Daftar isi
Histeroskopi adalah sebuah tindakan medis yang dilakukan untuk melihat bagian dalam rahim, seperti tuba falopi dan saluran serviks dengan memasukkan instrumen khusus melalui vagina.[1]
Beberapa fungsi dari histeroskopi adalah sebagai berikut:
Dokter akan merekomendasikan pasien melakukan histeroskopi apabila pasien mengalami beberapa masalah pada rahim, seperti sebagai berikut:[3]
Selain kelainan pada rahim, kondisi-kondisi berikut juga dapat membutuhkan histeroskopi:[3,4]
Histeroskopi tidak boleh dilakukan pada pasien yang sedang hamil dan memiliki infeksi panggul. Selain itu, tindakan medis ini juga tidak dianjurkan pada pasien yang mengidap kanker rahim atau kanker serviks.
Berdasarkan tujuannya, Histeroskopi dibagi menjadi 2 yaitu:[5]
Histeroskopi diagnostik dan operatif dapat dilakukan secara bersamaan.
Setelah sepakat untuk melakukan prosedur histeroskopi, pasien wajib memberi tahu dokter terkait beberapa hal berikut:[4]
Apabila pasien sedang mengonsumi aspirin atau obat lain yang mempengaruhi pembekuan darah, maka dokter akan meminta pasien untuk menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut sebelum prosedur.[4]
Dokter mungkin akan memberi obat penenang agar pasien merasa rileks. Sebelum prosedur dimulai dan pasien dianjurkan untuk membawa anggota keluarga atau teman selama melaksanakan prosedur.[4]
Histeroskopi dijadwalkan sebelum atau sesudah menstruasi. Hal ini dilakukan agar dokter mendapatkan visualisasi rahim yang jelas.[4]
Histeroskopi dapat dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter, tergantung dari tujuan dilakukannya prosedur tersebut.
Tindakan medis ini memakan waktu sekitar 5 sampai 30 menit. Secara umum, pemeriksaan histeroskopi mencakup hal-hal berikut:[4,6]
Adalah hal yang normal apabila selama prosedur pasien mengalami kram yang serupa saat menstruasi.[6]
Apabila pasien menggunakan anestesi lokal maka setelah prosedur selesai, pasien bisa langsung pulang namun apabila yang digunakan adalah anestesi total, pasien perlu menunggu beberapa saat sampai efek dari anestesi tersebut hilang.[6]
Baik untuk diagnosis atau tindakan medis lanjutan, hasil pemeriksaan histeroskopi dibagi menjadi 2 yaitu:[6]
Beberapa hal umum yang terjadi setelah melakukan histeroskopi yaitu:[2,3]
Dokter biasanya akan memberikan obat tertentu untuk mengurangi rasa sakit setelah pemeriksaan histeroskopi.[3]
Pasien dilarang untuk berhubungan intim setidaknya selama 2 minggu setelah prosedur.[3]
Meskipun jarang terjadi komplikasi, histeroskopi tetap memiliki beberapa risiko seperti prosedur medis pada umumnya. Beberapa risiko terkait prosedur medis ini antara lain:[6]
Segera pergi ke dokter apabila pasien mengalami kondisi di atas.
1. Melissa Conrad Stöppler, MD. 2020. Medicinenet. Hysteroscopy Procedure, Reasons, Types, Side Effects.
2. Diana K. Wells and Michaele Webber MD. 2017. Healthline. Hysteroscopy.
3. Traci C. Johnson MD. 2018. WebMd. What Is a Hysteroscopy?
4. Anonim. 2020. John Hopkins Medicine. Hysteroscopy.
5. Linda C. Yang, MD, MSc and Angela Chaudhari, MD. 2018. The American College of Obstetricians and Gynecologists. The Use of Hysteroscopy for the Diagnosis and Treatment of Intrauterine Pathology.
6. Amanda Barrel and Xixi Luo MD. 2018. Medical News Today. What you should know about hysteroscopy.