Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kanker tiroid meduler adalah salah satu jenis dari kanker tiroid. Tiroid sendiri adalah kelenjar endokrin berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian bawah leher Anda. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroid,
Daftar isi
Kanker tiroid meduler merupakan jenis kanker tiroid yang berasal dari sel pelepas hormon kalsitonin yang disebut dengan sel-sel parafolikuler [1,2,5,9].
Sel-sel parafolikuler ini sendiri disebut juga dengan sel-sel C yang berada di kelenjar tiroid [1,2].
Pada kondisi kanker tiroid meduler, kadar kalsitonin akan meningkat secara berlebihan.
Kanker tiroid meduler diketahui berkaitan dengan mutasi genetik, namun diketahui bahwa mutasi genetik ini pun terbagi menjadi dua jenis kondisi.
Mutasi genetik terklasifikasi menjadi dua kondisi, yaitu diturunkan di dalam keluarga dan didapat oleh penderita tanpa mewarisinya dari orang tua [1,2].
Penderita kanker tiroid meduler yang terkait dengan mutasi genetik diturunkan dari orang tua.
RET proto-onkogen merupakan gen yang mengalami mtasi dalam hal ini dan mutasi terjadi pada seluruh sel di dalam tubuh [1,2,4].
Mutasi ini yang kemudian memicu tumbuhnya tumor dan berkembangnya kanker tiroid meduler.
Meski kasus kanker tiroid meduler berpotensi disebabkan oleh mutasi genetik diturunkan, rata-rata terdapat pula kasus kanker tiroid meduler karena mutasi genetik yang didapat.
Tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui jenis mutasi genetik penyebab kanker tiroid meduler agar dokter mampu menentukan pengobatan yang sesuai [2].
Seperti kanker pada umumnya, kanker tiroid meduler menimbulkan gejala awal utama berupa nodul atau benjolan di bagian kelenjar tiroid.
Kanker tiroid meduler bukanlah jenis kanker yang langsung terdeteksi oleh dokter.
Umumnya, dokter menemukan kanker tiroid meduler ini sewaktu memeriksa pasien untuk kondisi medis lainnya atau saat pemeriksaan leher rutin pasien [2].
Kanker tiroid meduler menjadi jenis kanker tiroid yang sulit didiagnosa karena benjolan pada kelenjar tiroid pasien tidak pula menunjukkan adanya keluhan.
Bahkan pada kondisi kanker tiroid meduler yang sangat awal, benjolan tidak terlalu nampak sehingga penderita tidak merasakan apapun.
Seiring ukuran tumor yang semakin besar, biasanya gejala pun mulai timbul dan terasa semakin jelas, yaitu antara lain [1,2] :
Saat gejala mulai timbul, seperti adanya benjolan pada bagian kelenjar tiroid yang disertai rasa nyeri di area rahang, leher, hingga telinga, segera periksakan diri.
Beberapa metode pemeriksaan yang dokter akan lakukan untuk mengonfirmasi kanker tiroid meduler antara lain adalah :
Dokter mengawali prosedur diagnosa dengan memeriksa fisik pasien, yaitu mengecek keberadaan benjolan [1,5].
Selain itu, dokter akan menanyakan sejumlah pertanyaan terkait riwayat gejala, riwayat medis, dan riwayat pengobatan pasien.
Dokter juga biasanya ingin tahu mengenai riwayat kesehatan keluarga pasien agar dapat diketahui apakah kanker tiroid meduler berkaitan dengan faktor genetik.
Tes fungsi tiroid merupakan salah satu metode diagnosa penting yang perlu ditempuh pasien untuk mengetahui adanya gangguan atau keabnormalan [2].
Bila riwayat kesehatan keluarga menunjukkan adanya mutasi gen, maka pasien dianjurkan untuk melakukan tes genetik [2].
Pasien sebaiknya segera ke dokter spesialis endokrin untuk berkonsultasi mengenai kemungkinan kanker tiroid meduler yang berhubungan dengan mutasi gen RET [1,2,5,6].
Melalui pemeriksaan dan konsultasi ini, dokter akan menentukan penanganan terbaik sesuai dengan kondisi pasien.
Pemeriksaan darah sangat dianjurkan, khususnya bagi pasien gejala kanker tiroid meduler yang terjadi karena diturunkan.
Tes darah akan membantu dokter mendeteksi adanya mutasi pada gen RET sehingga diagnosa awal kanker tiroid meduler dapat dihasilkan [2].
Bila deteksi awal berhasil, maka dokter pun dapat memutuskan untuk pasien segera menempuh operasi kuratif untuk mengangkat kanker tersebut.
Aspirasi jarum halus merupakan sebuah metode diagnosa yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan sel tumor pada benjolan abnormal pada bagian tubuh tertentu pasien [1,5].
Dokter menggunakan jarum halus selama prosedur ini sehingga penegakan diagnosa dapat dilalukan.
Namun bila dari pemeriksaan aspirasi jarum halus hasilnya bersifat nondiagnostik, dokter akan menegakkan diagnosa usai pasien menjalani prosedur lobektomi tiroid [1].
Metode diagnosa satu ini memiliki risiko tinggi menunjukkan hasil rasio positif yang keliru, terutama bila penerapannya usai prosedur aspirasi jarum halus [1,7].
Namun, hal ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter lebih dulu kapan pengukuran kalsitonin serum dan antigen karsinoembrionik sebaiknya dilakukan.
Kedua pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terjadi hipersekresi pada tumor.
Metode diagnosa yang juga perlu ditempuh pasien untuk dokter mampu menegakkan diagnosa secara lebih akurat adalah tes pemindaian.
Ultrasonografi atau USG pada area leher akan direkomendasikan oleh dokter, begitu juga MRI atau CT scan [1,2,8].
Pemeriksaan dengan ketiga metode tersebut adalah untuk mengevaluasi dan memastikan apakah kelenjar getah bening serviks terlibat.
CT scan leher biasanya dilakukan untuk evaluasi penyakit sistemik, sementara CT scan dan MRI scan keduanya akan digunakan untuk pemeriksaan organ hati pasien bila dicurigai adanya metastasis [1].
MRI dan CT scan juga merupakan dua metode tes pemindaian yang digunakan untuk pemeriksaan pasien yang memiliki kadar kalsitonin di atas 400 pg/ml [1].
PET scan adalah metode tes pemindaian lainnya yang juga tersedia, namun tidak digunakan sebagai prosedur evaluasi primer untuk jenis penyakit metastasis [1,8].
Pengambilan sampel jaringan tiroid juga dapat dianjurkan oleh dokter untuk mengetahui apakah terdapat ketidaknormalan pada jaringan tersebut.
Sampel yang telah diambil akan dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan mendetail.
Kanker tiroid meduler umumnya perlu ditangani menggunakan metode operasi agar tumor dapat diangkat.
Berikut ini adalah sejumlah prosedur pengobatan kanker tiroid meduler yang akan direkomendasikan oleh dokter :
Tiroidektomi total artinya adalah mengangkat kelenjar tiroid secara menyeluruh karena tumbuhnya tumor yang masih berukuran kecil atau ketika sudah cukup menyebar ke organ sekitar [1,2,9].
Prosedur operasi ini juga bertujuan mengatasi kanker tiroid meduler yang telah menyerang kelenjar getah bening pada area leher atau dada bagian atas [2].
Kelenjar getah bening dalam kasus ini juga perlu segera diangkat, baik sebagian atau seluruhnya, tergantung tingkat keparahan tumor.
Untuk kasus kanker tiroid meduler yang berkaitan dengan mutasi genetik diturunkan, pasien yang terutama berusia 5 tahun perlu menempuh tiroidektomi profilaktik total [2].
Prosedur operasi ini dapat dilakukan tepat setelah mutasi terdeteksi.
Terapi hormon pengganti adalah metode penanganan kanker tiroid meduler yang pasien sebaiknya tempuh usai menjalani tiroidektomi [2,9].
Bila kelenjar tiroid diangkat sepenuhnya, maka hormon tiroid yang dihasilkan dari kelenjar tersebut tidak lagi seperti dulu.
Oleh sebab itu, hormon pengganti sangat diperlukan pasien untuk fungsi tubuh yang lebih baik.
Terapi radiasi atau radioterapi belum diketahui jelas apakah mampu mengatasi kanker tiroid meduler seperti pada kanker tiroid papiler dan kanker tiroid folikuler, namun tetap dapat dipertimbangkan [1,9].
Kemoterapi yang diperlukan oleh pasien kanker tiroid meduler tidak seperti pada umumnya karena kanker tiroid meduler tidak merespon obat-obatan kemoterapi umum [1].
Konsultasikan lebih jauh dengan dokter untuk mengetahui apakah salah satu maupun kedua tindakan radioterapi maupun kemoterapi dibutuhkan oleh pasien.
CEA dan kalsitonin serum direkomendasikan oleh dokter agar pasien memperolehnya 2-3 bulan usai menempuh prosedur operasi [1].
Dokter akan menyatakan pasien sudah benar-benar sembuh ketika hasil pemeriksaan CEA normal dan kalsitonin tidak terdeteksi.
Namun, pemantauan rutin (secara tahunan) tetap diperlukan melalui pemeriksaan fisik dan USG.
Apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk ditangani dengan operasi namun kondisi bersifat simtomatik (bergejala), beberapa obat kemungkinan diresepkan oleh dokter.
Cabozantinib dan vandetanib yang merupakan golongan tyrosine-kinase inhibitors (TKI) merupakan jenis obat yang diberikan oleh dokter [1,10].
Kedua obat tersebut menunjukkan hasil positif pada kondisi pasien sehingga cukup sering digunakan sebagai penanganan alternatif.
Prognosis kanker tiroid meduler tergolong baik karena metode operasi adalah solusi pengobatan yang mampu menyembuhkan.
Hanya saja, stadium kanker tiroid meduler yang diderita oleh pasien menentukan tingkat harapan hidup jangka panjang pasien.
Semakin parah kondisi kanker, semakin rendah potensi untuk bertahan hidup lebih lama dan kematian menjadi salah satu risiko komplikasi.
Komplikasi lainnya yang berpotensi terjadi ketika kadar kalsitonin dalam darah pasien tergolong tinggi adalah diare [11].
Selain itu, metastasis atau penyebaran kanker ke organ yang dekat maupun jauh dari kelenjar tiroid merupakan komplikasi yang lebih banyak terjadi [1].
Kanker tiroid meduler tidak memungkinkan untuk dicegah total agar tidak terjadi, namun mendeteksinya sejak dini dan mengatasinya lebih awal dapat membantu [12].
Penanganan dini kanker tiroid meduler dapat meminimalisir risiko komplikasi.
Penanganan dini yang dimaksud terkadang harus melalui pengangkatan kelenjar tiroid seluruhnya sejak awal.
1. Samip R. Master & Bracken Burns. Medullary Thyroid Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Anonim. Medullary Thyroid Cancer. American Thyroid Association; 2020.
3. Emir Taris Pasaribu. Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid. Repository Universitas Sumatera Utara; 2006.
4, Marjan Zarif Yeganeh, Sara Sheikholeslami, & Mehdi Hedayati. RET proto oncogene mutation detection and medullary thyroid carcinoma prevention. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention; 2015.
5. C.M. Thomas, MD PhD, S.L. Asa, MD PhD, S. Ezzat, MD, A.M. Sawka, MD PhD, & D. Goldstein, MD. Diagnosis and pathologic characteristics of medullary thyroid carcinoma—review of current guidelines. Current Oncology; 2019.
6. Giacomo Accardo, Giovanni Conzo, Daniela Esposito, Claudio Gambardella, Marco Mazzella, Filomena Castaldo, Carlo Di Donna, Andrea Polistena, Nicola Avenia, Vittorio Colantuoni, Dario Giugliano & Daniela Pasquali.
7. J R Hahm, M S Lee, Y K Min, M K Lee, K W Kim, S J Nam, J H Yang, & J H Chung. Routine measurement of serum calcitonin is useful for early detection of medullary thyroid carcinoma in patients with nodular thyroid diseases. Thyroid; 2001.
8. Stefan Delorme & Friedhelm Raue. Medullary Thyroid Carcinoma: Imaging. Recent Results in Cancer Research; 2015.
9. Madhuchhanda Roy, Herbert Chen, & Rebecca S. Sippel. Current Understanding and Management of Medullary Thyroid Cancer. The Oncologist; 2013.
10. Paul Tappenden, Christopher Carroll, Jean Hamilton, Eva Kaltenthaler, Ruth Wong, Jonathan Wadsley, Laura Moss, & Sabapathy Balasubramanian. Cabozantinib and vandetanib for unresectable locally advanced or metastatic medullary thyroid cancer: a systematic review and economic model. Health Technology Assessment, No. 23.8, Southampton (UK): NIHR Journals Library; 2019.
11. Dr. Clayman. Medullary Thyroid Cancer Overview. Clayman Thyroid Center; 2020.
12. The American Cancer Society medical and editorial content team. Can Thyroid Cancer Be Prevented? American Cancer Society; 2019.