Kuret adalah tindakan medis yang dilakukan untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim. Kuret memiliki dua fungsi yaitu untuk mendiagnosis dan mengobati kelainan rahim tertentu, seperti pendarahan hebat atau untuk membersihkan lapisan rahim setelah keguguran atau aborsi.[1]
Kuret yang berfungsi untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit tertentu, biasanya akan direkomendasikan pada pasien yang mengalami:[1]
Gejala-gejala tersebut biasanya diakibatkan oleh:[1]
Dokter juga akan merokemendasikan kuret untuk:[2]
Prosedur kuret dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur lain yang disebut histeroskopi. Selama prosedur tersebut, dokter juga dapat menghilangkan polip rahim dan tumor fibroid.[1]
Proses kuret perlu diawali dengan pembukaan mulut rahim atau dilatasi. Inilah alasan kenapa kuret juga dikenal dengan istilah dilatasi dan kuret (dilation and curettage/D&C).[2]
Sebelum menjalani prosedur kuret, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap seperti tes darah atau tes diagnostik lainnya untuk memastikan pasien dalam keadaan sehat.[3]
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memulai proses pelebaran serviks beberapa jam atau bahkan sehari sebelum prosedur. Tindakan ini membantu serviks terbuka secara bertahap. [1]
Untuk meningkatkan pelebaran, dokter akan menggunakan obat yang disebut misoprostol yang diberikan secara oral atau vagina. Obat ini berfungsi untuk melunakkan serviks.[1]
Selain itu, pasien juga wajib menginformasikan pada dokter mengenai hal-hal berikut:[3]
Jika kondisi pasien mengharuskannya untuk diberi anestesi umum, maka dokter akan meminta pasien untuk berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur.[3]
Pasien dilarang untuk mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin karena dapat meningkatkan peluang pendarahan saat prosedur. Pastikan bawah ada kerabat atau keluarga yang menemani.[3]
Terdapat dua jenis anestesi yang digunakan pada prosedur kuret, yaitu anestesi umum dan lokal. Anestesi umum akan membuat pasien tertidur dan mati rasa selama prosedur, sedangkan anestesi lokal hanya akan membuat pasien mati rasa di area bagian tubuh tertentu.[1,2]
Pilihan anestesi tersebut didasarkan pada alasan melakukan kuret, kebutuhan, dan riwayat kesehatan pasien.[1]
Secara umum, rangkaian prosedur kuret meliputi:[2]
Setelah selesai melakukan prosedur, pasien mungkin akan merasa kram di perut selama dua hari dan perlu memakai pembalut sampai tidak lagi terjadi pendarahan. Hal tersebut merupakan efek yang wajar dari kuret. Dokter akan meresepkan obat pain killer untuk meredakan kram. Hindari penggunaan tampon untuk mencegah infeksi.[2]
Periode menstruasi selanjutnya dapat lebih cepat atau lebih lama dari jadwal biasa. [1,2]
Selama 7 hari atau lebih, pasien tidak diperbolehkan mandi dan berhubungan badan karena tindakan ini dapat memasukkan bakteri ke dalam rahim yang dapat menyebabkan infeksi. Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa setelah merasa normal dan mendapat persetujuan dari dokter.[4]
Praktisi kesehatan merekomendasikan untuk menunggu tiga siklus menstruasi sebelum pasien mencoba hamil kembali setelah melakukan kuret, kurun waktu tersebut diperlukan rahim untuk membangun kembali lapisannya sehingga dapat menjadi tempat yang aman bagi calon bayi.[4]
Segera hubungi dokter jika pasien mengalami salah satu tanda infeksi berikut:[1,3]
Kuret merupakan prosedur yang cukup aman dan memiliki peluang komplikasi yang kecil. Namun, seperti tindakan medis pada umumnya, kuret juga memiliki risiko kesehatan yang dapat dialami oleh pasien setelah melakukan prosedur, seperti:[1,2]
1. Anonim. Dilation and curettage (D&C). Mayoclinic; 2021.
2. Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT, Debra Stang. D and C (Dilation and Curettage) Procedure. Healthline; 2020.
3. Anonim. Dilation and Curettage (D and C). Johnhopkinsmedicine; 2021.
4. Anonim. Dilation and Curettage (D&C) After Miscarriage. Whattoexpect; 2021.