Jamur matsutake merupakan jamur yang paling diminati dan merupakan bahan makanan yang mewakili kemewahan masyarakat Jepang.
Dikenal dengan aroma yang harum dan disajikan dalam berbagai macam hidangan tradisional masakan Asia, Jamur ini memiliki manfaat kesehatan yang sangat luas. Berikut ini adalah penjelasannya.
Daftar isi
Jamur matsutake (Trichicholoma matsutake) adalah jenis jamur yang berada dalam golongan Subgenus Tricholoma dan tersebar luas di kawasan negara Asia seperti Cina, Jepang, dan Korea. [1]
Jamur matsutake berukuran besar dan memiliki tekstur yang kuat. Karena aroma dan rasanya yang khas, jamur ini dianggap sebagai jamur yang paling berharga di masyarakat Asia Timur. [2]
Jamur tradisional ini dikonsumsi sebagai sayuran dan digunakan dalam pengobatan tradisional China seperti resep obat pencegahan dan pengobatan penyakit untuk seribu tahun silam [3].
Dalam antologi puisi tertua Jepang "Manyoshu" diartikan sebagai Kitab Sepuluh Ribu Syair yang dituliskan pada abad Ke 7 Masehi, terdapat suatu bait "Aroma Penuh Musim Gugur pada Puncak dan Tepi Takamatsu" yang menggambarkan aroma khas dari jamur Matsutake dan sejarahnya dalam peradaban Jepang.
Belakangan ini, jamur menjadi hidangan populer untuk diet karena kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah kandungan isi gizi jamur matsutake dalam 29 gram (Berat medium satu jamur) [13].
Nama | Jumlah | Unit |
Energi | 7 | cal |
Protein | 0.58 | g |
Lemak | 0.17 | g |
Karbohidrat | 2.38 | g |
Vitamin D | 1.04 | mcg |
Vitamin B1 | 0.03 | mg |
Vitamin B2 | 0.03 | mg |
Niasin | 2.32 | mg |
Vitamin B6 | 0.04 | mg |
Folate | 18.27 | mcg |
Phentatonic Acid | 055 | mg |
Vitamin C | 0.58 | mg |
Total Serat | 1.36 | g |
Sodium | 0.58 | mg |
Kalium | 118.59 | mg |
Kalsium | 1.74 | mg |
Magnesium | 2.32 | mg |
Fosfat | 11.6 | mg |
Besi | 0.38 | mg |
Zinc | 0.23 | mg |
Tembaga | 0.07 | mg |
Jamur matsutake memiliki kandungan kalori, karbohidrat, lemak, sodium yang rendah, dan bebas kolestrol sehingga menjadi makanan pilihan untuk diet.
Jamur matsutake juga mengandung nutrisi yang bermanfaat seperti Kalium, Riboflavin, Niacin, Vitamin D yang Protein yang memiliki pengaruh dalam kesehatan dan penyembuhan.
Jamur matsutake kaya akan serat makanan dan rendah lemak sehingga dapat membantu dalam merangsang pencernaan serta meredakan masalah sembelit [4].
Jamur matsutake telah digunakan sebagai obat tradisional dan terbukti memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti Anti-Mikroba, Anti-Tumor, Anti Inflamasi, dan Anti Obesitas yang akan dibahas berikut.
Tubuh manusia selalu mempertahankan dirinya dalam keadaan homeostatis dimana tubuh manusia mencari titik keseimbangan untuk menunjang suatu proses sistem kehidupan dari berbagai usaha luar yang mencoba untuk menghancurkan sistem tubuh. [5]
Salah satu usaha luar yang mencoba menghancurkan keseimbangan kehidupan adalah mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang menghancurkan mekanisme yang terjadi di dalam tubuh.
Mikroorganisme tersebut bekerja dengan cara memberikan racun, menyerap semua nutrisi yang dimakan, membajak pembelahan sel menjadi tidak teratur, ataupun hanya berupa suatu keberadaan sederhana di dalam tubuh.
Untuk itu manusia memerlukan zat pertahanan baik yang berasal dari dalam atau dari luar tubuh. Salah satu cara untuk mendapatkan zat pertahanan dari luar tubuh itu adalah melalui konsumsi sayuran yang salah satunya adalah Jamur Matsutake.
Jamur Matsutake memiliki kandungan murni Polisakarida (TMP-A) yang telah terbukti dapat meng-inhibisi atau menekan jumlah pertumbuhan dari mikroorganisme.
Kemampuan polisakarida murni ini memungkinkan penggunaan Jamur Matsutake sebagai zat anti bakteri dan dapat mempertahankan keadaan homeostatis tubuh dari segala ancaman luar mikroorganisme [6].
Homeostasis merupakan proses otomatis dalam tubuh yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi tubuhnya dapat berfungsi secara normal.
Kelainan mendasar dari perkembangan tumor atau sel kanker adalah pembelahan dari sel yang tidak teratur. Hilangnya keteraturan dari pembelahan sel ini disebabkan oleh akumulasi total dari kelainan sistem pengaturan genetis pada setiap sel [7].
Keberadaan polisakarida jamur telah terbukti dapat mencegah oncogenesis atau proses pembentukan sel kanker baru dengan menunjukkan aktivitas anti tumor dan mencegah proses metastasis lanjut.
Polisakarida jamur mengandung unsur lentinan, PSK (Krestin), dan Schizophyllan yang menunjukkan aktivitas anti tumor dan secara klinis digunakan dalam prosedur kemoterapi.
Aktivitas anti tumor ini tidak ditandai dengan penyerangan langsung kepada sel kanker namun dengan menstimulasi berbagai respons imun berbeda dari tubuh manusia.
Dengan demikian tubuh dapat terhindar dari aktivitas perkembangan lanjut sel tumor. Oleh sebab itu konsumsi jamur matsutake dapat memberikan keuntungan yaitu penekanan risiko tumor. [8]
Proses inflamasi adalah respons biologis dari sistem imun yang dipicu oleh berbagai macam faktor seperti patogen, kerusakan sel, dan zat beracun.
Faktor-faktor ini dapat menimbulkan gejala inflamasi baik akut maupun kronik pada jantung, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, otak, usus dan sistem reproduksi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau penyakit [9].
Untuk mengatasi masalah medis tersebut, komposisi senyawa pada jamur Matsutake sebagai agen pengobatan inflamasi menunjukkan hasil yang menjanjikan kedepannya.
Terdapat beragam senyawa dan struktur kimia yang bersifat anti-inflamasi dan dapat dimurnikan dari berbagai jenis jamur Matsutake.
Seperti contohnya polysaccharides, terpenoids, dan phenolic dari kandungan jamur matsutake yang dapat mengurangi aktivitas peradangan di dalam sel sehingga dapat menghambat serta mengurangi perdangan di dalam sel secara keseluruhan.
Meskipun membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai cara kultivasi, ekstraksi, dosis, dan efek samping dari potensi penggunaan senyawa komposisi jamur sebagai anti inflamasi, namun jamur matsutake diharapkan menjadi salah satu komponen utama dalam perusahaan produksi obat anti inflamasi kedepannya. [10]
Obesitas adalah kumpulan dari gejala metabolisme yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor keturunan, pola makan, gaya hidup, sosial masyarakat, lingkungan, dan agen infeksi yang dapat mengarah pada peningkatan penyimpanan lemak tubuh.
Kelebihan penyimpanan lemak tersebut dapat menyebabkan sindrom metabolik seperti penyakit kardiovaskuler dengan inflamasi kronis.
Penelitian telah menunjukkan kandungan jamur matsutake memiliki potensi efek antioksidan sehingga dapat meningkatkan efek anti peradangan dalam setiap sel dan dapat melindungi tubuh dari risiko hipertensi yang disebabkan oleh obesitas.
Jamur matsutake juga diketahui menjadi obat tradisional melalui kandungan zat dari efek hypocholesterolemic. Dimana efek ini dapat membuat penurunan pada kadar kolesterol dalam darah sehingga menurunkan timbunan lemak tubuh.
Selain itu, efek hypocholesteromic juga berhubungan langsung dengan proses dan aktivitas dari metabolisme lipid, zat anti inflamasi, dan pencegahan stres oksidatif sehingga dapat mengurangi resiko dari penyakit kardiovaskuler.
Efek tersebut juga telah diuji secara klinis dapat menurunkan kolesterol pada tikus percobaan yang menderita diabetes dan hipertensi. Dengan demikian jamur matsutake dapat digunakan dalam motode pengobatan ataupun pencegahan dari obesitas dan risiko penyakit lain [11].
Untuk saat ini, tidak terdapat penelitan yang dapat menjelaskan mengenai dampak negatif dari konsumsi berlebihan dari jamur matsutake. Namun, diharapkan tetap waspada karena kemungkinan gejala seperti alergi yang dapat berlaku pada beberapa orang tertentu.
Tercatat beberapa kasus medis dimana konsumsi jamur matsutake pada orang yang alergi jamur dapat menyebabkan syok anafilaksis atau alergi berat yang ditandai dengan gejala sulit bernafas, penurunan kesaradan, bahkan kematian[12]
1. Bersihkan
Bilas semua kotoran dan tanah yang menempel pada jamur matsutake dengan air dan perhatikan agar bagian bawahnya tidak terkena air. Bagian tudung dan batangnya dapat dan mudah dibersihkan dengan sikat jamur. Kemduian potong dan buang bagian akar.
2. Dimasak
Cobalah mengasinkan jamur matsutake selama 10 menit dengan kecap, gula kering, dan minyak berkualitas baik. Kemudian panggang sampai berwarna cokelat keemasan dan sajikan bersama hidangan utama. Jamur matsutake yang sudah matang dapat dikonsumsi bersama kaldu ayam dan tumisan lainnya.
3. Penyimpanan
Iris atau potong kemudian dibekukan. Rasa jamur matsutake dapat berkurang apabila dikeringkan, meskipun terdapat beberapa sajian yang mungkin dapat dilakukan dengan proses pengeringan.
Nasi Gomoku
Salah satu contoh hidangan tradisional Jepang yang menggunakan Matsutake sebagai bahan yang menujukkan kemegahannya adalah Nasi Gomoku. Berikut ini adalah penyajiannya.
Jamur atsutake merupakan hidangan yang melambangkan aroma, rasa dan kemewahan dari musim gugur Jepang. Jamur ini telah digunakan sebagai hidangan tradisional sekaligus juga pengobatan alternatif selama beribu tahun dan terbukti dapat digunakan sebagai anti mikroba, inflamasi, obesitas bahkan mengatasi aktivitas tumor. Pastikan untuk menikmati pengetahuan dan rasa tersebut ketika mengonsumsinya.
1. Gurein L, Vaario LM, Matsushita N, Shindo K, Suzuki K, Lapeyrie F. Growth stimulation of a Shiro-like, mycorrhiza forming, mycelium of Tricholoma matsutake on solid sub-strates by non- ionic surfactants or vegetable oil. 2:37–44. Mycological Progress; 2003.
2. Yamada A, Ogura T, Ohmasa M. Cultivation of mushrooms of edible ectomycorrhizal fungi associated with Pinus densiflora by in vitro mycorrhizal synthesis. 11:59–81. Mycorrhiza; 2001.
3. Shuang Y, Xiaodong R, Jingxue S, Jiahui L, Tingting L, Fangrong T, et al. Preparation and the antitumor activity in vitro of polysaccharides from Tricholoma matsutake. 26:497–503. World Journal of Microbiology and Biotechnology; 2010.
4. María Elena Valverde,1 Talía Hernández-Pérez,1 and Octavio Paredes-López. Edible Mushrooms: Improving Human Health and Promoting Quality Life. International Journal of Microbiology; 2015.
5. Laurival A De Luca, Jr, Richard B David, and José V Menani. Neurobiology of Body Fluid Homeostasis: Transduction and Integration. Chapter 15 Homeostasis and Body Fluid Regulation. De Luca LA Jr, Menani JV, Johnson AK, editors. Boca Raton (FL): CRC Press/Taylor & Francis; 2014.
6. Yiling Hou, Xiang Ding, Wanru Hou, Jie Zhong, Hongqing Zhu, Binxiang Ma, Ting Xu, and Junhua Li. Anti-microorganism, anti-tumor, and immune activities of a novel polysaccharide isolated from Tricholoma matsutake. 9(35): 244–249. Pharmacognosy Magazine; 2013.
7. Cooper GM. The Cell: A Molecular Approach. 2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2000.
8. S. Wasser. Medicinal mushrooms as a source of antitumor and immunomodulating polysaccharides. volume 60 pages 258–274. Applied Microbiology and Biotechnology; 2002
Han Deng, Hengmin Cui, Jing Fang, Zhicai Zuo, Junliang Deng, Yinglun Li, Xun Wang, and Ling Zhao. Inflammatory responses and inflammation-associated diseases in organs. 23; 9(6): 7204–7218. Oncotarge; 2018.
10. Elsayed A. Elsayed, Hesham El Enshasy, Mohammad A. M. Wadaan and Ramlan Aziz. Mushrooms: A Potential Natural Source of Anti-Inflammatory Compounds for Medical Applications. 805841. Mediators Inflammation; 2014.
11. Kumar Ganesan and Baojun Xu. Anti-Obesity Effects of Medicinal and Edible Mushrooms. Molecules. 2018 Nov; 23(11): 2880.
12. Amano A, Yamanishi T, Fujimoto K, Kawana S. A case of anaphylaxis due to matsutake mushroom. 52(4):444-446. Arerugi; 2003.
13. Li, Q., Li, S., Huang, W. et al. Mineral constituents of a prized edible mushroom (Tricholoma matsutake) and soils beneath the fruiting bodies from the production areas across China. 3, 2046–2052. Journal of Mountain Science; 2016.