Tinjauan Medis : dr. Jessica S. Raditia, MDCH, RPSGT
Keadaan seperti tingginya kadar kolesterol dapat diterapi dengan beberapa macam obat bagi orang dewasa yang tidak sedang hamil, namun akan berbeda penanganannya bagi individu yang sedang hamil. Angka kolesterol
Kolesterol membentuk bagian dari setiap sel dalam tubuh manusia dan juga membantu proses metabolisme hormon, asam empedu, dan vitamin D.
Kadar kolesterol plasma manusia ditentukan oleh produksinya di hati dan oleh asupan makanan.
Lipoprotein membawa kolesterol ke seluruh tubuh, dan memudahkannya melintasi plasenta. Kolesterol biasanya banyak dipantau pada kalangan orang dewasa yang tidak hamil, di mana hal tersebut ada hubungannya dengan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.
Namun, meskipun diketahui bahwa kolesterol meningkat pula pada kehamilan, sampai saat ini masih belum bisa diukur dengan pasti atau diobati secara rutin.
Daftar isi
Sebagian besar ahli jantung menyatakan bahwa:
Pada artikel kali ini, kita akan berdiskusi tentang penyebab, efek, dan cara penanganan kolesterol tinggi saat hamil. Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Kadar kolesterol, dan trigliserida, secara alami meningkat selama kehamilan. Ini karena saat kehamilan berkembang, ada peningkatan aliran nutrisi ke plasenta untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Bisa dibilang kenaikan kadar kolesterol pada ibu hamil adalah sesuatu yang lumrah. Kadar kolesterol “normal” biasanya berkisar antara 120 dan 190 mg/dL, tetapi pada kehamilan, kadar kolesterol bisa lebih dari 200 mg/dL.
Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir tentang peningkatan kolesterol alami ketika sedang mengandung. Namun, kadar kolesterol biasanya akan berangsur-angsur kembali ke kisaran normal dalam empat sampai enam minggu setelah proses melahirkan.
Apakah ada ciri-ciri yang menandakan kenaikan kolesterol saat hamil?
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda lahiriah bahwa kadar kolesterol seseorang lebih tinggi dari normal. Bahkan pasien akan merasakan hal yang sama seperti pada tingkat “normal”.
Tetapi jika kadar kolesterol tetap tinggi untuk waktu yang lama, maka hal tersebut akan menyebabkan aterosklerosis (penumpukan kolesterol dan lemak) pada dinding arteri yang dapat menyebabkan suatu penyakit yang jauh lebih parah seperti penyakit jantung atau jantung koroner.
Telah diasumsikan selama beberapa dekade bahwa kolesterol tinggi dalam kehamilan bersifat fisiologis dan bukan aterogenik. Kadar kolesterol memang lebih sering dipantau pada kalangan orang dewasa yang tidak hamil.
Sayangnya, kadar kolesterol tidak secara rutin diukur pada wanita yang yang sedang hamil.
Jika si ibu hamil memiliki kolesterol tinggi sebelum kehamilan, maka ia perlu berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat kolesterol yang biasa dikonsumsi oleh pasien yang tidak sedang hamil tidak direkomendasikan selama kehamilan.
Dokter mungkin akan meresepkan statin untuk menurunkan kadar kolesterol jika kenaikannya masih dalam batas wajar. Namun, banyak penelitian yang menyatakan bahwa statin berpotensi menyebabkan masalah pada perkembangan fisiologis si bayi.
Non-statin seperti ezetimibe, niacin, dan fibrates juga telah dikaitkan dengan teratogenisitas dan karenanya tidak dianjurkan selama kehamilan. Selain itu, ada juga inhibitor PCSK9 yang belum diuji keamanannya.
Oleh karena itu, dokter akan mengubah proses pengobatan atau membantu menemukan alternatif lain untuk menjaga kadar kolesterol.
Jika seorang wanita sedang dirawat karena kolesterol tinggi dan hamil, dokter kemungkinan akan memeriksa kolesterolnya sebagai bagian dari siklus aliran darah rutin selama kehamilan.
Untuk itu, banyak dokter yang menyarankan untuk tidak menggunakan obat-obatan ini ketika sedang hamil atau sedang mencoba untuk hamil.
Saat sedang hamil, membuat pilihan yang sehat tidak hanya bermanfaat bagi ibu yang mengandung, tetapi juga bayi yang ada di dalam kandungannya.
Kondisi seperti kolesterol tinggi yang dapat diobati dengan berbagai obat pada wanita yang sedang tidak hamil, bisa lebih sulit untuk dicerna ketika sedang hamil.
Untungnya, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola kolesterol mereka selama masa mengandung untuk memastikan bahwa si ibu dan si bayi dalam keadaan sehat.
Selama kehamilan, dokter mungkin tidak akan meresepkan obat untuk menurunkan kolesterol, tetapi jika kadar kolesterolnya tetap tinggi setelah melahirkan, maka dokter mungkin akan memberikan obat dan pasien akan diminta untuk mengikuti diet seperti:
Itulah penjelasan singkat mengenai kolesterol tinggi pada masa kehamilan. Semoga bermanfaat.
Mindy Viering. 2019. Parents com. Is High Cholesterol During Pregnancy Normal?
Anna Schaefer & Judith Marcin, MD. 2018. Healthline. How to Manage Your Cholesterol Levels During Pregnancy.
Änne Bartels, MB MSc & Keelin O'Donoghue, PhD MRCOG. 2011. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Cholesterol in pregnancy: a review of knowns and unknowns.