Abortus Habitualis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi pada tiga atau lebih secara berturut-turut. Sebagian besar kasus abortus terjadi saat embrio mengalami jumlah kromosom yang abnormal ketika proses pembuahan.... Masalah genetik ini terjadi secara kebetulan, tanpa adanya kondisi medis yang mendasari. Namun hal ini menjadi lebih sering terjadi seiring peningkatan usia ibu. Untuk membantu mencari penyebab terjadinya abortus habitualis, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terkait riwayat penyakit, kehamilan terdahulu, dan mungkin menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada masalah dengan sistem imun yang dapat menyebabkan keguguran berulang. Terapi akan ditujukan sesuai dengan penyebab yang ditemukan. Read more

Abortus habitualis adalah keguguran yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih selama masa kehamilan berturut-turut. Kondisi ini memiliki sebutan lain yakni keguguran berulang atau kehilangan kehamilan berulang. [1]

Akan tetapi, American Society of Reproductive Medicine kini telah mendefinisikan ulang abortus habitualis sebagai kondisi keguguran 2 kali berturut-turut. [2]

Keguguran yang terjadi pada usia 20 minggu kehamilan dihitung sejak hari terakhir menstruasi. Kondisi ini terjadi pada 1-2% perempuan. Resiko keguguran berulang setelah mengalami 2 kali keguguran berturut-turut adalah 30%. Sedangkan setelah mengalami 3 kali keguguran berturut-turut adalah 33%. [1]

Beberapa alasan yang menyebabkan abortus habitualis yaitu kelainan genetik, kelainan rahim, kelainan hormon, kelainan sistem kekebalan tubuh, dan faktor lingkungan. [3]

Gejala Abortus Habitualis

Pada abortus habitualis, gejala jika Anda mengalaminya adalah keguguran sebanyak 2 kali berturut-turut. Keguguran tersebut dapat berbeda, misalnya merasa nyeri dan pendarahan sedangkan yang lain tidak menampakkan gejala sama sekali. [4]

Adapun gejala keguguran termasuk di antaranya: [4]

  • Terdapat bercak atau pendarahan
  • Nyeri punggung sedang sampai berat (lebih sakit dari kram menstruasi)
  • Kehilangan berat badan
  • Adanya cairan putih- merah jambu yang keluar dari vagina
  • Kontraksi (menyakitkan, terjadi setiap 5-20 menit sekali)
  • Keluarnya jaringan seperti gumpalan dari vagina
  • Berkurangnya tanda kehamilan secara tiba-tiba

Penyebab Abortus Habitualis

Abortus habitualis dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Baik dari sisi janin maupun orang tua. Di bawah ini adalah penyebabnya: [2,3,5,6]

  • Kelainan Genetik

Kadang-kadang, ayah atau ibu dari calon bayi mempunyai susunan yang tidak teratur dalam gen mereka. Akan tetapi, keturunan mereka akan mengalami pengaruh yang lebih berat dan dapat menimbulkan keguguran. [2]

Kelainan kromosom acak pada embrio merupakan hal yang umum dan menjadi penyebab dari 50-80% kehilangan kehamilan pada trimester awal. Akan tetapi, ada kelainan kromosom yang berulang kali diturunkan yang mana dapat berperan dalam keguguran berulang. [3]

  • Kelainan Rahim

Sekitar 15% abortus habitualis disebabkan oleh kelainan rahim. Kelainan dapat berupa bawaan lahir misalnya terdapat septum/ sekat di dalam rahim. [3]

Selain itu, penyebab lain seperti fibroid atau polip juga ambil bagian dalam abortus habitualis. Fibroid atau polip merupakan pertumbuhan jaringan di dalam rahim. Adanya jaringan parut di dalam intra-uterin juga bisa menyebabkan keguguran. [3]

  • Kelainan Autoimun

Abortus habitualis dikaitkan dengan beberapa penyakit autoimun. Salah satunya sindrom antibodi antifosfolipid. Kelainan ini dicirikan dengan adanya antibodi antifosfolipid pada masa pra-embrio (< 6 minggu), masa embrio (6-9 minggu), dan masa janin (sejak 10 minggu). Antibodi ini sering kali dikaitkan dengan kehilang kehamilan. [5]

Sindrom antibodi antifosfolipid ditemukan sebanyak 5-20% pada wanita yang mengalami abortus habitualis. Kondisi keguguran berulang dengan faktor ini dipertimbangkan sebagai penyebab paling penting yang dapat ditangani. [7]

  • Pengaruh Lingkungan

Lingkungan juga dapat mempengaruhi kondisi abortus habitualis. Merokok dapat meningkatkan resiko abortus habitualis. Penggunaan obat rekreasional seperti kokain dapat juga berujung keguguran. [6]

Mengalami kelebihan berat badan telah dihubungkan dengan keguguran berulang begitu juga dengan komplikasi kehamilan lainnya. Asupan alkohol dan kafein yang berlebihan juga dikaitkan dengan abortus habitualis. [6]

  • Masalah Hormon

Masalah hormon termasuk yang berhubungan dengan penyakit tiroid dan kelenjar pituitari, diabetes, dan sindrom polisistik ovarium juga dapat menimbulkan kondisi abortus habitualis. [3] Wanita dengan diabetes melitus yang tidak dikendalikan akan meningkatkan resiko keguguran dan kecacatan bentuk janin. [5]

  • Infeksi Mikroba Tertentu

Infeksi mikroba tertentu dianggap salah satu faktor abortus habitualis. Walaupun begitu faktor ini dikatakan merupakan penyebab langka dari kondisi keguguran berulang. [5]

  • Tidak dapat Dijelaskan

Hampir separuh kasus dari abortus habitualis, para dokter tidak mampu menemukan penyebabnya. Walaupun begitu, kebanyakan kasus terjadi akibat adanya kelainan genetik. [6]

  • Trombofilia yang Diwariskan

Trombofilia merujuk pada peningkatan resiko mengembangkan tromboembolisme vena. Kondisi ini dapat diwariskan atau didapatkan dan menyebabkan gumpalan darah terbentuk di dalam pembuluh darah. [7]

Diagnosis Abortus Habitualis

Diagnosis abortus habitualis pertama kali dilakukan dengan cara memeriksa riwayat kesehatan Anda dan pasangan, riwayat keluarga dan riwayat genetik serta pemeriksaan fisik. [2]

Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan yakni: [2]

  • Pemeriksaan Rahim

Dokter akan memeriksa rahim dan rongga rahim dengan berbagai metode misalnya MRI, USG, saline USG, histerosalpingogram atau histeroskopi. Tes-tes ini dilakukan untuk mengetahui bentuk rahim dan memeriksa adanya kelainan jaringan pada rahim dan di sekitarnya. Kelainan yang dimaksud dapat berupa fibroid, polip atau jaringan parut. [2]

  • Pemeriksaan Antibodi Antifosfolipid

Pemeriksaan antibodi antifosfolipid khususnya antibodi antikardiolipin dan antikoagulan lupus juga akan dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah wanita tersebut memiliki sindrom antibodi antifosfolipid. [2]

  • Pemeriksaan Hormon

Jika tes yang berkaitan dengan rahim dan antibodi tidak menunjukkan penyebab abortus habitualis, maka dokter akan memantau masalah hormon.

Dokter akan melakukan pemeriksaan hormon tiroid, prolaktin, dan juga tes yang berkaitan dengan ovarium. Pemeriksaan terhadap diabetes juga akan dilaksanaka jika Anda memiliki faktor resiko yang besar terhadap penyakit tersebut. [2]

Jika dokter belum juga menemukan alasan di balik abortus habitualis, dokter akan melakukan pemeriksaan kariotipe yaitu pemeriksaan kromosom atau gen pada orang tua. Tujuannya adalah menemukan kelainan pada susunan gen calon orang tua yang mungkin diwariskan ke keturunan mereka. [2]

Pengobatan Abortus Habitualis

Pilihan pengobatan bergantung kepada penyebab dari abortus habitualis. Beberapa pengobatan yang memungkinkan termasuk obat-obatan, bedah korektif, atau konseling genetika. Jika tidak diketahui penyebabnya, makan tak banyak hal yang dapat dilakukan. [4]

Lebih dari separuh perempuan yang mengalami abortus habitualis dengan sebab yang tak diketahui dapat menjalani kehamilan yang sehat. Pada beberapa kasus, keguguran yang dialami harus ditangani melalui proses dilatasi dan kuretase. Prosedur ini mengangkat jaringan yang ada di dalam rahim. [4]

Pencegahan Abortus Habitualis

Tidak ada penelitian yang meyakinkan yang mengatakan bahwa ada cara untuk mencegah terjadinya keguguran. Abortus habitualis tidak dapat dicegah karena bukan Anda yang menyebabkannya. [4]

Kehilangan kehamilan dapat menjadi sesuatu yang emosional bahkan pada kehamilan yang tidak direncanakan. Setiap orang menghadapi kehilangan kehamilan dengan cara yang berbeda. Beberapa perempuan mungkin kesulitan berdamai dengan perasaan mereka. [4]

Jika Anda merasa sangat sedih atau membutuhkan bantuan, Anda dapat berbicara dengan dokter Anda. Dokter akan memberi rujukan ke dalam grup sesama penyintas yang saling mendukung. [4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment