Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk
dalam genus Pangasius, famili Pangasiidae. Hampir mirip dengan lele, ikan patin memiliki patil semacam sirip dada (pectoral) yang berupa duri tajam, keras dan terdapat kelenjar racun. Banyak orang mengonsumsi patin karena harganya terjangkau, rasanya enak dan kandungan gizinya yang sangat tinggi. [4,6,8]
Daftar isi
Tentang Ikan Patin
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini memiliki daging dengan tekstur lembut, ringan, rasa yang tidak terlalu hambar dan tentunya memiliki kandungan nutrisi yang bermacam-macam. [6]
Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan yang lemak lebih rendah dibanding ikan jenis lain, terutama dua asam lemak esensial DHA yaitu kira-kira sebesar 4,74 % dan EPA yaitu kira-kira sebesar 0,31 %. [8]
Selain itu, salah satu kandungan gizi yang terkenal pada ikan ini adalah kandungan lisin yang dicurigai dalam jumlah yang banyak. Lisin merupakan asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan dasar antibodi, memperlancar sistem sirkulasi, dan mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal. [3,5]
Yang membuat patin populer di masyarakat selain karena tingginya kandungan nutrisi, namun juga karena biaya pasarnya mudah dijangkau semua kalangan. Dan karena populer dan permintaan konsumen yang tinggi, ikan ini kemudian banyak dibudidayakan dan dipasarkan hingga hampir memenuhi seluruh pasar tradisional dan internasional di seluruh dunia. [6,7,8]
Fakta Menarik Tentang Ikan Patin
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang ikan patin: [6,7,10]
- Ikan patin mempunyai nama latin Pangasius, satu genus dengan ikan lele, berukuran sedang-besar hingga sangat besar—, dan umumnya hidup di perairan-perairan Asia Selatan dan Tenggara.
- Ikan patin sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi produsen terbesar ke-4 ikan patin di dunia. Pada tahun 2017, produksi ikan patin di indonesia mencapai 437.111 ton.
- Meskipun patin biasanya terdapat di air tawar, namun bisa juga hidup di air bergaram dengan konsentrasi garam sekitar 0,7% – 1% atau pada air tawas (PH> 5) dengan suhu sekitar 30 ° C.
- Warna tubuh untuk ikan patin yang lebih muda umumnya memiliki garis hitam di sepanjang gurat sisi dan satu garis hitam panjang lainnya di bawah gurat sisi. Sedangkan patin dewasa yang berukuran raksasa memiliki warna abu-abu namun biasanya juga bercampur dengan warna hujau.
- Ada juga ikan patin kecil dengan ukurannya 5 sampai 12 cm dan bahkan sering digunakan sebagai ikan hias
- Patin dewasa bisa mencapai ukuran lengkap paling umum yaitu 130 cm dan berat sebanyak 44 kg.
- Patin betina biasanya membutuhkan setidaknya tiga tahun untuk mencapai kematangan seksual, sedangkan jantan biasanya sudah dianggap dewasa pada tahun kedua hhidup.
- Patin betina liar (yang tidak dibudidayakan) bisa bertelur dua kali dalam setahun dengan jumlah telur mencapai 1 juta sekali bertelur.
- Di musim kemarau, spesies-spesies dari patin di alam liar biasanya akan bertemu dan bersama-sama berlindung di area perlindungan yang lebih dalam.
- Patin dikenal sebagai hewan omnivora yang memakan segalanya–dan bahkan disaat-saat tertntu bahkan bisa menjadi kanibal.
- Patin bersifat nokturnal atau ikan yang aktif pada malam hari. Habitat umumnya adalah perairan yang dalam dengan kondisi air yang keruh atau bahkan berlumpur.
- Terlepas dari banyaknnya mitos yang beredar di masyarakat, ikan patin tetap merupakan ikan pilihan bagi mereka yang betul-betul memberikan perhatian khusus pada pola makan yang sehat.
Kandungan Gizi Ikan Patin
Simak tabel berikut untuk mengetahui daftar nilai gizi tertinggi dari ikan patin serta persentasenya dalam memenuhi kebutuhan harian tubuh per 100 Gram. [2,5,6]
Kalori | 92 kkal |
Protein | 15 g |
Karbohidrat | 0 g |
Lemak | 3,5 g |
Kolesterol | 80 mg |
Kalsium | 18 mg |
Vitamin C | 0.7 mg |
Besi | 0.59 mg |
Kalium | 451 mg |
Manfaat Ikan Patin
Dilihat dari kandungan nutrisinya, maka berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari konsumsi ikan patin;
Meskipun asam lemak omega 3 itu umumnya banyak ditemukan pada ikan-ikan berminyak seperti salmon atau tuna, patin juga termasuk ikan yang mengandung asam lemak omega 3. Kandungan nutrisi asam lemak omega 3 sangat berguna bagi tubuh salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah beberapa penyakit seperti penyakit Alzheimer, depresi dan lain-lain. [8]
- Mencegah Penyakit Kardiovaskular
Selain asam lemak omega-3, patin juga dikenal akan kandungan lemak tak jenuh yang terdapat pada dagingnya yang diperkirakan mencapai 50 persen dari total keseluruhan nilai gizi yang dikandungnya.
Lemak tak jenuh berguna bagi tubuh karena berfungsi untuk menetralkan atau mengurangi lemak jenuh yang seringkali menjadi penyebab tersumbatnya pembuluh darah. Umumnya penyakit kardiovaskular seperti gangguan jantung atau penyakit jantung terjadi karena pembuluh darah jantung tersumbat dan jantung kekurangan pasokan darah dan oksigen. [1,4,8]
- Sumber Protein yang Baik
Protein daging ikan patin cukup tinggi. Bahkan daging ikan patin tebal dan
tidak banyak duri, dari berat ikan rendemennya dapat mencapai sekitar 40 -50%. [8]
Cukup mengonsumsi satu porsi patin saja, Anda sudah bisa mendapatkan 22,5 gram protein berkualitas tinggi, artinya sudah terkandung sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan dalam harian. Tubuh membutuhkan protein untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, meningkatkan massa otot hingga untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. [4,8]
Kandungan fosfor dan kalsium yang dihasilkan oleh patin diyakini sudah bisa menjaga kesehatan tulang kita. Maka rutin mengonsumsi ikan ini kesehatan tulang Anda bisa terjaga atau tidak rentan terkena osteoporosis. [1,5]
- Tinggi Vitamin dan Mineral
Selain sumber protein dan kandungan asam lemak omega-3, patin juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Vitamin dan mineral yang terdapat pada patin seperti kalsium, vitamin D, vitamin B kompleks, fosfor, magnesium, kalium, zat besi, natrium, asam folat, zink, tembaga (copper), selenium dan lain-lain. [4,7,8]
Efek Samping Ikan Patin
Terlepas dari banyaknya manfaat dan kandungan nutrisi yang sangat potensial pada tubuh, ada beberapa kerugian atau efek samping yang harus dipertimbangkan ketika mengonsumsi patin.
Sebab begitu tinggi permintaan konsumen akan ikan patin, maka banyak orang mencoba membudidayakan ikan ini. Hanya saja, lokasi pembudidayaan patin tidak selamanya terbebas dari pencemaran lingkungan. Ikan Patin yang dibudidiyakan atau yang ditangkap di daearah-daerah yang kemungkinan memiliki tingkat pencemaran lingkungan, barangkali bisa berpengaruh pada kualitas ikan. [4,7]
Salah satu zat beracun yang bisa saja menyerang patin dan merusak kualitas daging ikan patin adalah zat merkuri. Zat ini banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. [7]
Ketika kita memakan patin yang telah terpapar oleh merkuri, maka merkuri tersebut juga akan masuk ke dalam tubuh kita. Gejela-gejala yang timbul karena keracunan merkuri seperti gangguan penglihatan, kelemahan pada otot, dan yang paling bahaya adalah kerusakan janin apabila dikonsumsi oleh wanita hamil. [3,4,7]
Tips Memasak Ikan Patin
Ikan patin memiliki rasa yang khas serta lembut. Namun demikian, tidak seperti ikan lainnya, patin cenderung memiliki aroma tanah dan sedikit lebih amis dibanding beberapa jenis ikan lainnya. Karena itu perlu beberapa tips memasaknya agar bau amis tersebut tak terlalu menyengat atau bahkan menghilang. [11]
Berikut ini beberapa metode memasak ikan patin yang kiranya perlu Anda terapkan;
Pertama-tama, Anda perlu membersihkan sisik-sisik ikan patin dan buang sirip yang ada di kedua sisi ikan. Setelah itu, cucilah ikan tersebut dengan perasan air jeruk nipis untuk menghilangkan bauh amis lalu potonglah ikan itu sesuai selera dan bersihkan lendir-lendir yang barangkali timbul pada saat ikan dicuci. [11]
Setelah itu Anda dapat mengelola patin dengan cara memanggang. Anda bisa menggunakan lembaran aluminium foil dengan ukuran sekitar 46 hingga 51 cm–untuk membungkus daging pating sebelum dipanggang. [9]
Kemudian bumbui ikan dengan garam, merica, minyak, lemon, dan bumbu-bumbu favorit lainnya lalu bungkuslah ikan sudah disimpan di dalam bungkusan aluminium foil. [9]
Ikan patin yang dibungkus dengan aluminium foil biasanya dibakar selama 10-15 menit. Jika lembaran aluminiumnya tipis, maka seseringlah memeriksa paling tidak satu kali setelah 5 menit dipanggang. Dan Anda perlu membalik sisi yang lain untuk memastikan ikan patin dapat matang secara merata antara satu sisi dengan sisi yang lain. [9]
Selain panggang, Anda juga dapat menyajikan patin goreng renyah. Caranya;
Campurkan tepung jagung dan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai rwait secukupnya atau bumbu favoritmu kemudian kocok hingga bumbu tercampur dengan rata. [5,6,11]
Setelah itu, tambahkan 1 sendok makan (15 ml) air ke dalam mangkuk berisi telur dan kocok hingga merata. Telur dan air digunakan untuk melapisi ikan. [11]
Selanjutnya, panaskan minyak sayur selama 4 menit. Tuang 1 1⁄2 cangkir (350 ml) minyak sayur ke dalam wajan atau panci besar dan nyalakan api sedang-besar. Biarkan minyak memanas selama 4 menit hingga mendidih. Anda juga bisa menggunakan minyak lain sesuai selera. [9]
Akhirnya, lapisi ikan dengan tepung, telur, dan tepung jagung. Lalu patiin siap digoreng. Tepung dan breading telur akan menjadi renyah saat digoreng dan uap air menguap dari breading. [9]
Selain kedua metode di atas, Anda juga bisa menyajikna patin dengan menggoreng seprti biasa. Tips sebelum menggoreng, sebaiknya ikan patin direndam dengan bumbu terlebih dahuluseperti jahe dan perasan jeruk nipis. [11]
Terlepas dari berbagai metode pengolahan yang diuraiakan di atas, sesungguhnya terdapat banyak sekali jenis pengolahan ikan patin–tergantung kepada orang yang mengolahnya. Oleh karena itu, silahkan kembangkan olahan patin yang enak dan sehat sesuai selera Anda.
Cara Mengonsumsi Ikan Patin
Ikan patin memiliki beberbagai macam manfaat bagi kesehatan terutama untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi dalam tubuh. Mengonsumsi patin tentu berdasarkan pengolahannya yang sudah baik dan benar.
Umumnya orang mengonsumsi patin dalam olahan rebus, patin bakar, ikan patin goreng, pepes ikan patin, sop ikan patin, dan lain-lain–yang barangkali dapat Anda temukan di restoran-restoran atau rumah-rumah makan seafood.
Anda juga dapat mengonsumsi patin dalam olahan bakso, kerupuk ikan patin, dan lain-lain–yang dikonsumsi sesuai selera.
Namun demikian Anda perlu mengetahui beberapa tips sebelum mengonsumsi patin; [4]
Pilihlah patin yang masih segar dan diusahakan agar ikan patin yang hendak dikonsumsi dibeli dipasar-pasar terpercaya. Hal ini karena beberapa produk ikan seringkali dikaitkan dengan beberapa risiko berbahaya. [4]
Beberapa produk ikan patin yang diimpor seringkali tidak memenuhi standar keamanan nasional maupun internasional. [4]
Hal ini karena patin terkenal sebagai salah satu ikan dengan tingkat budidaya paling tinggi dan rentan terhadap kontaminasi.
Biasanya untuk mengendalikan hal ini, petani pembudidaya patin seringkali harus menggunakan bahan kimia dan obat-obatan tertentu untuk menghilangkan patogen dan parasit – yang menyerang ikan—dan komponen ini diketahui sangat mempengaruhi ikan. [3,4,7]
Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko keracunan pada saat mengonsumsi patin, pastikan untuk memasak ikan tersebut dengan baik dan benar serta hindari mengonsumsi setengah matang atau masih mentah. [4]