Daftar isi
Vigna radiata alias kacang hijau adalah salah satu tanaman yang dikenal akan warna hijau terangnya dan bisa ditemukan dengan mudah di dataran Asia.
Tempat pertama kali ditemukannya kacang hijau adalah di India sekitar 3,500 tahun lalu yang kemudian menyebar ke Cina dan negara Asia Tenggara lainnya.
Meskipun kacang hijau tidak terkenal di Amerika Serikat, menemukan kacang hijau pun terbilang cukup mudah karena masyarakat menyukai cita rasanya yang manis [3].
Kacang hijau dikenal sebagai salah satu biji-bijian yang memiliki banyak manfaat kesehatan dan oleh sebab itulah sering dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani program diet karena kacang hijau bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Selain itu, kacang hijau juga tinggi akan kandungan polifenol yang berfungsi untuk menjaga metabolisme tubuh yang dengan kata lain tubuh tidak akan lemas meskipun menjalani diet ketat [5].
Banyak penelitian juga sudah membuktikan jika rutin mengonsumsi kacang hijau akan meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan dan meminimalisir timbulnya berbagai penyakit mematikan bahkan penyakit keturunan.
Kacang hijau biasanya tumbuh hanya setinggi 90 centimeter dan bisa tumbuh dengan mudah di iklim yang hangat sekitar 35 derajat celcius.
Kacang hijau hanya membutuhkan waktu sekitar 75 sampai 90 hari untuk bisa dipanen yang bisa berkembang dengan cepat hampir di semua jenis tanah [5].
Selain digunakan sebagai obat tradisional sejak ratusan tahun lalu, kacang hijau juga sudah digunakan pada banyak industri seperti pertanian, obat-obatan, kosmetik, dan untuk menu pola makan yang sehat.
Tentunya hal ini tidak terlepas dari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari kacang hijau [18].
Berikut kandungan gizi kacang hijau mentah per 100 gram.
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Kacang hijau, biji matang, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 347 | Kalori Dari Lemak: | 9.6 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 1.2 g | 1.77 % | |
Lemak Jenuh | 0.3 g | 1.74 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 15 mg | 0.62 % | |
Total Karbohidrat | 62.6 g | 20.88 % | |
Serat | 16.3 g | 65.2 % | |
Gula | 6.6 g | ||
Protein | 23.9 g | 47.72 % | |
Vitamin A | 2.28 % | Vitamin c | 8 % |
Kalsium | 13.2 % | Zat besi | 37.44 % |
Src : Kacang hijau, biji matang, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Folat | 625.1 mcg | 156 % | |
Serat makanan | 16.3 g | 65 % | |
Mangan | 1 mg | 52 % | |
Tembaga | 0.9 mg | 47 % | |
Protein | 23.9 g | 48 % | |
Magnesium | 189 mg | 47 % | |
Tiamin | 0.6 mg | 41 % | |
Besi | 6.7 mg | 37 % | |
Fosfor | 367 mg | 37 % | |
Kalium | 1246 mg | 36 % | |
Tingginya kandungan fosfor dan kalium pada kacang hijau memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Tingginya kandungan fosfor pada kacang hijau berfungsi untuk menjaga irama jantung tetap teratur serta melindungi kerja ginjal, sedangkan kalium dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dan menurunkan tekanan darah.
1. Menurunkan tekanan darah
Tingginya kandungan magnesium dan serat pada kacang hijau terbukti mampu menurunkan tekanan darah pada pria berusia 40-75 tahun sebanyak 1,57%.
Hasil presentase ini lebih banyak dibandingkan kelompok pria lainnya yang menjalani diet dengan mengonsumsi bahan makanan yang tinggi akan kandungan kalium ataupun kalsium [9].
Sebuah penelitian yang melibatkan 554 partisipan baik yang mengalami hipertensi atau tidak, juga menunjukkan jika mengonsumsi berbagai polong-polongan secara rutin termasuk kacang hijau terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dalam waktu singkat.
Selain itu, selama penelitian berlangsung partisipan tidak menunjukkan angka gula darah yang naik sama sekali ataupun gejala hipertensi yang membahayakan [11].
Sebuah penelitian yang melibatkan sekelompok tikus juga membuktikan jika kelompok tikus percobaan yang diberikan kacang hijau secara rutin, dapat menurunkan produksi enzim yang memicu tekanan darah naik alias hipertensi.
Meskipun demikian, belum dapat disimpulkan berapa banyak kacang hijau yang dibutuhkan oleh manusia agar tekanan darahnya tetap bisa stabil pada batas normal [13].
Kacang hijau terbukti aman untuk penderita hipertensi dan mampu menurunkan tekanan darah dalam waktu singkat, hal ini karena tingginya kandungan serat dan magnesium pada kacang hijau.
2. Mengatasi diabetes
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 dan melibatkan sekelompok tikus membuktikan jika tikus diabetes yang diberi ekstrak kacang hijau sebanyak 2 gram selama 5 minggu mengalami penurunan kadar gula darah, trigiliserida, dan total kolesterol secara keseluruhan.
Ekstrak kacang hijau juga mampu meningkatkan produksi insulin pada tubuh yang berfungsi untuk membantu sel menyerap glukosa dari aliran darah yang kemudian dapat menurunkan resiko terserang diabetes tipe I ataupun tipe II [18].
3. Meminimalisir timbulnya berbagai penyakit kronis
WHO menyatakan jika mengonsumsi sayuran yang tinggi akan kandungan bioaktif seperti kacang hijau mampu meminimalsiir timbulnya berbagai penyakit kronis yang bisa berlanjut sampai ke keturunan selanjutnya.
Kandungan bioaktif ini berfungsi sebagai antioksidan yang mampu meminimalisir risiko datangnya berbagai penyakit yang membahayakan seperti diabetes, kanker, arthritis, bahkan penyakit yang berhubungan dengan kinerja otak seperti Alzheimer [6].
Sebuah penelitian juga membuktikan jika kacang hijau adalah salah satu jenis tanaman yang kaya akan kandungan antioksidan seperti asam linoleat yang berfungsi untuk menjaga kadar air pada kulit, asam lemak, dan mineral.
Tiap zat tersebut memilki fungsi penting dalam menjaga kesehatan tubuh dengan maksimal dan meminimalisir timbulnya beberapa penyakit kronis misalnya peradangan, penyakit jantung, kanker, dan berbagai penyakit kronis lainnya [1].
Hal ini juga didukung dengan sebuah penelitian yang menyatakan jika tunas kacang hijau jauh 6 kali lebih efektif dibandingkan biji kacang hijau dalam meminimalisir timbulnya penyakit kronis dan berfungsi untuk memperkuat zat antioksidan yang masuk ke dalam tubuh [4].
Hasil penelitian juga membuktikan jika mengonsumsi semangkok sup kacang hijau juga efektif untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.
Mengonsumsi kacang hijau secara rutin terbukti mampu meminimalisir datangnya penyakit kronis yang mematikan seperti kanker, arthritis, diabetes, penyakit jantung, dan masih banyak lagi.
4. Menjaga saluran pencernaan tetap sehat
Sebuah penelitian yang melibatkan 80 pasien yang mengalami masalah pada pencernaan diminta untuk mengonsumsi kacang hijau sebanyak 24 gram tiap harinya selama 4 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan jika tingginya serat pada kacang hijau memang terbukti ampuh mengatasi masalah pencernaan pada pasien seperti kesulitan buang air ataupun rasa nyeri pada perutnya [12].
Layaknya jenis polong-polongan lainnya, kacang hijau juga kaya akan kandungan patin yang berperan mirip seperti serat dan mampu membunuh bakteri dalam usus yang nantinya berubah menjadi asam lemak sehingga risiko untuk terserang kanker usus besar semakin kecil (15).
Meskipun kacang hijau juga tinggi akan kandungan karbohidrat, namun karbohidrat pada kacang hijau lebih mudah dicerna daripada jenis polong-polongan lainnya sehingga meminimalisir resiko perut kembung [14].
5. Menurunkan kadar kolesterol dalam batas normal
Sebuah penelitian yang melibatkan sekelompok tikus membuktikan jika kacang hijau yang sudah difermentasi mampu menurunkan kadar kolesterol kembali ke batas normal. Seperti yang diketahui, kadar koleksterol yang terlalu tinggi sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian kapan saja.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil jika kacang hijau yang sudah difermentasi jauh lebih efektif untuk menurunkan kadar kolesterol daripada tikus yang mengonsumsi kacang hijau mentah alias tidak melewati proses fermentasi sama sekali [7].
Terdapat juga sebuah penelitian yang dilakukan selama 3 minggu dengan melibatkan 268 partisipan yang melakukan diet dengan mengonsumsi berbagai polong-polongan termasuk kacang hijau.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam berkurangnya kadar kolesterol secara keseluruhan termasuk kadar kolesterol jahat atau LDL [8].
Kesimpulan dari 26 penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan jika mengonsumsi setidaknya 150 gram polong-polongan seperti kacang hijau juga bisa menurunkan kadar LDL dan kolesterol secara keseluruhan dalam waktu singkat [10].
Menambahkan kacang hijau dalam pola makan yang sehat terbukti mampu mengembalikan kolesterol dalam batas normal terlebih jika kacang hijau yang dikonsumsi sudah melewati tahap fermentasi terlebih dahulu.
6. Menjaga kesehatan janin
Tingginya asam folat pada kacang hijau terbukti mampu memenuhi kebutuhan asam folat ibu hamil sebanyak 80 persen kebutuhan tubuh.
Apabila kebutuhan asam folat pada ibu hamil tidak terpenuhi dengan baik bisa membahayakan janin dan menyebabkan anak cacat saat lahir.
Disarankan agar ibu hamil mengonsumsi kacang hijau yang matang mengingat kacang hijau mentah bisa membawa bakteri tertentu dan menyebabkan infeksi pada kandungan [17].
7. Meminimalisir terjadinya heatstroke
Heatstroke adalah kondisi tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis bahkan bisa mencapai suhu 40 derajat celcius.
Kondisi ini biasanya terjadi pada saat cuaca panas ekstrim dan dapat berujung pada kematian apabila tidak segera ditangani oleh tenaga medis.
Sebuah penelitian sudah membuktikan jika tingginya kandungan vitexin dan isovitexin pada kacang hijau mampu mengurangi peradangan pada tubuh yang dengan kata lain suhu tubuh akan kembali pada batas normal lagi [2].
8. Mengatasi peradangan pada tubuh
Sejak ratusan tahun lalu, orang Asia sudah sering menggunakan kacang hijau sebagai obat tradisional untuk mengatasi keracunan, heatsroke, ataupun demam karena masyarakat setempat percaya jika kacang hijau mampu meredakan peradangan dalam waktu singkat.
Beberapa penelitian juga telah menyimpulkan jika tingginya kandungan polifenol, vitexin, dan isovitexin pada kacang hijau berfungsi untuk mengatasi peradangan pada tubuh dan meminimalisir datangnya peradangan lagi di kemudian hari [18].
9. Menurunkan kadar gula darah
Sebuah penelitian yang melibatkan sekelompok tikus yang dibagi menjadi kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Tikus di kelompok percobaan akan mengonsumsi tunas dan kacang hijau dalam waktu 5 minggu.
Kelompok tikus percobaan menunjukkan jika produksi insulin pada pankreas mengalami peningkatan dan terjadi penurunan pada kadar gula darah, kolesterol, dan juga trigliserida [20].
Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang melibatkan sejumlah binatang dan membuktikan jika kandungan vitexin dan isovitexin pada kacang hijau mampu menurunkan kadar gula darah pada hewan secara signifikan bahkan insulin pun bekerja lebih efektif [16].
Menyimpan kacang hijau tidak boleh secara asal melainkan harus dengan cara yang benar serta bersih.
Cara penyimpanannnya yaitu dengan membuang semua daun, batang, ataupun kotorannya sehingga kacang hijau benar-benar bisa kering sebelum disimpan dan bisa tahan sampai beberapa kali ketika disimpan [19].
Meskipun kacang hijau bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan, tidak disarankan untuk mengonsumsi kacang hijau secara berlebihan karena hal ini bisa menurunkan kandungan amino-acid pada kacang hijau yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan [6].
Biasanya orang Asia mengolah kacang hijau menjadi hidangan penutup, misalnya kacang hijau direbus dalam waktu 20 sampai 30 menit hingga kacang hijau benar-benar empuk dan siap dikonsumsi [10].
Meskipun banyak peneliti yang menyatakan jika kacang hijau tidak menimbulkan efek samping apapun, US FDA menganjurkan jika seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah tidak mengonsumsi kacang hijau ataupun kecambah lainnya karena hal ini bisa menyebabkan keadaan mereka memburuk.
Selain itu, wanita hamil, anak-anak, orang tua, ataupun orang yang memiliki riwayat alergi tertentu sebaiknya tidak mengonsumsi kacang hijau karena dikhawatirkan bakterinya bisa membahayakan tubuh.
Tidak disarankan pula untuk mengonsumsi kacang hijau secara mentah karena bisa menyebabkan diare, muntah-muntah, ataupun keracunan [21].
Kacang hijau memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan namun perlu diperhatikan betul cara penyimpanannya supaya layak konsumsi dan tidak menimbulkan efek samping. Meskipun efek samping dari kacang hijau terbilang rendah, pemilik alergi tertentu tidak disarankan untuk mengonsumsi kacang hijau karena dikhawatirkan bisa timbul reaksi alergi tertentu.
1) Anwar F, Latif S, Przyblski R, Sultana B, Ashraf M. 2007. Jourrnal Food of Science, September; 72(7): 5503-10. Chemical composition and antioxidant activity of seeds of different cultivars of mungbean
2) Cao D, Li H, Zhang J, Che H, Cao J, Yang L, Zhu C, Jiang W. 2011. Public Library of Science One 6(6): e21071. Antioxidant properties of the mung bean flavonoids on alleviating heat stress
3) Dahiya PK, Linnemann AR, Van Boekel MA, Khetarpaul N,Grewal RB, Nout MJ. 2015. Critical Reviews in Food Science and Nutrition; 55(5): 670-88. Mung bean: technological and nutritional potential
4) Kim DK, Jeong SC, Gorinstein S, Chon SU. 2012. Plant Foods for Human Nutrition, March 67(1); 71-5. Total polyphenols, antioxidant, and antiproliferative activities of different extracts in mungbean seeds and sprouts
5) Kumar Ganesan, Baojun Xu. 2018. Food Science and Human Wellness; 7(1):11-33. A critical review on phytochemical profilee and health promoting effects of mung bean (viana radiata)
6) A.E.Mubarak. 2005. Food Chemistry; 89(4): 489-495. Nutritional composition and antinutritional factors of mung bean seeds (Phaseolus aureus) as affected by some home traditional processes
7) Yeap SK, Beh BK, Ho WY, Mohd Yusof H, Mohamad NE, Ali NM, Alitheen NB, Koh SP, Long K. 2015. Evid Based Complement Alternative Medication: 508029. In vivo antioxidant and hypolipidemic effects of fermented mung bean on hypercholesterolemic mice
8) Bazzano LA, Thompson AM, Tees MT, Nguyen CH, Winham DM. 2011. Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Diseases, Feb; 21(2): 94-103. Non-soy legume consumption lowers cholesterol levels: a meta-analysis of randomized controled trials
9) Ascherio A, Rimm EB, Govannucci EL, Colditx GA, Rosner B, Willet WC, Sacks F, Stampfer MJ. 1992. American Heart Association, Circulation 86(5): 1475-84. A prospective study of nutritional factors and hypertension among US men
10) Ha V, Sieyenpiper JL, de Souzaa RJ Jayalath VH, Mirrahimi A, Argawal A, Chiavaroli L, Mejia SB, Sacks FM, Di Buono M, Bernstein AM, Leiter LA, Kris-Etherton PM, Vuksan V, Bazinet RP, Josse RG, Bevene J, Kendall CW, Jenkins DJ. 2014. Canadian Medical Association Journal, March 13; 186(8): E252-62. Effect of dietary pulse intake on established therapeutic lipid targets for cardiovascular risk reduction: a systematic review and meta-analyisis of randomized controlled trials
11) Javalath VH, de Souza RJ, Sievenpiper JL, Ha V, Chiavaroli L, Mirrahmi A, Di Buono M, Bernstein AM, Letter LA, Kris-Etherton PM, Vuksan V, Beyene J, Kendall CW, Jenkins DJ. 2014. American Journal of Hypertention, January;27(1):58-54. Effect of dietary pulses on blood pressure: a systematic review and meta-analysis of cotrolled feeding trials
12) Xu L, Yu W, Jiang J, Li N. 2014. Zhonghua Yi Xue Za Zhi (Chinese Journal) 94(48):3813-6. Clinical benefits after soluble dietary fiber supplementation: a randomized clinical trial in adults with slow-transit constipations
13) Yi-Shen Z, Shuai S, FitzGerald R. 2018. Food and Nutrition Research, February 15;62. Mung bean proteins and peptides: nutritional, functional, and bioactive properties
14) Ramakrishnan M Nair, Ray-Yu Yang, Warwick J Easdown, Dil Thavarajah, Pushparajah Thavarajah, Jacqueline d’A Hughes, JDH (Dyno) Keatinge. 2013. Journal of The Science of Food and Agriculture. Biofortification of mung bean (Vigna radiata) as a whole food to enhance human health
15) Fred Brouns, Bernd Kettlitz, Evaa Arrigoni. 2002. Trends in Food Science and Technology, August 13(8): 251-261. Resistant starch and “the butyrate revolution”
16) Getek M, Czech N, Muc-Wierzqori M, Grochowska-Niedworok E, Kokot T, Nowakowska-Zaidel E. 2014. Evidence Based Complete Alternative Medication: 293961. The active role of leguminous plant components in type 2 diabetes
17) Greenberg JA, Bell SJ, Guan Y, Yu YH. 2011. Reviews in Obstetric and Gynecology, 4(2): 52-9. Folic acid supplementation and preganancy: more than just neural tube defect prevention
18) Dongyan Tang, Yinmao Dong, Hankun Ren, Li Li, Congfen Hs. 2014. Chemistry Central journal, 17;8(1):4. A review of phytochemistry, metabolite changes, and medicinal uses of the common food mung bean and its sprouts (Vigna radiata)
19) E.S.Oplinger, L.L.Hardman, A.R.Kaminski, S.M.Combs, J.D Doll. 1997. Alternative Field Crops Manual. Mungbean
20) Yao Y, Chen F, Wang M, Wang J, Ren G. 2008. Journal of Agricultural Food and Chemistry, October 8;56 (19): 8869-73. Antidiabetic activity of mung bean extracts in diabetic KK-Ay mice
21) Mitchell Moser. 2013. The Ohio State University. Be aware of risks from eating sprouts
22) Anonym. 2019. Unites States Department of Agriculture. Mung beans, mature seeds, cooked, boiled, without salt