Skizoid: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Skizoid?

Skizoid adalah gangguan kepribadian yang membuat penderitanya menghindari bersosialisasi dan selalu menjauh untuk berinteraksi dengan orang lain. [6,8,10]

Gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan kecenderungan seseorang untuk terpisah dari sekitarnya dan ketidaktertarikan bersosialisasi. [1,2,3,6,8]

Pengidap skizoid biasanya tidak memiliki kemampuan sosial untuk menjalin hubungan pribadi dekat dengan orang lain, terlebih hubungan emosional. [1,2,3,6,8]

Pengidap gangguan skizoid cenderung sulit untuk menunjukkan sisi emosional mereka, sehingga mereka tampak seolah-olah tidak peduli dengan orang lain atau apa yang terjadi di sekitarnya. [8]

Gangguan kepribadian skizoid ini menyebabkan seseorang sulit menjalin hubungan dengan orang lain dan kebanyakan dari mereka menjadi sulit mendapatkan pekerjaan, karena tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.

Namun, ada pula yang mampu mengatasinya sehingga bisa menjalani kehidupan secara normal dan memiliki pekerjaan, seperti menjadi petugas keamanan malam, pekerja di laboratorium atau pustakawan. [2,10]

Perlu diingat, gangguan kepribadian skizoid tidak sama dengan skizofrenia, walau nama keduanya mirip dan memiliki gejala serupa. Gangguan kepribadian skizoid tidak mengalami halusinasi atau delusi seperti pengidap skizofrenia. [2,4]

Gejala Skizoid

Kondisi gangguan kepribadian ini biasanya terdiagnosis pada usia menginjak dewasa. Gejalanya meliputi seperti berikut: [2,3,4,6,8,10]

  • Lebih suka menyendiri dan memilih melakukan aktivitas sendiri
  • Menghindari bersosialisasi
  • Tidak ingin memiliki hubungan dekat atau ikatan emosional dengan orang lain, bahkan dengan keluarga
  • Merasa kesulitan mengekspresikan emosi  dan bereaksi yang tepat
  • Tampak membosankan dan acuh tak acuh atau ketidakpedulian
  • Suka melamun dan menciptakan fantasi sendiri
  • Tidak memiliki selera humor
  • Tidak menikmati melakukan aktivitas
  • Kurang motivasi dan tidak memiliki tujuan hidup
  • Kesulitan untuk bereaksi terhadap pujian dan kritik

Penyebab Skizoid

Hingga saat ini masih belum diketahui penyebab pasti seseorang menderita gangguan kepribadian skizoid. Namun faktor genetis dan lingkungan diduga sangat berperan kuat melatarbelakangi munculnya gangguan ini. [2,3,4,6,8]

Beberapa ahli kesehatan mental menduga pengalaman yang suram di masa lalu saat masih kanak-kanak, dimana tidak adanya kehangatan dan emosional di sekitarnya menjadi pemicu munculnya skizoid ini pada seseorang. [2]

Kepribadian terbentuk oleh berbagai faktor, seperti sifat yang diturunkan dari keluarga, pengalaman masa kanak-kanak, cara pengasuhan anak, pendidikan dan interaksi sosial. [6,8]

Semua faktor ini berkemungkinan besar ikut berkontribusi seseorang bisa mengidap gangguan kepribadian skizoid. [6,8]

Faktor Risiko Skizoid

Berikut faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang bisa menderita Skizoid, seperti: [2,3,8,10]

  • Memiliki riwayat turunan dari orang tua atau kerabat lain dalam silsilah keluarga yang juga menderita gangguan kepribadian skizoid, skizotipal, atau skizofrenia.
  • Memiliki orang tua yang bersikap dingin atau acuh tak acuh pada anak. Hubungan emosional yang kurang harmonis antara orang tua dan anak bisa meningkatkan resiko seorang anak mengalami skizoid.
  • Faktor lingkungan sosial, terutama lingkungan sosial saat seseorang melalui masa kanak-kanaknya.
  • Pernah mengalami masa lalu yang gelap, seperti pelecehan atau ditelantarkan saat masih kanak-kanak.

Komplikasi Skizoid

Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid sangat beresiko dengan kondisi-kondisi berikut: [2,5,8]

  • Kurangnya interaksi sosial
  • Mengidap gangguan kepribadian skizotipal, skizofrenia atau gangguan delusi lainnya
  • Gangguan kepribadian lainnya
  • Depresi berat
  • Gangguan kecemasan
  • Perubahan mood
  • Penyalahgunaan zat psikotropika
  • Bunuh diri

Pada umumnya penderita gangguan kepribadian, seperti skizoid ini beresiko tinggi untuk melakukan bunuh diri, penyalagunaan zat psikotropika, dan mengalami depresi. [2,5]

Mereka merasa sangat menderita akibat kurangnya interaksi sosial sehingga melakukan pelarian pada hal-hal tersebut tadi. [2,5]

Walaupun begitu, pengidap gangguan kepribadian skizoid ini jarang melakukan kekerasan, karena mereka memilih untuk tidak berinteraksi dengan orang lain. [2,5]

Kapan Harus ke Dokter?

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya memerlukan pertolongan dokter untuk masalah yang berkaitan dengan depresi. [8]

Jika Anda atau Anda mengenal seseorang yang mengalami gejala yang umum dialami gangguan kepribadian skizoid, segera hubungi dokter atau ahli kesehatan mental untuk segera mendapatkan perawatan medis. [8]

Mencari bantuan sesegera mungkin penting untuk keberhasilan penanganan gangguan kepribadian skizoid. Peran orang terdekat sangat diperlukan disini, karena apabila pengidap skizoid yang mencari sendiri bantuan dari para ahli atau dokter, mereka akan kesulitan untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan para profesional ini. [3,8]

Jika Anda hidup dengan gangguan kepribadian skizoid, ada baiknya Anda membicarakan keluhan ini kepada dokter untuk membuat rencana pengobatan. [10]

Diagnosa Skizoid

Dokter akan memulai diagnosa dengan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Langkah ini dilakukan untuk melihat adanya kondisi fisik yang bisa menjadi penyebab munculnya gejala gangguan kepribadian skizoid. [3,8,10]

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat pribadi dan kesehatan pasien pengidap skizoid. Dokter juga mungkin akan merujuk seseorang dengan skizoid untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. [3,8,10]

Pada umumnya, ahli kesehatan mental akan melakukan tes psikotes dengan memberikan pertanyaan berupa kuesioner untuk mengetahui gejala dan pikiran seorang pengidap gangguan skizoid. [3,10]

Selain itu, dia akan melakukan wawancara, yang menanyakan pertanyaan tentang masa kecil, hubungan dengan orang lain, dan juga riwayat  pekerjaan. [3,10]

Wawancara ini bertujuan untuk membantu ahli kesehatan mental ini mengidentifikasi faktor yang sangat berpotensial munculnya gangguan kepribadian skizoid pada seseorang. [3,10]

Tanggapan yang diberikan pengidap skizoid akan membantu ahli kesehatan mental untuk membuat diagnosa. [3,10]

Pengobatan Skizoid

Hingga kini belum ditemukan obat untuk pengidap gangguan kronis ini. Ditambah pada kenyataannya, banyak orang memilih untuk tidak mencari pengobatan jika mengidap gangguan skizoid ini. [5,10]

Padahal, pengobatan bisa berhasil jika orang yang mengidap skizoid memiliki keinginan untuk berubah. [5,10]

Berikut pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani gangguan kepribadian skizoid, yaitu:

  • Terapi Pendekatan Perilaku Kognitif

Terapi ini dilakukan untuk mengidentifikasi pemikiran problematis dan perilaku pengidap skizoid.

Terapi perilaku kognitif diyakini bisa menjadi pengobatan yang berhasil untuk menangani kondisi ini, karena mengajarkan pengidap skizoid bagaimana mengubah pemikiran dan perilaku mereka dalam bersosialisasi. [1,6,10]

  • Konseling

Konseling berfokus pada solusi untuk membantu pengidap skizoid memecahkan masalah dan krisis yang dialami. [3,6]

Terapis atau ahli kesehatan mental akan membangun kepercayaan pasien pengidap skizoid agar mereka mampu berkomunikasi dengan baik tanpa merasa tertekan atau stres. [3,6]

  • Terapi Kelompok

Terapi alternatif yang mampu membantu pengidap skizoid melatih kemampuan sosial dan membangun kemampuan interpersonal mereka. Situasi ini akan membantu pengidap skizoid menjadi lebih nyaman dalam lingkungan sosial. [6,8,10]

  • Pengobatan

Pada umumnya metode ini jarang dilakukan. Menjadi pilihan terakhir bila pengoobatan lain tidak berhasil. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang disetujui FDA atau pengawas obat-obatan untuk mengobati gangguan kepribadian skizoid. [8]

Namun, ada beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain yang terjadi bersamaan dengan gangguan kepribadian ini, seperti depresi atau kecemasan. [8,10]

Bupropion dapat digunakan untuk meningkatkan perasaan senang atau memperbaiki mood. Obat antipsikotik dapat digunakan untuk mengatasi perasaan tidak peduli atau acuh. [8,10]

Pencegahan Skizoid

Gangguan kepribadian seperti skizoid umumnya belum terdiagnosis di masa kanak-kanak atau remaja karena kepribadian mereka masih terbentuk. [7,9]

Jika di usia remaja sudah terlihat gejala skizoid, adanya intervensi dini bisa memberikan mereka kesempatan untuk menjalani masa depan yang lebih baik. [7,9]

Intervensi dini bisa dilakukan dengan terapi agar mereka bisa memulai bersosialisasi dan mulai menata hidup mereka menjadi lebih baik. [7,9]

Membatasi hubungan atau tekanan emosional yang terlalu dalam dengan penderita skizoid agar tidak memicu kepribadian mereka terganggu, dapat membantu mereka merasa nyaman berhubungan dengan orang lain. [4]

Jika gangguan skizoid berasal dari turunan atau genetis orang tua, tentu tidak ada cara untuk bisa mengubah gen pengidap skizoid. [7]

Namun dengan adanya dukungan, kehangatan keluarga dan motivasi hidup dari orang terdekat sangat membantu mereka untuk bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat dan dapat memiliki hubungan sosial seperti orang normal pada umumnya. [7]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment