Penyakit & Kelainan

Infeksi Kutu Caplak: Gejala – Pengobatan dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Caplak ialah sejenis kutu penghisap darah yang biasanya banyak ditemukan di hewan peliharaan, umumnya anjing atau kucing. Caplak termasuk hewan yang berperan sebagai vektor (pembawa mikroba penyebab penyakit). Caplak dapat menularkan bakteri, virus, dan patogen penyebab penyakit lainnya[1, 2].

Caplak dapat ditemukan pada tumbuhan dan semak belukar. Caplak dapat berpindah ke hewan peliharaan dan manusia. Gigitan caplak biasanya tidak berbahaya, sehingga tidak menimbulkan gejala yang tampak[2].

Akan tetapi, caplak dapat menyebabkan reaksi alergi dan gigitan caplak tertentu dapat menyebabkan penularan penyakit[2].

Gejala Infeksi Caplak

Beberapa caplak menularkan patogen penyebab infeksi ketika menggigit. Penyakit yang ditularkan oleh gigitan caplak dapat menimbulkan berbagai gejala dan biasanya muncul dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah tergigit caplak[2, 3].

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh penyakit yang ditularkan caplak antara lain[2, 4]:

  • Demam atau menggigil
  • Sakit dan pegal
  • Bintik merah atau ruam dekat bagian yang digigit
  • Ruam pada sekujur tubuh
  • Leher kaku
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Kelemahan
  • Sakit otot atau sendi
  • Pembengkakan nodus limfa

Penyakit yang Disebabkan Infeksi Caplak

Gigitan caplak dapat menjadi penularan patogen yang menyebabkan penyakit berikut:

1. Anaplasmosis

Sebelumnya, anaplasmosis disebut sebagai human granulocytic ehrlichiosis (HGE), ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini ditularkan ke manusia oleh caplak berkaki hitam, jenis caplak yang sama dengan penyakit Lyme[2].

Bakteri menyerang sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit. Infeksi menyebabkan gejala seperti perasaan lelah berlebih, demam, menggigil, otot sakit, sakit kepala, dan sakit perut. Gejala biasanya muncul 1-3 minggu setelah gigitan caplak[5].

2. Babesiosis

Babesiosis merupakan penyakit akibat infeksi protozoa yang menyerang sel darah merah. Sekitar 20% orang yang didiagnosis dengan barbesiosis juga mengalami penyakit Lyme[3].

Infeksi menimbulkan gejala seperti flu dan menyebabkan tekanan darah rendah, anemia, dan masalah hati atau ginjal. Penyakit ini ditularkan oleh kutu rusa dan biasanya dialami oleh orang dewasa[5].

3. Penyakit Lyme

Penyakit Lyme merupakan infeksi bakteri berpotensi serius yang mempengaruhi manusia dan hewan. Penyakit Lyme disebabkan oleh Borrelia burgdorferi[3].

Setelah infeksi, mulanya dapat timbul gejala seperti flu (demam, menggigil, sakit kepala, dan sakit sendi atau otot). Ruam kulit juga dapat muncul dekat bagian yang digigit caplak sekitar 3-20 hari kemudian[5].

Saat ruam bertambah besar, bagian tengah sering menjadi lebih terang dan terbentuk lingkaran merah pada bagian tepi, menyebabkan noda berbentuk seperti mata banteng. Sekitar 60% orang yang terinfeksi Borrelia, mengalami ruam ini[5].

3. Rocky Mountain Spotted Fever

Rocky Mountain Spotted Fever ditularkan oleh caplak anjing (Dermacentor variabilis), caplak kayu Rocky Mountain (Dermacentor andersoni), dan caplak anjing coklat (Rhipicephalus sangunineus)[6].

Gejala infeksi biasanya muncul 2 hari hingga 2 minggu setelah tergigit. Penyakit ini menyebabkan demam, sakit kepala, muntah, sakit perut, mata merah, dan otot sakit[5].

Kebanyakan pasien juga mengalami ruam berbintik yang bermula pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki. Ruam biasanya muncul beberapa hari setelah gejala lain[5].

4. Powassan

Penyakit powassan ditularkan oleh caplak kaki hitam (Ixodes scapularis) dan caplak babi tanah (Ixodes cookei). Penyakit disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang otak dan pada jaringan di sekitarnya, menyebabkan peradangan[5, 6].

Gejala meliputi sakit kepala, demam, muntah, disertai kebingungan, hilangnya koordinasi, dan kejang. Gejala dapat muncul 1 minggu hingga 1 bulan setelah tergigit caplak[5].

5. Lumpuh Caplak

Penyakit ini bukan disebabkan oleh bakteri atau virus, melainkan oleh racun pada ludah caplak. Racun yang masuk ke tubuh akibat gigitan caplak akan menyebar ke sekujur tubuh, membuat otot menjadi kendur dan lemah[5, 6].

Gejala dapat menyerupai kondisi neurologis lain (seperti sindrom Guillain-Bare atau botulisme). Biasanya kondisi dapat membaik setelah caplak yang menggigit ditemukan dan diambil. Penderita umumnya dapat bergerak kembali dalam 24 setelah caplak dilepas[4, 5].

6. Ehrlichiosis

Ehrlichiosis disebabkan oleh bakteri Ehrlichia chaffeensis. Penyakit ini berkaitan dengan anaplasmosis, tapi ditularkan oleh jenis caplak Ambylomma Americanum[3, 6].

Infeksi menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, dan sakit perut. Selain itu, orang yang terinfeksi dapat mengalami batuk, diare, dan ruam. Gejala biasanya muncul 1 hingga 2 minggu setelah tergigit[5].

7. Tularemia

Tularemia disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Tularemia ditularkan ke manusia oleh caplak anjing (Dermacentor variabilis), caplak kayu (Dermacentor andersoni), dan caplak bintang penyendiri (Amblyomma americanum)[3, 6].

Tularemia disebut juga sebagai demam kelinci karena penyakit ini menjangkit kelinci dan hewan pengerat. Penyakit tularemia termasuk kondisi yang cukup langka, namun sangat menular dan dapat membahayakan nyawa penderita jika tidak ditangani[5].

Infeksi menyebabkan ulser kulit, demam, dan pembengkakan pada nodus limfa. Umumnya penderita akan membaik setelah diberikan antibiotik, tapi gejala dapat berlangsung hingga beberapa minggu[5].

Penanganan Gigitan Kutu Caplak

Gigitan kutu caplak umumnya mudah untuk dikenali karena caplak akan tetap menempel pada kulit hingga 10 hari setelah gigitan pertama. Gigitan caplak tertentu dapat menularkan penyakit, namun umumnya gigitan kutu caplak tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala[2].

Setelah menemukan kutu caplak yang menggigit, kita dapat melepas caplak dengan alat pelepas caplak atau pinset[2].

Berikut langkah melepas kutu caplak yang menggigit[2]:

  • Cengkeram atau japit kutut caplak sedekat mungkin pada permukaan kulit.
  • Tarik lurus ke atas dan menjauh dari kulit sambil menempatkan tekanan yang stabil. Usahakan untuk tidak memutar caplak.
  • Periksa bagian yang digigit untuk memastikan adanya bagian tubuh caplak yang tertinggal, misalnya bagian kepala atau mulut. Jika ada, lepaskan bagian yang tertinggal dari kulit.
  • Bersihkan bagian kulit yang tergigit dengan air dan aplikasikan hand sanitizer dengan kandungan alkohol, spiritus, atau iodine.
  • Setelah kutu caplak dilepaskan, tenggelamkan dalam spiritus untuk memastikan caplak tersebut mati.

Setelah melepaskan caplak, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang diperlukan bergantung jenis caplak yang menggigit[2, 7].

Biasanya memerlukan waktu lebih dari 24 jam untuk terjadi infeksi penyakit dari gigitan caplak. Sehingga lebih cepat kutu caplak ditemukan dan dilepaskan, risiko terjadinya infeksi lebih rendah[2].

Pengobatan Infeksi Kutu Caplak

Untuk mendiagnosis pasien, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik dan pengecekan gejala yang dialami. Pasien dapat diminta melakukan tes darah untuk mendiagnosis penyakit tertentu, seperti babesiosis dan anaplasmosis[7].

Pengobatan penyakit yang disebabkan infeksi kutu caplak bergantung pada jenis penyakit dan patogen penyebabnya. Dokter dapat meresepkan antibiotik (doxycycline, amoxicillin, atau cefuroxime axetil) untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, seperti penyakit lyme dan tularemia[7].

Doxycyline diberikan sebagai penanganan pertama untuk anaplasmosis, ehrlichiosis, dan Rocky mountain spotted fever. Penyakit babesiosis diobati dengan kombinasi atovaquone dan azithromycin[7].

Pencegahan Infeksi Kutu Caplak

Cara pencegahan penyakit yang ditularkan oleh caplak ialah dengan mencegah gigitan caplak. Berikut beberapa langkah untuk mencegah terkena gigitan caplak[2]:

  • Mengenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang ketika berjalan di daerah berumput atau hutan di mana banyak terdapat caplak
  • Berjalan pada bagian tengah jalur
  • Gunakan pengusir kutu yang setidaknya 20% DEET
  • Semprot pakaian dan perlengkapan dengan 0,5% permethrin
  • Mandi dalam 2 jam setelah berkegiatan di luar ruangan
  • Memeriksa kulit dengan seksama setelah pulang dari daerah rawan caplak, terutama pada bagian bawah lengan, belakang telinga, di antara kaki, belakang lutut, dan pada rambut

1. Agoes, R dan D. Natadisastra. Parasitologi Kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2009.
2. Kimberly Holland, reviewed by Judith Marcin, M.D. Tick Bites: Symptoms and Treatments. Healthline; 2019.
3. Anonim. Diseases That Can be Transmitted by Ticks. Minnesota Department of Health; 2019.
4. Anonim. Symptoms of Tickborne Illness. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.
5. Anonim, reviewed by Nayana Ambardekar. Guide to Tick-Borne Diseases. WebMD; 2019.
6. Anonim. Diseases Transmitted by Ticks. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.
7. Anonim. Tick-Borne Illnesses. Yale Medicine; 2021.

Share