang terinfeksi, biasanya berpindah saat melakukan hubungan seksual.
Menurut World Health Organization (WHO) terdapat kasus baru gonore pada kelompok usia 15– 49 tahun, yaitu sebanyak 78 juta kasus, sedangkan di Asia Tenggara angka prevalensi gonore sebanyak 9,3 juta orang.
Tinjauan Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
Bagi pasien yang telah positif didiagnosa mengidap penyakit Gonore . Setelah menyelesaikan semua obat, pasien tersebut harus menunggu 7 hari sebelum melakukan hubungan seks. Untuk menghindari infeksi gonore lagi atau menularkan gonore kepada pasangan [2].
Tinjauan meskipun pasien gonore telah sembuh, orang tersebut masih dapat terinfeksi lagi jika melakukan hubungan seks yang tidak sehat terutama dengan seseorang yang menderita gonore.
Gejala penyakit gonore dapat bersifat simptomatik (menunjukan gejala) maupun asimptomatik (tidak menunjukan gejala). Pada wanita dan bayi, sekitar 50% kasus bersifat asimpomatik [2].
Gejala klinik penyakit ini terkadang tumpang tindih dengan gejala penyakit infeksi menular seksual lainya sehingga terkadang sulit untuk menentukan diagnosis pasien gonore jika hanya dilihat dari gejala fisiknya. Gejala kliniknya dapat berupa :
Tinjauan Gonore adalah penyakit menular seksual sehingga daerah yang akan terinfeksi adalah area urogenital, dapat juga menyerang daerah mulut tergantung pada kontak dengan penderita.
Karena penyakit ini adalah penyakit menular seksual, maka uretra dan serviks adalah lokasi yang paling sering terinfeksi, diikuti oleh daerah anal dan faring (Gejala dan tanda tergantung pada lokasi infeksi) [1].
Pada pria dan wanita yang terinfeksi N. gonorhae dapat menunjukan ciri yang berbeda-beda, seperti :
Ciri-ciri gonore pada pria :
Ciri-ciri gonore pada wanita :
Tinjauan baik pada pria maupun wanita, penyakit gonore dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas).
Selain berhubungan seks yang tidak sehat, berikut adalah faktor resiko lain yang dapat menyebabkan/menularkan penyakit gonorhae. Antara lain:
Tinjauan: kurangnya sex education di masyarakat dapat berdampak pada ketidaktahuan masyarakat awam mengenai bahayanya penyakit infeksi menular seksual.
Gonore juga dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh, seperti [2]:
Tinjauan pada kondisi yang parah bakteri dapat menginfeksi organ lainnya dan dapat mengganggu fungsi organ tersebut.
Infeksi gonokokus pada anak-anak di dapat baik secara perinatal (dari ibu yang terinfeksi melalui jalur lahir) atau pada anak yang lebih besar (melalui hubungan intim)
Akibat seksual abuse yang dilakukan orang dewasa atau kadang-kadang karena permainan seks antar anak-anak. Penularan secara non-seksual yang paling memungkinkan adalah penularan di rumah sakit melalui termometer rektal yang terinfeksi [1].
Tinjauan Gonore pada anak dari orang tua gonore akan menyebabkan masalah serius seperti kebutaan dan bahkan kecacatan.
Untuk menentukan diagnosa menderita gonore, dokter akan menganalisis sel. Sampel dapat dikumpulkan dengan [6]:
Sampel tersebut dapat dikumpulkan di laboratorium untuk dilakukan identifikasi bakteri.
Pemeriksaan lanjut dapat dilakukan dengan [6]:
Tinjauan Identifikasi bakteri di laboratorium digunakan untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi termasuk uji resistansi terhadap antibiotik yang akan diberikan untuk pengobatan pasien
Pengobatan yang ideal untuk infeksi gonore harus dapat menyembuhkan setidaknya 95% dari infeksi. Dengan kata lain, antibiotik yang telah menunjukkan resistensi oleh Neisseria gonorrhoeae tidak boleh lagi digunakan [2].
Medis
Pengobatan yang ideal untuk infeksi gonore harus dapat menyembuhkan setidaknya 95% dari infeksi [2].
CDC (The Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan pengobatan infeksi gonokokus tanpa komplikasi dari serviks, uretra, dan rektum. Yaitu pengobatan ganda dengan ceftriaxone 250 mg secara intramuskuler dengan dosis tunggal dan azitromisin 1 g secara oral dengan dosis tunggal atau doksisiklin 100 mg secara oral dua kali sehari selama 7 hari [4].
Perlu diperhatikan Ciprofloxacin merupakan kontraindikasi pada kehamilan sehingga tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda.
Infeksi gonokokus ini menjadi masalah dengan perhatian yang ekstra, karena N. gonorrhoeae mampu dengan cepat menghasilkan resistensi terhadap beberapa kelas antibiotik [4].
Non Medis
Karena gonore adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, maka tidak ada makanan khusus yang dilarang atau dianjurkan untuk penderita gonore.
Penderita dapat mengkonsumsi makanan apa saja. Yang terpenting adalah tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan juga mengkonsumsi obat dari dokter [4].
Memakan sayur dan buah selama pengobatan dapat membantu meningkatkan sistem imun sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
Tinjauan Tujuan pengobatan adalah untuk menghilangkan bakteri dari semua tempat infeksi dan untuk meminimalisir risiko komplikasi serta potensi penularan yang berkelanjutan.
Gonore tekadang merupakan penyakit asimptomatik. Terkadang infeksi gonokokal dianggap bukan kontak dari bakteri atau tidak terlihat penyebaran patogen ke daerah genital.
Namun, jika tidak diobati, infeksi ini dapat menimbulkan gejala yang serius, seperti penyakit radang panggul, infertilitas, kehamilan ektopik, epididimo-orkitis, dan bahkan artritis reaktif [2].
Gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi besar, seperti:
Tinjauan Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebar melalui aliran darah dan menginfeksi bagian lain dari tubuh, termasuk persendian.
Penyakit gonorhae merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi dan akan mengganggu fungsi organ manusia. Berikut adalah cara untuk mencegah gonorea dan infeksi menular seksual sejenisnya, yaitu [3]:
Pencegahan di atas berlaku juga untuk mencegah penyakit menular seksual lainnya.
1) Piszczek, Jolanta. Et Al.. 2015. Gonorrhea : Treatment Update For An Increasingly Resistant Organism. Can Pharm J (Ott); 148(2): 82–89.
2) Sherrard, Jackie. 2010. Gonorrhea. Acterial Infections| Volume 38, Issue 5.
3) Wong, Brian. 2018. Gonorrhea. Division Of Infectious Diseases, Loma Linda University Medical Center.
4) Kidd,Sarah. Et Al.. 2019. Management of Gonorrhea in Adolescents and Adults in the United States. Clin Infect Dis.15; 61(Suppl 8): S785–S801.
5) Unemo M, Shafer W. Antibiotic resistance in Neisseria gonorrhoeae: origin, evolution, and lessons learned for the future. Ann N Y Acad Sci 2011; 1230:E19–28.
6) E. Karl. 2006. Diagnosis and Treatment of Neisseria gonorrhoeae Infections. University of Tennessee College of Medicine. Am Fam Physician. 15;73(10)