Daftar isi
Salah satu masalah kesehatan yang hingga kini masih memberikan dampak yang besar di lingkungan masyarakat yaitu infeksi bakteri [1].
Sebagaimana namanya, infeksi bakteri adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme bakteri. Infeksi bakteri dapat menyerang bagian tubuh manapun [1].
Infeksi bakteri tertentu, dapat menyebabkan penyakit tertentu pada bagian tubuh yang terinfeksi.
Infeksi bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan kemampuan penularannya, yaitu mencakup [2]:
Infeksi bakteri menular adalah infeksi bakteri yang dapat ditularkan atau menyebar ke orang lain setelah menginfeksi seseorang.
Infeksi bakteri dapat menular ketika seseorang mulai menunjukkan gejala. Oleh karena itu, infeksi yang tanpa gejala seperti klamidia, lebih berisiko ditularkan dapat disadari.
Tidak semua infeksi bakteri menular dari orang ke orang lain, seperti infeksi bakteri akibat dari gigitan hewan yang terinfeksi. Adapun penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari hewan antara lain [2]:
Selain itu, infeksi bakter juga dapat dibedakan berdasarkan bakteri yang menginfeksi, sebagai berikut [4]:
Salmonella merupakan jenis infeksi bakteri yang menyebabkan sakit perut parah, diare hingga muntah. Penyebabnya tidak lain adalah bakteri salmonella non-tifoid.
Bakteri ini dapat ditemukan di saluran usus manusia dan hewan. Infeksi bakteri salmonella lebih sering terjadi karena mengonsumsi ungags yang kurang matang.
Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal (GI) sederhana hingga yang berakibat fatal.
Infeksi bakteri E. coli ini akan jauh lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang tidak menjaga kebersihan dan kematangan makanan yang dikonsumsinya, termasuk sayuran mentah yang tidak bersih. Mengingat, sayuran merupakan sumber makanan yang mungkin terkontaminasi.
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi bakteri jenis ini merupakan salah satu infeksi bakteri yang sangat menular.
Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan organ lain yang terinfeksi. Namun, jarang yang ditemukan mempengaruhi otak.
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri resisten antibiotik yang dapat mematikan. Infeksi bakteri jenis ini lebih banyak diderita oleh orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Infeksi bakteri Clostridium difficile (C. diff) merupakan infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal.
Infeksi bakteri pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri berikut ini [4]:
Infeksi bakteri vaginosis bakterialis merupakan jenis infeksi yang menyerang vagina dan membuatnya menjadi gatal, keluarnya cairan, dan nyeri saat buang air kecil.
Infeksi bakteri Heliobacter pylori (H. pylori) merupakan jenis infeksi bakteri yang berhubungan dengan sakit maag dan gastritis kronis.
Infeksi bakteri Nerisseria gonorrhoeae dapat menyebabkan penyakit menular seksual yang disebut dengan Gonore.
Vibrio vulnificus adalah bakteri “pemakan daging” langka yang dapat ditemukan di air laut yang hangat.
Gejala infeksi bakteri akan tergantung pada lokasi infeksi dan jenis bakteri. Adapun berikut ini merupakan gejala atau tanda umum jika seseorang telah terinfeksi bakteri [3]:
Penyebab infeksi bakteri adalah karena adanya transmisi bakteri yang masuk ke dalam tubuh yang seiring waktu bertambah banyak hingga membuat tubuh bereaksi [3].
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui lubang yang ada di kulit, seperti bekas luka maupun saluran pernapasan [3].
Infeksi bakteri dapat terjadi melalui lingkungan, makanan, minuman atau benda yang terkontaminasi, serta orang atau hewan yang terpapar bakteri [4].
Infeksi bakteri lebih mungkin terjadi khususnya pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau memiliki kondisi yang mengharuskannya mengonsumsi obat imunosupresif [4].
Infeksi bakteri tidak hanya menimbulkan kondisi medis yang ringan, melainkan ada juga yang dapat menyebabkan masalah yang serius seperti komplikasi [3].
Infeksi bakteri yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat segera, akan dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan selulitis [3].
Jika terus berkembang, kondisi ini akan dapat berubah menjadi kondisi yang lebih parah dan bahkan mengancam jiwa ketika menjadi sepsis [3].
Sepsis ini merupakan keracunan darah yang dapat menyebabkan syok, gagal organ dan bahkan kematian jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat [3].
Segera periksakan diri kedokter jika mengalami beberapa gejala atau tanda infeksi bakteri berikut ini [3]:
Selain itu, jika mengalami gejala sepsis berikut ini maka harus segera memeriksakan diri kedokter sebelum menjadi fatal akibatnya [3]:
Metode diagnosis terhadap infeksi bakteri ada beberapa macam, termasuk [4]:
Tes darah merupakan salah satu metode pengujian yang dapat digunakan dalam mendiagnosis infeksi bakteri. Mengingat, peningkatan jumlah sel darah putih atau leukosit dapat menjadi pertanda adanya infeksi bakteri dalam tubuh.
Perlu diketahui bahwa, jenis sel darah putih tertentu akan meningkat jumlahnya untuk melindungi tubuh ketika terjadi infeksi.
Jika dikhawatirkan terdapat abses bakteri (area berisi nanah) di dalam atau di dekat organ dalam, maka tes pencitraan mungkin akan dilakukan.
Infeksi bakteri ringan, umumnya dapat sembuh sendiri seiring dengan berjalannya waktu, bahkan tanpa pengobatan. Namun, untuk infeksi bakteri tertentu mungkin juga akan membutuhkan pengobatan [4].
Sebagaimana diketahui bahwa, infeksi bakteri ini umumnya menimbulkan gejala seperti demam, nyeri bengkak batuk bahkan dehidrasi yang membutuhkan perawatan pendukung [4].
Adapun pengobatan untuk infeksi bakteri dapat berupa beberapa hal, termasuk [4]:
Antibiotik merupakan obat yang ampuh untuk melawan infeksi bakteri. Jenis antibiotiknya akan bergantung pada jenis bakteri yang menginfeksi.
Satu jenis antibiotik mungkin tidak hanya efektif untuk melawan satu jenis bakteri saja, namun juga tidak bisa ampuh untuk semua jenis bakteri.
Antibiotik memiliki jenis yang berbeda, termasuk dalam penggunannya. Ada antibiotik yang diminum, ada juga yang menjadi obat topikal (untuk mata atau kulit) dan bahkan ada yang harus secara intravena.
Penggunaan antibiotik ini tidak boleh sembarangan, melainkan harus sesuai dengan aturan yang telah dokter berikan. Khususnya pada durasi konsumsi atau pemakaian dari antibiotik itu sendiri.
Perawatan pendukung seperti obat penghilang rasa sakit atau obat antiinflamasi mungkin akan dibutuhkan selama pengobatan infeksi bakteri berlangsung.
Selain itu, jika demam, mungkin obat penurun demam maupun antiinflamasi nonsteroid (NSAID) mungkin juga diberikan.
Jika pasien mengalami batuk, maka obat batuk mungkin juga akan diberikan. Dan cairan IV mungkin juga diberikan untuk pasien yang mengalami dehidrasi.
Setelah diagnosis, jika ternyata ditemukan abses maka operasi pembedahan mungkin akan dilakukan untuk mengangkat abses tersebut.
Operasi pembedahan ini mungkin akan menggunakan prosedur sederhana jika abses terjadi di kulit. Namun, jika abses berada di usus atau otak yang jauh di dalam tubuh maka prosedurnya akan lebih rumit.
Infeksi bakteri dapat dicegah atau dikurangi risikonya dengan melakukan beberapa hal berikut ini [2]:
1. S. Doron & S.L. Gorbach. Bacterial Infections: Overview. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2008.
2. Jill Seladi-Schulman, Ph.D. & Vincent J. Tavella DM, MPH. Are Bacterial Infections Contagious? Healthline; 2019.
3. Anonim. Bacterial infections. Healthdirect Australia; 2021.
4. Kristina Duda, RN & Michael Menna, DO. An Overview of Bacterial Infections. Verywellhealth; 2020.