Penyakit & Kelainan

Keringat Dingin Saat Menstruasi – Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menstruasi adalah masa-masa paling kurang mengenakkan bagi sebagian besar wanita karena timbulnya sejumlah ketidaknyamanan hingga gangguan kesehatan tubuh [1,2].

Salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi adalah timbulnya keringat berlebih di malam hari atau keringat dingin [3,4].

Keringat dingin dapat terjadi di malam hari atau bahkan tanpa terasa sewaktu bangun pagi [3].

Seringkali keringat dingin saat menstruasi bukan masalah kesehatan yang serius, namun mengetahui penyebabnya akan lebih memudahkan penanganannya.

1. Perubahan Hormon

Rata-rata kondisi tak nyaman yang timbul saat menstruasi dipicu oleh perubahan hormon di dalam tubuh [4].

Ketika menstruasi, kadar hormon progesteron dan estrogen di dalam tubuh wanita mengalami peningkatan dan penurunan [4].

Hal ini memengaruhi hipotalamus, yakni bagian otak yang berfungsi mengatur suhu tubuh internal [4].

2. Efek Obat Tertentu

Jika saat menstruasi wanita juga menggunakan obat tertentu, bisa saja keringat dingin timbul sebagai efek samping obat tersebut [3].

Beberapa obat yang dapat memberi efek samping seperti ini adalah obat untuk diabetes, antidepresan trisiklik, obat pereda nyeri, steroid, obat terapi hormon, dan antipsikotik phenothiazine [3].

Apabila karena obat, biasanya keringat dingin akan berhenti bila tidak lagi mengonsumsi obat-obat tersebut [3].

Namun jika tidak cukup yakin bahwa obat tertentu menjadi sebab keringat dingin, terutama ketika keringat dingin disertai gejala-gejala lain, segera ke dokter [3].

3. Insufisiensi Ovarium Primer / Primary Ovarian Insufficiency (POI)

Keringat dingin saat menstruasi dapat menandakan sebuah kondisi yang disebut dengan insufisiensi ovarium primer [3,4,5].

Salah satu gejala dari kondisi ini adalah gejala menopause sebelum memasuki usia 40 tahun atau dapat disebut juga sebagai gejala pre-menopause [3,4,5].

Ada pula yang menyebut kondisi ini sebagai kegagalan ovarium di mana tidak hanya keringat dingin yang menjadi keluhan [3,4,5].

Bila keringat dingin saat menstruasi disebabkan atau berkaitan dengan insufisiensi ovarium primer, maka gejala-gejala lain seperti berikut juga biasanya dapat ikut terjadi [3,5] :

  • Menstruasi tidak teratur
  • Kekeringan pada vagina
  • Gairah seksual menurun
  • Perubahan suasana hati yang cukup drastis
  • Nyeri saat melakukan hubungan intim dengan pasangan
  • Penurunan daya konsentrasi

Karena kondisi ini berisiko pada penurunan kepadatan tulang hingga pengeroposan tulang, jika mengalami ketidaknyamanan akan timbulnya gejala, segera tanyakan kepada dokter [3,4,6].

Selain masalah tulang, insufisiensi ovarium primer juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung [3,4,5].

Jadi saat keringat dingin terjadi sewaktu menstruasi dan hal ini terjadi berulang, ditambah dengan rangkaian keluhan di atas (termasuk di luar siklus menstruasi), segera periksakan diri untuk memperoleh penanganan yang tepat [3].

Apa kemungkinan penyebab lainnya?

Bila keringat dingin tidak hanya timbul pada waktu menstruasi di mana di luar siklus menstruasi pun tubuh berkeringat dingin, terdapat beberapa kemungkinan penyebab lain seperti berikut [3] :

Kapan sebaiknya memeriksakan ke dokter?

Bila keringat dingin di malam hari sering timbul saat haid bahkan di luar masa haid juga, terutama pada wanita usia 30 tahun hingga awal usia 40 tahun, hal ini tergolong mengkhawatirkan [3].

Namun ketika keringat dingin hanya timbul pada saat wanita mengalami menstruasi, biasanya kondisi ini tidak berbahaya [4].

Selesai menstruasi, gejala-gejala yang semula dialami akan berhenti atau hilang karena hormon telah kembali normal [4].

Meski demikian, tidak ada salahnya untuk ke dokter dan memeriksakan diri apabila beberapa gejala lain ini turut timbul [3] :

  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Ruam pada permukaan kulit
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Demam
  • Gangguan tidur di malam hari
  • Perubahan selera makan (memiliki keinginan untuk makan lebih banyak daripada biasanya atau justru sama sekali tidak selera makan)

Keringat dingin yang sampai memengaruhi kualitas hidup secara negatif sudah cukup untuk segera memperoleh penanganan secara medis [3].

Cara Mengatasi Keringat Dingin Saat Hamil

Menstruasi sendiri sudah cukup tidak nyaman bagi sebagian besar wanita, namun bila ditambah dengan keluar keringat dingin, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya [3,4] :

  • Menurunkan suhu ruangan tidur agar terasa lebih sejuk; atau, nyalakan pendingin ruangan (AC) dengan suhu yang nyaman.
  • Mengenakan pakaian tidur dengan bahan ringan dan merupakan penyerap keringat yang baik.
  • Minum air putih yang banyak dari pagi hingga siang hari untuk mengurangi risiko keringat dingin berlebih di malam hari.
  • Menghindari makanan pedas, minuman beralkohol, minuman berkafein, dan aktivitas merokok saat malam hari, terutama sebelum tidur agar keringat dingin berlebih dapat dicegah.
  • Memasang sprei, sarung bantal, dan sarung guling dari kain yang ringan dan berbahan katun supaya kulit terasa lebih nyaman bila sewaktu-waktu keringat timbul.
  • Ke dokter, terutama bila keringat dingin saat menstruasi disertai beberapa keluhan lain yang berkaitan dengan penyakit serius.

Pada umumnya, berkeringat berlebih di malam hari atau keringat dingin saat menstruasi adalah pengaruh hormon dan tidak memerlukan penanganan khusus [3,4].

Namun bila gejala atau keluhan lain juga menyertai dan sampai menghambat keseharian, sudah waktunya mendapat penanganan medis [3].

1. Kate Ng. Majority of women feel uncomfortable discussing period symptoms with GPs, survey finds. Independent; 2022.
2. Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH & Jaime Herndon, MS, MPH, MFA. Why Do Periods Hurt?. Healthline; 2018.
3. Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH & Crystal Raypole. Why Do I Get Night Sweats During My Period?. Healthline; 2019.
4. Molly Burford & Monique Rainford, MD. Night Sweats During Your Period: Why Does It Happen?. Verywell Health; 2022.
5. Lawrence M. Nelson, M.D. Primary Ovarian Insufficiency. National Center for Biotechnology Information; 2009.
6. Anna Szeliga, Marzena Maciejewska-Jeske, & Błażej Męczekalski. Bone health and evaluation of bone mineral density in patients with premature ovarian insufficiency. Przeglad Menopauzalny; 2018.

Share