Hernia femoralis termasuk jenis hernia yang tidak umum, kurang dari 5% dari semua kasus hernia merupakan hernia femoralis[1, 2].
Daftar isi
Apa itu Hernia Femoralis?
Hernia merupakan tonjolan abnormal dari suatu organ atau jaringan melalui cela atau cacat pada dinding di sekitarnya. Cacat hernia dapat terjadi pada berbagai lokasi dari dinding perut, tapi paling umum terjadi pada bagian inguinal[3].
Hernia femoralis terjadi ketika jaringan mendorong melalui titik lemah pada dinding otot dari selakangan atau bagian dalam paha, sehingga sebagian jaringan mendorong melalui kanal femoral. Hernia femoralis terlihat seperti suatu tonjolan di dekat selakangan atau paha[1, 2].
Hernia fermoralis terjadi ketika abdominal viscera atau omentum mendorong melalui femoral ring dan masuk ke ruangan potensial dari kanal femoral. Hernia femoralis disebut juga sebagai femorocele[1, 4].
Kanal femoral merupakan tempat arteri femoralis, vena kecil, dan saraf. Terletak tepat di bawah ligamen inguinal di dalam selakangan[1].
Fakta Hernia Femoralis
Hernia femoralis kurang umum dibandingkan hernia inguinal. Hanya sekitar 3% dari hernia pada selakangan merupakan hernia femoralis. Baik hernia femoralis maupun hernia inguinal lebih sering terjadi pada bagian kanan[3].
Hernia femoralis lebih umum terjadi pada wanita daripada pria. Sekitar 70% dari kasus hernia femoralis terjadi pada wanita, diduga karena pelvis yang lebih besar pada wanita menyebabkan kanal femoral menjadi lebih besar[3, 5].
Prevalensi dari hernia femoralis meningkat seiring bertambahnya usia, demikian pula dengan risiko komplikasi, meliputi hernia tertahan (incarcerated hernia) dan strangulasi[3].
Hernia femoralis lebih umum terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Hernia pada anak, biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti kelainan jaringan ikat[2].
Penyebab Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi ketika jaringan internal mendorong melalui titik lemah pada dinding otot, dekat selakangan atau bagian dalam paha.
Penyebab pasti dari hernia femoralis sering kali tidak diketahui. Seseorang dapat memiliki bagian lemah pada kanal femoral, atau bagian tersebut dapat menjadi lemah seiring waktu[1, 2].
Mengejan dan tekanan berlebihan dapat berperan dalam melemahnya dinding otot. Berikut beberapa faktor yang dapat mengarah pada mengejan berlebih[1, 2, 4]:
- Melahirkan
- Konstipasi kronis
- Mengangkat benda berat
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Kesulitan urinasi
- Batuk kronis yang terus menerus dan berat
- Memiliki asites atau penumpukan cairan abdominal yang abnormal
- Menerima dialisis, atau perawatan untuk penyakit ginjal
- Berusia lanjut
- Wanita (wanita lebih rentan mengalami hernia karena bagian pelvis yang lebih lebar)
- Riwayat keluarga
Gejala Hernia Femoralis
Hernia femoralis umumnya terlihat sebagai gumpalan kecil pada selakangan. Hernia berukuran kecil dan sedang biasanya tidak menimbulkan gejala[1, 4].
Gumpalan atau pembengkakan kecil terletak di dekat kerutan selakangan, terkadang tepat di bawah kerutan sehingga gumpalan terlihat berada pada puncak paha[5].
Gumpalan dapat bersifat lunak atau menimbulkan rasa sakit. Terkadang gumpalan dapat terlihat menghilang ketika pasien berbaring dan dapat memburuk ketika mengejan[2].
Menurut penelitian dari North American Journal of Medical Sciences, sekitar 60% dari hernia femoralis terjadi pada sisi kanatn tubuh dan 30% terjadi pada sisi kiri. Sekitar 10% mempengaruhi kedua sisi[6].
Gejala berat dapat menandakan bahwa hernia femoralis merusak usus halus, kondisi ini disebut strangulasi. Gejala berat hernia femoralis meliputi[1, 2]:
- Sakit perut berat
- Sakit selakangan yang tiba-tiba
- Mual
- Muntah
Strangulasi lebih sering terjadi dalam kasus dari hernia dengan leher kecil, mengakibatkan kerusakan aliran arteri dan/atau pengeringan vena dalam konteks hernia.
Akibatnya, dapat terjadi pembengkakan dari kantung hernia. Usus besar atau usus kecil yang masuk dalam kantung hernia dapat mengalami kerusakan yang dapat mengarah pada kematian jaringan[1, 3].
Komplikasi Hernia Femoralis
Jika hernia femoralis menjadi terjebak, rusak, atau terjepit, dapat menimbulkan gejala tambahan dan komplikasi. Berikut komplikasi dari hernia femoralis[1]:
- Hernia femoralis incarcerated
Kondisi ini terjadi ketika hernia terjebak di dalam kanal femoral dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.
- Hernia femoralis terhambat
Terjadi ketika dan suatu bagian dari usus menjadi terjerat. Kondisi ini dapat mengarah pada obstruksi usus yang menyakitkan.
- Hernia femoralis strangulasi
Komplikasi ini terjadi ketika hernia mencegah darah untuk mencapai usus. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan (operasi), dapat menyebabkan jaringan usus mati dan membusuk. Kematian jaringan dapat mengarah pada infeksi yang mengancam nyawa.
Gejala dari komplikasi ini meliputi[1]:
- Rasa sakit yang tiba-tiba bertambah buruk dan pembengkakan besar di sekitar hernia
- Demam
- Mual
- Detak jantung cepat
- Kulit kemerahan di sekitar tonjolan
- Muntah
Diagnosis Hernia
Sekitar 35-40% dari hernia femoralis tidak menerima diagnosis hingga pasien mengalami strangulasi hernia atau obstruksi usus. Sementara penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kematian sebesar 10 kali lipat pada kasus akut tersebut[1].
Pasien hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter saat menduga adanya hernia. Dokter akan memeriksa tonjolan dengan pemeriksaan fisik dan menggunakan tes ultrasound imaging untuk mengkonfirmasi kondisi. [1,2]
Tes ultrasound imaging dapat menunjukkan kecacatan pada dinding otot sekaligus jaringan yang menonjol[1, 2].
Pengobatan Hernia Femoralis
Hernia femoralis yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala biasanya tidak memerlukan penanganan spesifik. Dokter akan memantau kondisi pasien dan penurunan gejala[2].
Pada kasus hernia femoralis pasien sering dianjurkan untuk menjalani operasi perbaikan. Hal ini terutama disebabkan peningkatan insidensi komplikasi pada hernia femoralis, meliputi incarcerated atau strangulasi dibandingkan hernia inguinal yang lebih umum[3].
Perbaikan hernia femoralis merupakan prosedur untuk memperbaiki bagian dinding otot yang lemah. Tindakan ini menghentikan jaringan internal untuk mendorong dan menimbulkan tonjolan[3].
Jenis Operasi
Terdapat dua jenis prosedur operasi perbaikan hernia yaitu operasi terbuka dan laparoskopik. Pemilihan jenis prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran hernia, usia pasien, kesehatan umum pasien, komplikasi serta waktu pemulihan yang diantisipasi[1, 2].
Berikut jenis operasi untuk perbaikan hernia femoralis[1, 2]:
- Operasi Terbuka
Pasien yang menjalani prosedur ini biasanya menerima anestesi umum. Prosedur ini dimulai dengan insisi kecil pada selakangan untuk mencapai hernia.
Kemudian dokter akan memindahkan jaringan bulging kembali ke bagian perut sebelum memperbaiki dinding kanal femoral dengan jahitan kuat atau sepotong sirat atau mesh.
- Laparoskopik
Operasi laparoskopik menggunakan tiga hingga empat insisi kecil pada bagian bawah perut yang dilakukan dengan pasien di bawah pengaruh anestesi umum.
Dokter kemudian menempatkan tabung kecil dengan kamera (laparoskop) ke dalam insisi. Dokter juga memasukkan alat-alat bedah melalui insisi lain untuk memindahkan jaringan kembali ke dalam perut dan memperbaiki otot yang rusak dengan mesh.
Prosedur ini memerlukan waktu yang lebih singkat untuk pemulihan dan meninggalkan bekas luka yang lebih kecil. Akan tetapi, prosedur ini tidak cocok untuk pasien dengan hernia berukuran sangat besar.
Pemulihan Pasca Operasi
Pasien biasanya dapat pulang setelah operasi perbaikan hernia pada hari yang sama atau sehari setelahnya.
Pemulihan dapat memerlukan waktu hingga 6 minggu atau lebih, namun umumnya pasien dapat kembali beraktivitas setelah dua minggu[1].
Selama pemulihan pasien pasien biasanya memerlukan[1]:
- Obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi ketidaknyamanan
- Membatasi aktivitas dan gerakan tubuh selama beberapa minggu
- Mengkonsumsi makanan sehat untuk mencegah konstipasi dan mengejan
- Merawat luka operasi
Komplikasi dan Risiko Pasca Operasi
Operasi hernia femoralis biasanya aman meski semua operasi memiliki risiko tertentu. Risiko dan keuntungan operasi hendaknya didiskusikan dengan pasien sebelum operasi, termasuk rasa sakit kronis yang dapat terjadi pada sekitar 15% pasien setelah operasi perbaikan hernia[1, 3].
Komplikasi paska operasi tidak umum terjadi. Berikut beberapa komplikasi yang dapat dialami[1, 3]:
- Penurunan urinasi
- Infeksi pada luka
- Seroma atau orchitis
- Pendarahan atau memar pada area insisi
- Bekuan darah
- Kesulitan buang air kecil
- Perlukaan pada organ internal
- Kerusakan saraf di sekitar insisi
- Efek samping dari anestesi umum
- Bekas luka
- Kelemahan kaki sementara
Pada banyak kasus, hernia kambuh dalam dua tahun pertama setelah perbaikan. Berikut faktor risiko kambuhnya hernia femoralis[3]:
- Konsumsi tembakau, seperti merokok
- Obesitas
- Peningkatan tekanan abdominal
- Infeksi yang terjadi bersamaan
- Kelainan jaringan kolagen
- Diabetes
- Kondisi gizi buruk
Pencegahan Hernia Femoralis
Cacat kongenital yang mengakibatkan tubuh rentan terhadap hernia tidak dapat dicegah. Namun kita bisa mengurangi regangan pada jaringan dan otot-otot perut untuk mencegah hernia[7].
Berikut beberapa kita yang dapat dilakukan[7]:
- Menjaga berat badan sehat
- Meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi untuk mencegah konstipasi dan mengejan berlebihan
- Menghindari mengangkat benda-benda berat, atau mengangkat benda berat dengan hati-hati
- Menghentikan kebiasaan merokok. Rokok berisiko menimbulkan batuk kronis yang dapat menjadi faktor risiko hernia
- Hindari bergantung pada truss (alat yang digunakan untuk menjaga posisi hernia di tempatnya)