Kadar Kolesterol Tinggi Saat Hamil, Bahayakah?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Jessica S. Raditia, MDCH, RPSGT
Keadaan seperti tingginya kadar kolesterol dapat diterapi dengan beberapa macam obat bagi orang dewasa yang tidak sedang hamil, namun akan berbeda penanganannya bagi individu yang sedang hamil. Angka kolesterol... yang meningkat saat kehamilan membantu untuk memberikan nutrisi bagi janin yang sedang berkembang untuk pertumbuhan otak, anggota gerak, perkembangan sel dan air susu ibu (ASI). Selain untuk janin, kolesterol dalam kehamilan diperlukan untuk produksi hormon estrogen dan progesteron. Namun tetap disarankan bagi wanita yang akan merencanakan kehamilan atau sedang hamil untuk tetap memantau kadar kolesterolnya. Read more

Kolesterol membentuk bagian dari setiap sel dalam tubuh manusia dan juga membantu proses metabolisme hormon, asam empedu, dan vitamin D.

Kadar kolesterol plasma manusia ditentukan oleh produksinya di hati dan oleh asupan makanan.

Lipoprotein membawa kolesterol ke seluruh tubuh, dan memudahkannya melintasi plasenta. Kolesterol biasanya banyak dipantau pada kalangan orang dewasa yang tidak hamil, di mana hal tersebut ada hubungannya dengan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

Namun, meskipun diketahui bahwa kolesterol meningkat pula pada kehamilan, sampai saat ini masih belum bisa diukur dengan pasti atau diobati secara rutin.

Fakta Kolesterol pada Ibu Hamil

  • Jika ditinjau secara medis, kadar kolesterol yang tinggi selama kehamilan memang diperlukan untuk menghasilkan hormon steroid seperti estrogen dan progesteron yang mana hormon-hormon tersebut sangat penting untuk menopang kehamilan dan membantu proses pertumbuhan janin.
  • Bayi dalam kandungan membutuhkan kolesterol tingkat tinggi ini untuk mendorong pertumbuhan anggota tubuh dan otak.
  • Kadar kolesterol biasanya akan meningkat secara alami selama periode trimester kedua pada masa kehamilan, kemudian memuncak pada periode trimester ketiga, dan berangsur-angsur normal sekitar empat sampai enam minggu setelah proses melahirkan.

Sebagian besar ahli jantung menyatakan bahwa:

  • Kadar LDL (Low-Density Lipoprotein) yang buruk adalah kurang dari 100 mg/dL
  • Kadar kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) yang baik harus lebih dari 60 mg/dL.
  • Ketika seorang wanita sedang hamil, maka bisa dipastikan kadar kolesterolnya akan meningkat 25 hingga 50 persen dari kadar normal, tingkat HDL juga akan turut meningkat.

Pada artikel kali ini, kita akan berdiskusi tentang penyebab, efek, dan cara penanganan kolesterol tinggi saat hamil. Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

Bahayakah Kolesterol Tinggi Saat Hamil?

Kadar kolesterol, dan trigliserida, secara alami meningkat selama kehamilan. Ini karena saat kehamilan berkembang, ada peningkatan aliran nutrisi ke plasenta untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Bisa dibilang kenaikan kadar kolesterol pada ibu hamil adalah sesuatu yang lumrah. Kadar kolesterol “normal” biasanya berkisar antara 120 dan 190 mg/dL, tetapi pada kehamilan, kadar kolesterol bisa lebih dari 200 mg/dL.

Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir tentang peningkatan kolesterol alami ketika sedang mengandung. Namun, kadar kolesterol biasanya akan berangsur-angsur kembali ke kisaran normal dalam empat sampai enam minggu setelah proses melahirkan.

Apakah ada ciri-ciri yang menandakan kenaikan kolesterol saat hamil?

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda lahiriah bahwa kadar kolesterol seseorang lebih tinggi dari normal. Bahkan pasien akan merasakan hal yang sama seperti pada tingkat “normal”.

Tetapi jika kadar kolesterol tetap tinggi untuk waktu yang lama, maka hal tersebut akan menyebabkan aterosklerosis (penumpukan kolesterol dan lemak) pada dinding arteri yang dapat menyebabkan suatu penyakit yang jauh lebih parah seperti penyakit jantung atau jantung koroner.

Efek Terhadap Kesehatan Janin dan Ibu Hamil

Telah diasumsikan selama beberapa dekade bahwa kolesterol tinggi dalam kehamilan bersifat fisiologis dan bukan aterogenik. Kadar kolesterol memang lebih sering dipantau pada kalangan orang dewasa yang tidak hamil.

Sayangnya, kadar kolesterol tidak secara rutin diukur pada wanita yang yang sedang hamil.

  • Kini, kadar kolesterol ibu yang tinggi selama kehamilan seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur, diabetes gestasional dan preeklampsia, serta perkembangan aterosklerosis pada anak selanjutnya.
  • Menurut keterangan para ahli, kolesterol tinggi yang terjadi selama kehamilan dapat menyebabkan hipertensi yang dapat membahayakan ibu dan bayi dalam kandungan.
  • Sedangkan kolesterol rendah dapat menyebabkan bayi terlahir prematur dengan berat lahir yang tergolong rendah.
  • Penelitian juga menunjukkan bahwa kolesterol tinggi pada masa kehamilan dapat berdampak buruk pada si bayi, baik ketika masih di dalam rahim maupun kelak di kemudian hari.
  • Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Heart and Stroke Foundation of Canada, anak-anak yang ibunya memiliki kolesterol tinggi bahkan sebelum hamil akan berpotensi memiliki kolesterol tinggi sebagai orang dewasa.

Bagaimana bila Memiliki Riwayat Kolesterol Tinggi?

Jika si ibu hamil memiliki kolesterol tinggi sebelum kehamilan, maka ia perlu berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat kolesterol yang biasa dikonsumsi oleh pasien yang tidak sedang hamil tidak direkomendasikan selama kehamilan.

Dokter mungkin akan meresepkan statin untuk menurunkan kadar kolesterol jika kenaikannya masih dalam batas wajar. Namun, banyak penelitian yang menyatakan bahwa statin berpotensi menyebabkan masalah pada perkembangan fisiologis si bayi.

Non-statin seperti ezetimibe, niacin, dan fibrates juga telah dikaitkan dengan teratogenisitas dan karenanya tidak dianjurkan selama kehamilan. Selain itu, ada juga inhibitor PCSK9 yang belum diuji keamanannya.

Oleh karena itu, dokter akan mengubah proses pengobatan atau membantu menemukan alternatif lain untuk menjaga kadar kolesterol.

Jika seorang wanita sedang dirawat karena kolesterol tinggi dan hamil, dokter kemungkinan akan memeriksa kolesterolnya sebagai bagian dari siklus aliran darah rutin selama kehamilan.

Untuk itu, banyak dokter yang menyarankan untuk tidak menggunakan obat-obatan ini ketika sedang hamil atau sedang mencoba untuk hamil.

Cara Pencegahan

Saat sedang hamil, membuat pilihan yang sehat tidak hanya bermanfaat bagi ibu yang mengandung, tetapi juga bayi yang ada di dalam kandungannya.

Kondisi seperti kolesterol tinggi yang dapat diobati dengan berbagai obat pada wanita yang sedang tidak hamil, bisa lebih sulit untuk dicerna ketika sedang hamil.

Untungnya, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola kolesterol mereka selama masa mengandung untuk memastikan bahwa si ibu dan si bayi dalam keadaan sehat.

Selama kehamilan, dokter mungkin tidak akan meresepkan obat untuk menurunkan kolesterol, tetapi jika kadar kolesterolnya tetap tinggi setelah melahirkan, maka dokter mungkin akan memberikan obat dan pasien akan diminta untuk mengikuti diet seperti:

  • Meningkatkan aktivitas fisik
  • Makan lebih banyak serat
  • Mengonsumsi lemak sehat yang berasal dari kacang dan alpukat
  • Membatasi makanan yang digoreng dan yang tinggi lemak serta gula jenuh
  • Menambahkan makanan atau suplemen omega-3 yang kaya untuk diet ibu hamil

Itulah penjelasan singkat mengenai kolesterol tinggi pada masa kehamilan. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment