Keguguran, atau aborsi spontan, adalah kejadian yang menyebabkan hilangnya janin sebelum usia kandungan memasuki usia 20 minggu. Keguguran bisanya terjadi pada trimester pertama, atau tiga bulan pertama kehamilan.
Keguguran bisa terjadi karena berbagai alasan medis, dan banyak dari alasan-alasan tersebut yang diluar kendali ibu hamil. Tetapi, mengetahui faktor risiko, tanda-tanda, dan sebab-sebab keguguran bisa membantu ibu hamil memahami apa keguguran itu sebenarnya dan mencegahnya bila memungkinan.
Daftar isi
Saat mengandung, tubuh ibu hamil akan menyediakan hormon dan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin agar bisa bertumbuh secara normal. Sebagian besar keguguran yang terjadi pada trimester pertama diakibatkan oleh gagalnya janin bertumbuh secara normal, namun ada faktor-faktor lain yang juga bisa menjadi penyebab.
Kromosom adalah tempat bagi gen. Pada janin yang sedang bertumbuh, satu set kromosom disumbang oleh ayah dan ibunya.
Contoh kelainan yang bisa terjadi pada kromosom termasuk: [1, 3]
Kelainan juga bisa terjadi secara acak saat sel embrio membelah, atau disebabkan oleh rusaknya sel telur atau sperma. Masalah dengan plasenta juga bisa menyebabkan keguguran.
Berbagai gangguan kesehatan dan kebiasaan juga bisa mengganggu perkembangan janin. Yang perlu dicatat, berolahraga dan melakukan hubungan seks tidak menyebabkan keguguran. Bekerja juga tidak akan mempengaruhi keadaan janin, kecuali ibu hamil terpapar bahan kimia berbahaya atau radiasi. [1, 3, 4]
Kondisi yang bisa mengganggu perkembangan janin termasuk: [1, 3, 4]
Serviks adalah bukaan menuju rahim yang terletak di bagian atas vagina. Masalah dengan rahim dan serviks yang bisa menyebabkan keguguran termasuk: [3]
Gejala-gejala keguguran bisa berbeda, tergantung dari usia kehamilan. Pada beberapa kasus, keguguran terjadi sangat cepat bahkan sebelum ibu menyadari dirinya tengah mengandung.
Berikut adalah beberapa gejala keguguran: [1, 2, 3, 4]
Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala diatas saat tengah mengandung. Kabar baiknya, tanda-tanda ini juga bisa timbul tanpa terjadinya keguguran. Tetapi, untuk memastikannya, pemeriksaan oleh dokter harus dilakukan.
Ada banyak jenis keguguran. Tergantung dari gejala dan usia kehamilan, dokter akan melakukan diagnosa kondisi yang terjadi sebagai salah satu dari berikut: [1, 2, 4]
Beberapa hal bisa membuat seorang wanita lebih rentan mengalami keguguran dibandingkan wanita lainnya. Hal-hal ini disebut faktor risiko, dan termasuk: [1, 2, 3, 4]
Beberapa gangguan kesehatan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Pengobatan dan perawatan atas kondisi kesehatan ini sebelum dan selama masa kehamilan kadang-kadang bisa membantu mencegah keguguran.
Jika memiliki salah satu atau lebih dari kondisi kesehatan berikut, maka harus dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk hamil atau begitu tahu sedang mengandung. [1, 2, 3, 4]
Mengalami cedera yang mengenai perut, seperti jatuh atau terpukul, bukanlah risiko terjadinya keguguran yang utama. Tubuh sudah menyiapkan perlindungan yang baik bagi janin di minggu-minggu awal kehamilan. Tetapi, menjaga tubuh dan terutama perut dari terjadinya benturan tetap harus dilakukan. [1, 4]
Tujuan utama dari perawatan saat atau setelah terjadinya keguguran adalah mencegah pendarahan hebat dan infeksi. Semakin muda usia kandungan, semakin besar kemungkinan tubuh akan mengeluarkan seluruh jaringan janin dengan sendirinya dan tidak membutuhkan prosedur medis lanjutan. [1, 2, 3, 4]
Jika masih ada sisa jaringan di dalam tubuh, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan: [1, 2, 3, 4]
Risiko komplikasi dari masing-masing pilihan diatas sangat kecil, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan mana yang paling baik untuk dilakukan.
Pemulihan tubuh setelah keguguran tergantung dari seberapa tua usia kandungan sebelum keguguran terjadi. Setelah keguguran, pasien mungkin masih mengalami keluarnya flek dan rasa tidak nyaman di perut.
Walaupun hormon kehamilan masih akan ada di dalam darah selama dua bulan setelah keguguran, namun menstruasi bisa kembali terjadi secara normal dalam empat hingga enam minggu. Hubungan seks dan penggunaan tampon harus dihindari dulu selama setidaknya dua minggu setelah keguguran. [1]
Yang tidak kalah penting dari pemulihan fisik adalah pemulihan kondisi mental ibu setelah keguguran. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan dokter sangat penting dalam hal ini.
Tidak semua keguguran bisa dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga agar kandungan tetap sehat. Berikut diantaranya: [1, 2]
Jika calon ibu memiliki gangguan kesehatan atau penyakit tertentu, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk hamil atau segera setelah tahu bahwa kehamilan sudah dimulai.
1. Jacquelyn Cafasso, Katie Hurley. Everything You Need to Know About Miscarriage. Healthline Parenthood; 2019.
2. Arefa Cassoobhoy, MD, MPH. Miscarriage. Grow by Web MD; 2020.
3. MoD Team. Miscarriage. March of Dimes; 2017.
4. American Pregnancy Association. Signs of Miscarriage. American Pregnancy; 2020.