Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Gangguan kepribadian adalah bentuk dari gangguan mental dimana seseorang memiliki pola berpikir, fungsi, dan perilaku yang kaku dan tidak sehat. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki masalah untuk
Pikiran , perasaan dan pengalaman yang berhubungan dengan paranoia bisa menyebabkan penderitanya:
Sulit percaya pada orang lain, bahkan teman dan keluarga
Percaya bahwa orang lain akan memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka
Tidak bisa merasa tenang
Merasa terancam dan berada dalam bahaya setiap hari, meskipun orang lain hanya mengatakan sesuatu yang biasa saja atau menatap dengan santai ke arah mereka
Gangguan kepribadian ini bisa menimbulkan masalah besar dalam kehidupan penderitanya, karena bukan hanya mengganggu diri mereka sendiri tetapi juga orang-orang lain di sekitarnya. Orang yang paranoid juga sulit berfungsi di masyarakat.
2. Gangguan kepribadian skizoid
Sebagian besar orang dengan gangguan kepribadian skizoid masih bisa berfungsi dengan baik di masyarakat. Tidak seperti penderita skizofrenia atau skizoafektif, penderita skizoid biasanya tidak mengalami gejala-gejala psikotik.
Tetapi, akibat dari pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ini, penderitanya akan:
Kesulitan membangun hubungan pribadi dengan orang lain
Memilih untuk hidup tanpa campur tangan orang lain
Memilih untuk berada dalam pikirannya sendiri
Tidak bisa menikmati berbagai bentuk aktivitas yang menyenangkan
Tidak tertarik pada seks atau kedekatan dengan orang lain
Tidak bisa memahami emosi orang lain atau bersikap dingin pada orang lain
3. Gangguan kepribadian skizotipal
Setiap orang memiliki sikap eksentrik atau tidak biasa yang menjadi ciri khas mereka masing-masing. Tetapi jika pola pikir dan cara bersikap seseorang membuatnya sulit untuk memahami orang lain, maka ia mungkin memiliki gangguan kepribadian skizotipal.
Tidak seperti skizofrenia, penderita skizotipal tidak mengalami gejala psikosis. Namun, mereka akan:
Mengalami pemikiran atau persepsi yang tidak nyata
Sulit membangun hubungan dekat dengan orang lain
Berpikir dan mengekspresikan diri dengan cara-cara yang dianggap “aneh” oleh orang lain, termasuk menggunakan kata-kata atau kalimat yang tidak biasa, sehingga sulit dipahami orang lain
Percaya bahwa mereka bisa membaca pikiran atau memiliki kekuatan istimewa misalnya “indera ke-enam”
Merasa cemas dan tegang bila berada bersama orang lain yang tidak percaya pada hal-hal yang mereka yakini
Merasa sangat cemas dan paranoid saat berada di situasi sosial, sehingga mereka sulit memahami orang lain
4. Gangguan kepribadian antisosial
Wajar bila sesekali kita mendahulukan kepentingan, kesenangan, atau tujuan pribadi sebelum orang lain di sekitar kita. Tetapi, bila hal ini terjadi sangat sering dan sulit untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan, atau sering bertindak berdasarkan rasa marah atau tanpa memikirkan orang lain, maka gejala-gejala ini bisa mengarah pada gangguan kepribadian antisosial.
Orang antisosial akan:
Menempatkan dirinya dalam situasi yang berisiko atau berbahaya, seringkali tanpa memikirkan konsekuensinya pada diri mereka sendiri atau orang lain
Melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya dan kadang-kadang ilegal (bahkan memiliki catatan kriminal)
Mudah merasa bosan dan bertindak impulsif
Bersikap agresif dan mudah terlibat perkelahian
Melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang diinginkan meskipun harus menyakiti orang lain, serta selalu mendahulukan kebutuhan pribadi
Sulit berempati, misalnya tidak merasa bersalah meskipun telah menyakiti orang lain
Pernah didiagnosa mengalami gangguan tingkah laku sebelum usia 15 tahun.
Kluster B: Emosional dan Impulsif
1. Gangguan kepribadian borderline
Gangguan kepribadian borderline juga dikenal sebagai gangguan kepribadian emosi tidak stabil.
Kita semua bisa mengalami masalah dalam hubungan, cara memandang diri sendiri dan emosi. Tetapi, orang dengan gangguan kepribadian borderline terus menerus merasa tidak stabil atau tegang.
Gejala-gejalanya:
Merasa sangat khawatir akan diterlantarkan sehingga akan melakukan apa saja untuk mencegah hal itu terjadi
Memiliki emosi yang sangat intens dan bisa berubah-ubah dengan sangat cepat (misalnya, dari merasa sangat bahagia dan percaya diri di pagi hari kemudian tiba-tiba merasa sedih dan tidak berharga di sore hari)
Tidak memiliki keyakinan yang kuat tentang siapa diri mereka sebenarnya atau apa yang mereka inginkan dari hidup karena prinsip mereka selalu beruba-ubah tergantung dengan siapa mereka bergaul
Sulit memiliki hubungan atau pertemanan yang stabil
Bersikap impulsif dan melakukan hal-hal yang bisa menyakiti diri mereka sendiri (misalnya makan berlebihan, menggunakan narkoba atau kebut-kebutan)
Memiliki pikiran untuk bunuh diri
Menyakiti diri sendiri
Sering merasa kosong dan kesepian
Sering merasa sangat marah dan kesulitan mengendalikan rasa marah itu
Tidak percaya pada orang lain
Mengalami masalah kesehatan mental lainnya bersamaan dengan gangguan kepribadian ini, termasuk kecemasan, depresi, masalah pola makan dan gangguan stres pasca trauma.
Bila sedang merasa sangat tertekan, penderita gangguan kepribadian borderline akan:
Merasa paranoid
Mengalami hal-hal psikotis, misalnya melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada
Mati rasa dan tidak bisa mengingat kejadian yang baru saja terjadi
2. Gangguan kepribadian histrionik
Sebagian besar orang senang bila dipuji atau mendapatkan komentar positif tentang hal-hal yang mereka lakukan. Tetapi orang dengan gangguan kepribadian histrionik sangat tergantung pada pujian-pujian ini.
Mereka ingin selalu diperhatikan dan membutuhkan persetujuan orang lain atas tindakan-tindakan yang mereka lakukan. Gejala-gejala lainnya:
Merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian
Merasa harus selalu menghibur orang lain
Selalu mencari, atau tergantung pada, persetujuan orang lain
Membuat keputusan yang serampangan
Genit atau menggoda orang lain agar bisa menjadi pusat perhatian
Dikenal sebagai oran yang dramatis dan terlalu emosional
Mudah dipengaruhi orang lain
3. Gangguan kepribadian narsisistik
Sudah menjadi sifat manusia untuk menyadari kebutuhan pribadi, mengungkapkannya, serta ingin orang lain tahu tentang kemampuan serta pencapaian yang telah diraih. Semua ini bukan sikap-sikap yang buruk.
Tetapi, bila pikiran, perasaan dan sikap seperti ini menjadi sangat ekstrem dan menyebabkan masalah untuk memahami orang lain, maka ini adalah gejala-gejala gangguan kepribadian narsisistik.
Gejala-gejala lainnya adalah:
Merasa yakin diri ada alasan istimewa yang membuat mereka berbeda dan lebih baik dari orang lain
Memiliki kepercayaan diri yang rapuh, sehingga bergantung pada pujian dari orang lain tentang kemampuan dan kebutuhan mereka
Merasa jengkel bila orang lain mengabaikan mereka dan tidak memberikan apa yang mereka anggap adalah hak mereka
Tidak suka melihat kesuksesan orang lain
Mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan orang lain
Dianggap egois dan tidak perduli pada kebutuhan orang lain
Klaster C: Cemas
1. Gangguan kepribadian avoidan
Kita semua memiliki hal, tempat atau orang yang tidak disukai, atau yang membuat kita merasa cemas. Tetapi jika hal-hal ini mengakibatkan kecemasan berlebih hingga menimbulkan masalah dalam hubungan pribadi, maka ini adalah gejala gangguan kepribadian avoidan.
Gejala-gejala lainnya:
Menghindari pekerjaan atau aktivitas sosial yang mengharuskan mereka berada bersama orang lain
Merasa akan selalu dikritik dan sangat sensitif bila diberi masukan
Selalu khawatir akan dipermalukan oleh orang lain
Menghindari hubungan pribadi, pertemanan, dan kedekatan dengan orang lain karena takut ditolak
Merasa kesepian, terasing, serta rendah diri
Malas mencoba aktivitas baru karena takut akan mempermalukan diri sendiri
2. Gangguan kepribadian dependen
Wajar bila kita membutuhkan oran lain untuk menyayangi kita atau membuat kita merasa tenang dan nyaman. Keseimbangan yang sehat harus terdiri dari kemampuan untuk menjadi mandiri namun tetap membutuhkan orang lain.
Tetapi, bila perasaan dan pikiran membutuhkan orang lain lebih menguasai diri hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari dan hubungan dengan orang lain, maka ini sudah menjadi tanda gangguan kepribadian dependen.
Gejala-gejala lainnya:
Merasa lemah dan tidak bisa berfungsi atau membuat keputusan tanpa bantuan atau dukungan dari orang lain
Membutuhkan orang lain untuk mengurus banyak hal dalam kehidupan pribadinya
Menyetujui hal-hal yang sebenarnya dirasa salah atau tidak disukai hanya karena tidak mau merasa kesepian atau kehilangan dukungan dari orang lain
Sangat takut ditinggalkan dan harus mengurus diri sendiri
Memiliki kepercayaan diri yang rendah
Menganggap orang lain jauh lebih mampu daripada dirinya
3. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD)
Gangguan kepribadian obsesif kompulsof (OCPD) terpisah dari gangguan obsesif kompulsif (OCD), yang merupakan suatu bentuk tingkah laku dan bukan jenis kepribadian.
Tetapi, serupa dengan OCD, OCPD juga berkaitan dengan masalah perfeksionisme, kebutuhan untuk selalu memegang kendali, dan kesulitan untuk bersikap fleksibel tentang berbagai hal.
Gejala-gejala lainnya termasuk:
Ingin semua hal selalu teratur dan terkendali
Membuat standar yang terlalu tinggi dan tidak realistis bagi diri sendiri maupun orang lain
Merasa cara yang ditetapkannya adalah cara yang terbaik untuk menyelesaikan semua hal
Khawatir diri sendiri atau orang lain akan membuat kesalahan
Merasa sangat cemas bila suatu hal tidak dikerjakan dengan sempurna
1. Elea Carey, Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. Personality Disorder. Healthline; 2017.
2. Mind Team. What types of personality disorder are there? Mind Organization.
3. Yvette Brazier. Types of personality disorder. Medical News Today; 2019.
4. U.S. Department of Health and Human Services. Personality Disorders. Medline Plus.