Diperkirakan 15% populasi dewasa menderita hernia inguinalis: 5-8% pada rentang usia 25 – 40 tahun dan mencapai 45% pada usia75 tahun. [12]
Daftar isi
Di Indonesia, Hernia memiliki istilah lokal, yaitu turun berok atau burut. Penggunaan istilah hernia merujuk pada bahasa Yunani: kele/hernios, yang artinya tunas atau cabang. Penyakit ini biasanya berbentuk benjolan di salah satu bagian tubuh manusia. [1]
Secara sederhana Hernia dapat diartikan sebagai adanya suatu tonjolan jaringan ke permukaan tubuh atau rongga lain melalui lubang atau saluran yang bersifat abnormal. [1]
Hernia terjadi ketika tekanan dari organ dalam perut tidak dapat tertampung oleh otot penyangganya sehingga menimbulkan benjolan pada permukaan tubuh. Bentuk dan penyebab Hernia bisa bermacam-macam tergantung dari tipenya.[1, 2]
Tinjauan Hernia atau turun berok merupakan penyakit yang terjadi ketika tekanan dari oragan dalam perut tidak bisa tertahan oleh otot penyangganya.
Dilansir dari situs Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dari Kemenkes RI, tercatat ada sekitar 1000 kasus hernia selama kurun waktu Januari 2010 sampai Februari 2015. [11]
Dengan memperhatikan lingkuhan dan pola hidup manisa saat ini yang semakin buruk, angka tersebut diprediksi terus meningkat setiap tahunnya. [11]
Tinjauan Pada rentang tahun 2010-2015 tercatat ada sekitar 1000 kasus hernia dan diprediksi terus menigkat tiap tahunnya.
Kenampakan yang biasa terjadi adalah munculnya rasa sakit di bagian rongga atau dinding perut serta pembengkakan pada area hernia. Gejala tersebut lebih jelas terasa ketika sedang tegang, berdiri, maupun duduk.[1, 2, 3]
Gejala Hernia Inguinalis dapat ditandai dengan adanya nyeri atau pembengkakan pada skrotum. [1]
Gejala yang menunjukkan adanya komplikasi hernia (obstruksi, inkarserasi, dan strangulasi) adalah sebagai berikut: [1, 2, 3, 4]
Tinjauan Hernia memiliki gejala seperti timbulnya rasa nyeri karena adanya pembengkakan. Pada komplikasi Hernia, ditemukan adanya gejala eritema, nekrosis, mual maupun muntah.
Henia Hiatus adalah kondisi ditemukannya penonjolan isi rongga perut melalui Diafragma (otot yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut) ke mediastinum (rongga dada).[1]
Hernia Hiatus terjadi akibat melemahnya diafragma ketika menahan isi yang ada di rongga perut. Salah satu cara mengidentifikasi Hernia Hiatus adalah terdapatnya rasa asam di bagian belakang mulut atau tenggorokan.[1]
Hernia Inguinalis merupakan kondisi di mana isi perut menonjol melalui saluran yang lemah di dinding perut bagian bawah. Kemunculannya ada di salah satu bagian pangkal paha (kiri atau kanan). Disebut sebagai “ingunalis” karena salurannya dinamakan kanal inguinalis[2,3].
Hernia Inguinalis dapat berkembang seiringnya waktu apabila indvidu terkait terus meningkatkan tekanan pada otot perut melalui aktivitas yang berat, seperti batuk kronis, mengangkat beban berat, bertambahnya berat badan, dan menekan terlalu kuat ketika buang air besar (BAB).[2]
Hernia Inguinalis dibagi menjadi dua, yaitu Hernia Inguinalis tidak langsung dan Hernia Inguinalis langsung. Yang pertama biasanya lebih umum ditemukan pada laki-laki. [1, 2]
Penyebabnya dikarenakan testis laki-laki memiliki panjang dari dalam perut dan turun melalui saluran di pangkal paha menuju skrotum. Apabila salurannya tidak tertutup saat baru lahir, maka hernia dapat muncul. [1, 2]
Hernia Inguinalis langsung muncul dikarenakan pelemahan otot-otot perut seiring berjalannya waktu dan sering dijumpai pada orang dewasa.[4]
Sesuai namanya, Hernia Femoralis merupakan tonjolan yang muncul pada kanal femoralis (berada di bawah ligamen inguinalis). Hernia Femoralis biasanya lebih jarang terjadi dibandingkan dengan Hernia Inguinalis. [5]
Apabila Hernia Inguinalis masih banyak dijumpai dengan tanpa memandang jenis kelamin, Hernia Femoralis lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dengan rasio 10:1 [5].
Tidak seperti kebanyakan Hernia yang ditemukan pada orang dewasa, Hernia Umbilikalis sebagian besar ditemukan pada bayi yang baru lahir. Hernia tipe ini muncul pada umbilikus atau pusar, di mana usus terdorong dan timbul di cekungan tali pusar. [6]
Bayi yang mengidap penyakit ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya sejalan dengan perkembangan organ tubuh dan bertambahnya usia.[6]
Hernia Insisional terjadi ketika organ perut menonjol pada bagian bekas jahitan penutup luka operasi di bagian perut. Hernia Insisional muncul karena alasan yang spesifik, yaitu [7] :
Congenital Diaphragmatic Hernia (CDH) terjadi ketika terdapat lubang yang bersifat abnormal di bagian Diafragma. Hal ini ditemui pada janin yang sedang berkembang di dalam rahim. [8]
Kehadiran organ perut yang naik ke bagian dada mengakibatkan penyempitan ruang bagi organ paru-paru dan dapat menyebabkan komplikasi pernapasan.[8]
Hernia Epigastrik adalah jenis Hernia yang terjadi pada lokasi antara tulang dada dengan pusar. Secara medis, epigastrium merupakan area yang terdapat pada ulu hati. Hernia Epigastrik menampilkan adanya tonjolan dari organ perut pada daerah tersebut. [2]
Tinjauan Hernia memiliki beragam tipe, di atnaranya terdapat Hernia Hiatus, Hernia Inguinalis, Hernia Femoralis, Hernia Umbilikalis, Hernia Diafragma Bawaan (CDH), dan Hernia Epigastrik.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya Hernia adalah lemahnya otot-otot pada rongga perut. Beberapa orang memiliki kelemahan tersebut sejak kecil atau bawaan sejak lahir, seperti yang terjadi pada Hernia Diafragma Bawaan dan Herni Umbilikalis.[9]
Untuk orang yang lebih tua, Hernia muncul diakibatkan karena mulai melemahnya otot-otot tersebut. Semakin bertambahnya usia, kinerja otot-otot ikut melemah, yang kemudian menyebabkan tekanan (yang bahkan tidak terlalu besar) organ dalam perut mendesak keluar. Pada orang dewasa banyak dijumpai Hernia tipe Hiatus, Inguinalis, dan Femoralis. [5, 9]
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya Hernia adalah adanya kelebihan tekanan yang terjadi di bagian rongga perut. Hernia Insisional akan sangat rentan terjadi apabila tekanan tersebut meningkat ketika pascaoperasi. Bekas jahitan pada bagian perut yang belum sembuh total mengakibatkan adanya pelemahan sehingga organ perut dapat menonjol keluar. [4, 7, 8]
Selain faktor-faktor di atas, penyebab lain Hernia dijabarkan secara berikut:[1, 2, 4, 7, 8]
Tinjauan Faktor utama penyebab Hernia adalah melemahnya otot-otot penyangga perut. Sebagian besar jenis hernia diakibatkan karea usia tubuh manusia yang menua dan mulai melemah
Untuk mendiagnosis Hernia, penyedia layanan kesehatan akan memulai dengan pengecekan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Dokter atau perawat akan menanyakan dan memeriksa gejala yang timbul seperti:[4, 5, 6, 7, 10]
Tinjauan Untuk mendeteksi hernia diperluka diagnosis medis. Biasanya berupa penelusuran riwayat sakit dan pemeriksaan fisik.
Dalam tingkatannya yang ringan, Hernia dapat mengecil dengan sendirinya. Misalnya benjolan yang terdapat pada Hernia Inguinalis dapat membesar ketika tubuh sedang tegang namun dapat mengecil kembali dan hilang ketika berbaring [1, 6] .
Dengan ini diperlukan perhatian terhadap pola aktivitas yang dijalani individu. Ketika sudah diketahui gejala ringan yang terjadi, maka diusahakan menghindari aktivitas berat. Juga pada kasus Hernia Umbilikalis, orang tua mesti rutin memeriksa perkembangan besar kecilnya benjolan hernia. [5]
Berikut adalah perawatan non-medis yang dapat dilakukan. [16]
Akan tetapi, dengan tingkatan Hernia yang semakin berat, praktik operasi medis atau pembedahan merupakan langkah yang sangat direkomendasikan. Hal ini berkaitan dengan komplikasi yang ditimbulkan serta dapat membahayakan nyawa individu tersebut. [1, 6]
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah operatif untuk mengatasi hernia.
Perbaikan hernia terbuka dijalani dengan membuat sayatan linear atau sedikit melengkung di atas ligamen inguinalis dan di bawah cincin inguinalis internal. Cincin inguinal internal terletak secara topografis di antara tulang belakang iliaka anterior superior dan tuberkulum pubis ipsilateral. [14]
Perbaikan dijalani pada tuberkulum kemaluan dan meluas ke area lateral, dengan melewati cincin inguinalis internal. Perbaikan ini dilakukan dengan membuat suatu sayatan. [14]
Pendekatan laparoskopi membuat potongan besar di belakang area hernia, menutupi lubang myopectineal, dan menggunakan kekuatan alami dari dinding perut untuk menyebarkan tekanan intra-abdomen pada area yang lebih besar untuk menopang bagian ayng lain. [14]
Berikut adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk terapi terhadap hernia.[16]
Berikut adalah anjuran serta pantangan untuk penderita serta untuk meminimalisasi timbulnya hernia. [15]
Di Indonesia, biaya untuk operasi hernia sangat beragam. Harga yang dipatok bergantung pada tingkat keparahan hernia, kelas rawat, ruangan, status rumah sakit, biaya inap, asuransi kesehatan, dan lain-lain. Masing-masingnya dapat menambah atau mengurangi biaya operasi hernia.
Dengan menelusuri berbagai sumber, kisaran biaya operasi hernia berkisar Rp. 3.000.000 sampai Rp. 7.000.000 untuk hernia yang ringan. Selain itu apabila hernia sudah parah, biaya operasi hernia bisa mencapai belasan juta rupiah.
Tinjauan Dengan langkah non-medis, pengobatan dapat dilakukan dengan cara mengubah pola aktivitas serta terus memperhatikan perkembangan benjolan hernia. Pada langkah medis, jalan operasi dilakukan, diantaranya: Perbaikan Anterior, Perbaikan Jaringan, dan Perbaikan Laparoskopik.
Apabila dibiarkan, Hernia dapat bertambah besar, benjolannya semakin terlihat, dan menyebabkan masalah serius. [13]
Terkadang kantung hernia dapat menyempit dan menyebabkan bagian usus terjepit. Hal Ini dapat menyebabkan usus tersumbat (obstruksi). Dari sini Hernia kemudian menyebabkan rasa sakit yang hebat, mual, dan muntah. Selian obstruksi, hernia dapat mengarah kepada inkarserasi dan strangulasi. [13]
Kondisi strangulasi disebut sebagai hernia strangulata, di mana jaringan kantung hernia kemungkinan mati dan dapat menyebabkan peradangan di dinding perut. Apabila sudah sejauh ini, tindakan operasi sangat dianjurkan karena akan sangat membahayakan jaringan tersebut. [13]
Pada beberapa kasus, kulit permukaan yang menutupi hernia akan tipis dan mati. Selanjutnya apabila terus berlanjut, area tersebut akan terjadi peradangan dan hernia dapat keluar dari tubuh.[9]
Tinjauan Komplikasi pada hernia ada tiga, yaitu obstruksi, inkarserasi, dan strangulasi.
Meskipun beberapa tipe Hernia terjadi karena bawaan sejak lahir, akan tetapi beberapa Hernia dengan tipe lain merupakan penyakit yang dapat dicegah. Berikut adalah langkah preventif yang dapat diterapkan sehari-hari: [4, 7, 8]
Dengan pemahaman yang tepat, penyakit Hernia dapat dihindari dan ditangani secara medis. Perhatian atas kondisi tubuh individu sangat perlu diperhatikan agar tidak sampai menjadi masalah yang serius.
Tinjauan Hernia dapat dicegah dengan memperhatikan pola hidup dan aktivitas kita. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah aktivitas yang melibatkan praktik beban yang berat.
1) Sabine Roman dan Peter J Kahrilas. 2014. BMJ: British Medical Journal , Vol. 349. The Diagnosis and Management of Hiatus Hernia.
2) James N. Parker, M. D. dan Philip M. Parker, Ph. D. 2002. The Official Patien’s Sourcebook on Inguinal Hernia.
3) Mark Davenport. 1996. Ingunal Hernia, Hydrocele, and the Undescend Testis. BMJ: British Medical Journal, Vol. 312, No. 7030.
4) Anonim. John Hopkins Medicine. Inguinal Hernia
5) Andrea Goethals dan Curtis T. Adams. 2019. The National Center for Biotechnology Information. Femoral Hernia.
6) Carly Werner. 2017. Healthline. Umbilical Hernia
7) Anonim. John Hopkins Medicine. Incicional Hernia.
8) Anonim. John Hopkins Medicine. Congenital Diagphragmatic Hernia
9) Anonim. The National Center for Biotechnology Information. Hernias: Overview.
10) Anonim. John Hopkins Medicine. Hiatal Hernia
11) Perawat RSUP Fatmawati. 2018. Ditjen Yankes: Kemenkes RI. Asuhan Keperawatan Pada Hernia.
12) Dewi Saputra Tjitra. 2016. Jurnal ARSI. Analisis Efektivitas Biaya Laparoskopik Herniotomy dan Open Herniotomy pada Pasien Hernia Inguinalis Unilateral di Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta Utara Tahun 2014.
13) James G. Adams dan Chandra D. Aubin. 2008. Emergency Medicine: Clinical Essentials. Bab 38: Hernias.
14) Courtney Townsend, R. Daniel Beauchamp, B. Mark Evers, dan Kenneth Mattox. 2016. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Bab 44: Hernias.
15) Anonim. 2019. Elsevier Interactive Patient Education. Hernia, Adult.
16) Anonim. 2020. Elsevier Point of Care. Hiatal hernia.