Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Jahe merupakan makanan yang paling sering jadi bumbu masakan maupun dikonsumsi langsung oleh orang Indonesia. Makanan ini memiliki kandungan gizi yang beragam dan banyak antara lain vitamin seperti vitamin
Siapa yang tidak mengenal jahe. Hampir semua orang di banyak negara sudah tau tentang tanaman ini beserta manfaat yang dikandungnya.
Jahe telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, mulai dari untuk bumbu masakan, minuman hingga obat tradisional.
Daftar isi
Jahe merupakan salah satu rempah yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Jahe memiliki nama latin Zingiber officinale.
Sama seperti kunyit dan kencur, jahe masuk dalam kategori rizhomatous herbaceous plant, yaitu tanaman dengan bentuk pendek dan tidak memiliki batang kayu.[1]
Tanaman jahe memiliki akar menggembung yang berdaging putih, dan bagian akar dari jahe inilah yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Selain karena rasa dan aromanya yang khas, jahe juga banyak dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit.
Tanaman jahe berasal dari daerah Asia Selatan yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Sebelum abad pertama, jahe telah dikenal oleh masyarakat Arab dan sekitarnya yang digunakan dalam campuran masakan hingga obat tradisional. Selanjutnya, jahe menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Eropa hingga dunia.[2]
Hampir semua orang di dunia mengenal jahe beserta manfaat yang dikandungnya. Jahe telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, mulai dari untuk bumbu masakan, minuman hingga obat tradisional.
Berikut kandungan yang terdapat pada per 100 gram jahe:
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Bumbu, jahe, tanah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 347 | Kalori Dari Lemak: | 49.8 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 5.9 g | 9.15 % | |
Lemak Jenuh | 1.9 g | 9.7 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 32 mg | 1.33 % | |
Total Karbohidrat | 70.8 g | 23.59 % | |
Serat | 12.5 g | 50.01 % | |
Gula | 3.4 g | ||
Protein | 9.1 g | 18.24 % | |
Vitamin A | 2.94 % | Vitamin c | 11.67 % |
Kalsium | 11.6 % | Zat besi | 64.01 % |
Src : Bumbu, jahe, tanah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Akar jahe, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 80 | Kalori Dari Lemak: | 6.3 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.7 g | 1.15 % | |
Lemak Jenuh | 0.2 g | 1.01 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 13 mg | 0.54 % | |
Total Karbohidrat | 17.8 g | 5.92 % | |
Serat | 2 g | 8 % | |
Gula | 1.7 g | ||
Protein | 1.8 g | 3.64 % | |
Vitamin A | 0 % | Vitamin c | 8.33 % |
Kalsium | 1.6 % | Zat besi | 3.33 % |
Src : Akar jahe, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Selain itu, di dalam jahe juga terdapat beberapa vitamin dan mineral seperti[3]:
Jika dihitung secara keseluruhan, terdapat lebih dari empat ratus komponen kimia yang terkandung dalam jahe.
Komponen terbesarnya adalah gingerol, terutama pada jahe segar dan akan sedikit berkurang setelah dikeringkan.[3]
Gingerol merupakan komponen fenolik dalam jahe, bersama dengan shogaol dan paradol yang memiliki banyak manfaat seperti sebagai antioksidan, antiinflamasi hingga antitumor.[4]
Komponen terbesar kedua adalah keton. Keton inilah yang menciptakan aroma khas dari jahe.
Keton merupakan komponen ringkas yang terdiri dari hidrogen, karbon, dan oksigen yang digunakan tubuh untuk memecah asam lemak.
Secara alami, keton terdapat pada hati manusia yang digunakan untuk tetap menghasilkan energi pada saat glukosa tidak ada.[5]
1. Antioksidan
Kerusakan oksidatif dipercaya sebagai satu dari penyebab banyak penyakit dan penuaan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Radikal bebas sendiri merupakan molekul yang sangat aktif dengan elektron tunggal. Radikal bebas cenderung lebih bereaksi pada substansi penting dalam tubuh seperti asam lemak, protein dan DNA.[6]
Kerusakan oksidatif dapat diatasi dengan antioksidan. Jahe adalah salah satu tanaman yang memiliki antioksidan yang paling tinggi setelah pomegranat dan beberapa jenis buah beri.[7]
Antioksidan yang terkandung dalam jahe mampu mengurangi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas dengan mengaktifkan Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate (NADPh).[7]
Selain itu, antioksidan dalam jahe juga mampu menetralkan reaktif nitrogen yang juga bisa menyebabkan kerusakan DNA dengan menghambat produksi nitrogen dalam tubuh.[7]
2. Meningkatkan Metabolisme Tubuh
Mengkonsumsi jahe dapat meningkatkan suhu tubuh yang mendorong tubuh untuk membakar lemak.
Dengan pembakaran lemak metabolisme tubuh akan menjadi lebih aktif dan penumpukan lemak di tubuh juga dapat dikurangi.
Jahe dapat meningkatkan metabolisme tubuh hingga 5% dan meningkatkan pembakaran lemak tubuh hingga 16%.
Selain itu, jahe juga memiliki serat yang bermanfaat dalam sistem pencernaan yang mendukung peningkatan metabolisme.[8]
Jahe juga dapat mengurangi produksi kortisol dalam tubuh. Tingkat kortisol yang tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan untuk membakar lemak di perut, yang kemudian dapat menyebabkan perlambatan sistem metabolisme.[8]
3. Menurunkan Berat Badan
Salah satu manfaat yang paling terkenal dari jahe adalah untuk membantu menurunkan berat badan dan banyak yang sudah menggunakan jahe sebagai makanan penunjang diet untuk menurunkan berat badan.
Jahe dapat menekan nafsu makan yang disebabkan oleh hormon yang kurang seimbang.
Leptin merupakan hormon yang berperan dalam rasa lapar. Normalnya, tingkat leptin dalam tubuh mengontrol seberapa besar rasa lapar dan seberapa banyak lemak yang akan disimpan tubuh.[8]
Bagi orang yang mengalami obesitas, tingkat leptin dalam tubuh cenderung tinggi dan menyebabkan tubuh dan otak menjadi resisten terhadap leptin.
Akibatnya, otak tidak dapat mengirimkan sinyal untuk pembakaran lemak pada tubuh yang kemudian membuat orang tersebut terus merasa lapar dan penumpukan lemak juga meningkat.[8]
Jahe bekerja dengan mengurangi produksi leptin dalam tubuh, sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama. Dalam sebuah penelitian, rasa kenyang yang dihasilkan oleh jahe dapat bertahan hingga enam jam.
4. Memperlancar Saluran Pencernaan
Jahe memiliki serat yang yang mampu meningkatkan pergerakan sistem pencernaan, sehingga jahe dapat dijadikan obat untuk mengurangi bahkan menyembuhkan konstipasi.
Selain memiliki serat, jahe juga memiliki kelebihan lain yang berguna bagi sistem pencernaan. Di dalam jahe terdapat beberapa enzim yang dapat membantu tubuh untuk mengurai dan mengeluarkan gas dalam perut.[9]
Jahe juga memiliki efek positif bagi produksi enzim tripsin dan lipase yang dihasilkan oleh pankreas.[9]
5. Mengobati Mual
Jahe dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Kelebihan jahe yang satu ini telah dimanfaatkan sejak lama.
Jahe dipercaya aman digunakan untuk mengurangi rasa mual karena mabuk kendaraan dan mabuk laut hingga rasa mual karena kehamilan.
Bahkan, jahe juga dapat diberikan pada pasien yang baru saja melakukan kemoterapi.[8]
6. Mengobati Flu
Jahe memiliki kemampuan sebagai antivirus alami dan mengandung komponen kimia bernama seskuiterpen yang dapat secara spesifik menargetkan rhinovirus yang menyebakan flu.[3]
Selain itu, karena kemampuan jahe dalam meningkatkan metabolisme tubuh, jahe dapat membantu tubuh untuk menghadapi flu secara alami.
7. Antiinflamasi
Radang atau inflamasi merupakan respon protektif tubuh karena adanya cedera atau kerusakan jaringan.
Gingerol dan mineral yang terkandung dalam jahe mampu mengurangi inflamasi yang terjadi dengan meringankan rasa sakit dan pembengkakan.
Jahe dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi yang disebabkan oleh artitis, asteoartitis, reumatik, diabetes tipe 2, nyeri premenstrual, inflamasi pada saluran pernapasan hingga kanker.[4]
8. Menurunkan Gula Darah
Manfaat jahe yang lain adalah mengurangi tingkat gula dalam darah dan menurunkan resiko diabetes tipe 2.
Dalam sebuah penelitian, penderita diabetes tipe 2 yang mengkonsumsi 1600 mg jahe per hari selama 12 minggu menunjukkan hasil positif. Hasil penelitian menunjukkan penurunan trigliserin dan total lemak dalam darah darah.[3]
9. Menguatkan Sistem Kardiovaskuler
Penyakit jantung telah menjadi penyakit pembunuh nomer satu selama lima belas tahun terakhir.[10]
Jahe dapat bekerja sebagai antiplatelet dengan mengurangi kemungkinan penggumpalan darah yang dapat berujung pada serangan jantung dan stoke.[4]
10. Antikanker
Gingerol dan zerumbone adalah dua kandungan yang erperan penting sebagai antikanker dalam jahe yang memiliki kemampuan antioksidan yang tinggi.
Keduanya bekerja dengan menekan pertumbuhan sel kanker pada beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, limpa, hepatoma, usus besar, kandung kemih dan kanker kulit.[4]
Zerumbone sendiri dapat menekan CXC Chemokin Reseptor 4 (CXCP4) yang menyebabkan terbentuknya beberapa jenis tumor seperti tumor payudara, ovarius, prostat, lambung, kandung kemih, otak dan melanoma.[4]
Jahe juga menjadi obat alternatif yang potensial dalam mengatasi kanker pankreas, kanker paru-paru dan kanker ginjal.[4]
11. Meningkatkan Kerja Otak
Di beberapa tempat jahe digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati pikun atau demensia.
Dalam sebuah penelitian, kelompok wanita tengah baya yang secara rutin mengkonsumsi suplemen jahe menunjukkan tingkat kecepatan dalam mengingat dan berfikir.[4]
Sebagai bumbu masakan, jahe segar, kering maupun bubuk jahe bisa langsung ditambahkan dalam masakan. Bubuk jahe biasanya juga digunakan untuk membuat kue.[3]
Untuk membuat air jahe, gunakan jahe segar sekitar 20 hingga 40 gram. Lalu potong dan masukkan pada secangkir air hangat. Supaya rasa lebih enak, bisa ditambahkan perasan lemon dan madu.[11]
Jahe segar dapat dijumpai dengan mudah di Indonesia. Penyimpanan untuk jahe segar dapat dilakukan hingga 3 minggu dengan keadaan utuh belum dikupas.[11]
Untuk jahe yang sudah dikeringkan, lebih baik disimpan di wadah kedap udara dan diletakkan di tempat yang kering dan tidak terkena matahari secara langsung. Penyimpanan jahe kering dapat dilakukan hingga 6 bulan.[11]
Perlu diketahui bahwa kandungan gingerol pada jahe segar lebih tinggi dari pada jahe yang sudah dikeringkan.[11]
Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang aman untuk dikonsumsi dan memiliki tingkat efek samping yang kecil. Namun interaksi dengan obat lain perlu diwaspadai efeknya.
Seseorang dengan catatan medis batu ginjal karena oksalat, perlu berkonsultasi dengan dokter atau profesional sebelum menggunakan jahe sebagai pengobatan penyakit.[11]
Selain itu, seseorang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin, heparin atau warfarin juga perlu berhati-hati sebelum mengkonsumsi jahe secara rutin.[12]
Secara umum, jahe aman untuk dikonsumsi. Namun konsumsi dalam jumlah yang tinggi dan berlebihan dapat menimbulkan sakit perut, gas dan diare.[12]
Tinjauan: Jahe memang sering digunakan untuk pengobatan herbal. Namun konsumsi yang berlebihan dan tidak sesuai aturan, akan berdampak buruk bagi tubuh. Konsultasikan kepada ahlinya, bila Anda memiliki riwayat penyakit tertentu.
Apakah jahe aman dikonsumsi oleh ibu hamil?
Iya. Jahe dapat digunakan sebagai obat untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Dosis aman konsumsi oleh ibu hamil adalah tidak lebih dari 1.500 mg per harinya. Namun sebaiknya, konsultasikan dengan bidan atau dokter untuk penggunaan yang tepat.[9]
Apakah jahe bagus untuk batuk?
Jahe merupakan antiinflamasi dan antiviral alami yang dapat digunakan untuk mengobati flu.[3][4]
Bisakah jahe mengobati asam lambung?
Jahe memiliki kemampuan antiinflamasi yang bagus. Namun belum ada penelitian yang secara spesifik mengenai manfaat jahe untuk mengobati asam lambung. Konsumsi jahe bagi penderita asam lambung perlu diwaspadai dosisnya.[13]
Apakah jahe dapat mengobati kolesterol?
Pada sebuah penelitian mengenai manfaat jahe untuk menurunkan gula darah, hasil menunjukkan bahwa jahe ternyata juga menurunkan lemak darah. Namun penelitian secara spesifik mengenai manfaat jahe dalam menurunkan kolesterol belum dilakukan.[3]
1. Anonim. Diakses pada 2020. National Center for Bioechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Curcumin: A Review of It’s Effects on Human Health
2. I Wayan Redi Aryanta. 2019. Universitas Hindu Indonesia. Manfaat Jahe Untuk Kesehatan.
3. Rena Goldman. 2019. Everyday Health. A Detailed Guide to Ginger: What’s in It, Why It’s Good for You, and More.
4. Yasmin Anum Mohd. Yusof. 2016. National Center for Bioechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Gingerol and Its Role in Chronic Disesases.
5. Jonathan M. Scott et al. 2017. National Center for Bioechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Ketones and Human Performance.
6. Kris Gunnars, BSc. 2018. Health Media. 10 Proven Health Benefits of Turmeric and Curcumin.
7. Ann M. Bode dan Zigang Dong. 2011. National Center for Bioechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Chapter 7 The Amazing and Mighty Ginger.
8. Dr. Joseph Mercola. 2014. Mercola. Ginger’s Many Evidence-Based Health Benefits Revealed.
9. Jenna Fletcher. 2020. Healtline. Why is Ginger Good for You.
10. Anonim. 2018. World Health Organization. The Top 10 Causes of Death.
11. Jo Lewin. 2019. BBC Good Food. The Health Benefits of Ginger.
12. MaryAnn De Pietro, CTR. 2018. Healthline. Is Drinking Ginger Water Good fo Health?
13. Ashley Marcin. 2016. Healthline. Can You Use Ginger to Treat Acid Reflux?