Penyakit & Kelainan

Lordosis – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Fendria Suwangsana
Lordosis sebenarnya merupakan istilah yang merujuk pada curvatura tulang belakang yang menjauhi garis poros dari tulang belakang ke arah depan (anterior). Lordosis normal pada orang dewasa berada pada

Apa Itu Lordosis?

Lordosis ( img : Genetic and Rare Diseases Information Center)

Lordosis adalah suatu jenis kelainan tulang yang terjadi pada tulang belakang di mana membengkok ke arah depan [1,2,3,4,5,8].

Pada tulang belakang yang kondisinya normal akan tampak lurus bila dilihat dari belakang, namun pada kasus lordosis justru dari belakang akan nampak punggung cenderung condong ke belakang.

Kurva pada tulang belakang bagian bawah atas bokonglah yang cenderung membengkok ke arah depan sehingga punggung dari belakang tak kelihatan tegak dan lurus.

Tinjauan
Lordosis merupakan kelainan tulang pada bagian tulang belakang yang mengalami bengkok abnormal sehingga perut dan bokong tampak menonjol.

Fakta Tentang Lordosis

  1. Pria dan wanita sama-sama memiliki risiko mengalami lordosis dengan bentuk lengkungan tulang belakang yang biasanya berbeda, namun sama pada jumlah lengkungannya [6].
  2. Selain lordosis, skoliosis dan kifosis adalah jenis gangguan atau kelainan tulang lainnya yang juga paling umum dijumpai [8].
  3. Menurut suatu penelitian pada anak sekolah di Makassar, gangguan kelurusan tulang belakang pada anak yang berkaitan dengan lordosis adalah sebanyak 21,9%, kifosis 27,0%, dan skoliosis sebanyak 38,2% [7].
  4. Lordosis pada umumnya terjadi pada anak-anak, namun ada banyak wanita hamil yang juga mengalami gangguan tulang ini [5].

Jenis-jenis Lordosis

Pada kondisi lordosis sendiri, terdapat 5 jenis yang perlu dikenali dengan baik supaya dapat mewaspadainya [2,5].

Lordosis Kongenital / Cedera

Lordosis jenis ini merupakan kondisi kelainan tulang bawaan atau terjadi sejak lahir pada penderitanya.

Tumbuh kembang yang tidak sempurna dan mengalami kecacatan dapat membuat tulang penderita lemah.

Untuk memungkinkan kondisi lebih baik, maka gerakan tubuh perlu dibatasi karena sebagai dampaknya tulang belakang dapat merasa kesemutan, kelemahan, mati rasa, sakit, hingga kaki mengalami disfungsi.

Ada pula jenis lordosis cedera di mana penghubung tulang belakang yang mengalami cedera dapat mengalami fraktur sehingga tulang belakang akan terasa sakit.

Anak-anak yang terjatuh dari tempat tinggi, mengalami kecelakaan lalu lintas hingga cedera saat olahraga dapat menyebabkan lordosis.

Lordosis Postural

Jenis lordosis ini berkaitan erat dengan kekurangan otot pada punggung dan perut atau juga dapat berkaitan dengan obesitas atau kelebihan berat badan.

Aktivitas membawa beban berat pada area perut bila dilakukan jangka panjang maka hal ini dapat melemahkan otot perut sekaligus punggung.

Hal ini kemudian dapat berdampak pada tulang belakang yang akhirnya melengkung ke depan.

Lordosis Neuromuskuler

Pada lordosis jenis ini dapat meliputi berbagai macam kondisi ataupun kelainan kelengkungan tulang.

Karena berkaitan dengan banyak jenis masalah kurva tulang, perawatan untuk tiap kelainan tersebut pun cukup banyak karena berbeda-beda antara satu penanganan dengan penanganan lainnya.

Hiperlordosis Laminektomi / Pasca Bedah

Efek pasca operasi laminektomi atau prosedur operasi pengangkatan tulang belakang dalam memberikan akses ke akar saraf atau sumsum tulang belakang dapat menyebabkan jenis lordosis ini.

Tak seluruh tulang belakang akan mengalami pengangkatan sehingga tulang belakang dapat mengalami ketidakstabilan pasca operasi.

Jenis lordosis satu ini sangat jarang dijumpai pada orang dewasa karena anak-anaklah yang paling umum mengalaminya, khususnya pasca operasi pengangkatan tumor sumsum tulang belakang.

Lordosis Sekunder

Kontraktur kelengkungan pinggul dapat berkembang pada beberapa penderita lordosis di mana kondisi kontraktur sendi panggul adalah yang menjadi penyebab tulang belakang keluar jalur.

Lordosis jenis ini dapat terjadi karena otot yang tidak seimbang karena gangguan yang berbeda-beda.

Bahkan cedera dan infeksi dapat menyebabkan kontraktur tersebut.

Lordosis Punggung Bawah

Lordosis punggung bawah adalah jenis lordosis paling banyak dialami di mana hal ini dapat dideteksi dengan cara berbaring pada permukaan rata, lalu tangan dapat diletakkan tepat di bawah punggung.

Saat tangan diletakkan di sana, akan terasa adanya ruang kosong di sana karena lengkungan yang mirip dengan huruf C.

Lengkungan mirip huruf C ini akan lebih nampak saat penderita lordosis punggung bawah dalam posisi berdiri dengan kondisi menonjol pada perut serta bokongnya.

Lordosis Serviks

Jika pada jenis lordosis sebelumnya berfokus pada bagian tulang punggung bawah, maka pada kondisi lordosis serviks fokus bentuk tulang dan rasa nyeri adalah di leher.

Lordosis serviks merupakan kondisi ketika tulang belakang leher lengkungannya tampak tak normal.

Tinjauan
Terdapat 7 jenis lordosis yang dapat dikenali menurut penyebabnya serta menurut gejala bentuk tulang belakang dengan kelengkungan abnormalnya.

Penyebab Lordosis

Penyebab pasti dari lordosis sendiri belumlah diketahui jelas hingga kini dan walaupun lordosis lebih umum terjadi pada anak-anak, orang dewasa pun banyak pula yang mengalaminya.

Terlepas dari penyebab lordosis yang belumlah diketahui, berikut ini adalah sejumlah faktor kondisi yang mampu menjadi pemicu lordosis [1,2,3,4,5,8].

  • Obesitas : Kelebihan berat badan tidak hanya menjadi kondisi yang mengembangkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes tipe 2, sebab obesitas mampu meningkatkan risiko lordosis postural pada seseorang.
  • Spondylolisthesis : Salah satu tulang belakang bawah yang bergeser dan tak lagi berada pada posisi normalnya disebut dengan spondylolisthesis dan hal ini mampu mengembangkan lordosis. Oleh sebab itu, pengobatan dalam bentuk operasi atau terapi ortopedi untuk membenahinya.
  • Osteosarkoma : Kanker pada tulang kering yang berada dekat lutut, tulang lengan dekat bahu, serta tulang paha dekat lutut dapat menjadi salah satu kondisi yang menyebabkan lordosis berkembang.
  • Osteoporosis : Selain mampu meningkatkan risiko patah tulang, osteoporosis atau pengeroposan tulang dapat pula menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko lordosis.
  • Akondroplasia : Akondroplasia merupakan tipe dwarfisme (kelainan pada angka tinggi badan yang ada di bawah rata-rata) di mana hal ini pun rupanya mampu menjadi faktor pengembang dari kondisi lordosis.
  • Diskitis : Ruang antara diskus tulang belakang yang mengalami pembengkakan akan memberikan tekanan secara tidak wajar di area diskus itu sendiri serta menyebabkan nyeri yang juga berisiko tinggi memicu lordosis.
  • Kifosis : Jenis kelainan tulang belakang lainnya seperti kifosis (tubuh penderita nampak lengkungannya mengarah ke depan atau lebih kepada postur bungkuk) rupanya dapat pula meningkatkan risiko lordosis.
  • Kebiasaan Buruk saat Duduk : Duduk yang terlalu tegak dan cenderung tulang punggung bawah maju justru dapat mengembangkan kondisi lordosis.
  • Efek Operasi : Operasi tulang belakang yang pernah ditempuh penderita berkemungkinan besar pula menjadi salah satu penyebab lordosis berkembang atau terjadi (biasanya pada anak-anak).

Selain itu, perubahan struktur tulang dan sejumlah kondisi genetik dapat juga menjadi penyebab lordosis walaupun tergolong jarang.

Lordosis yang diderita oleh anak umumnya terkait dengan beberapa kondisi pula, seperti [5] :

  • Arthrogryposis : Kondisi ketika sendi pada bayi yang baru lahir tak dapat bergerak seperti seharusnya atau normalnya.
  • Atrofi Otot Tulang Belakang : Kondisi ini termasuk bawaan lahir di mana gerakan otot tak dapat terkendali.
  • Myelomeningocele
  • Cerebral Palsy
  • Distrofi Muskular (kelainan bawaan penyebab otot melemah)
Tinjauan
Ada berbagai faktor yang mampu menyebabkan lordosis, termasuk berbagai penyakit otot, sendi dan tulang lain. Obesitas, postur tubuh yang kurang benar, serta efek pasca operasi tulang pun meningkatkan risiko lordosis.

Gejala Lordosis

Gejala lordosis yang paling utama dan dirasakan oleh sebagian besar penderitanya adalah nyeri pada otot walau lordosis sendiri merupakan kondisi kelainan kurva tulang.

Rasa nyeri pada otot dapat timbul ketika tulang belakang melengkung secara abnormal sehingga pada otot terjadi penarikan ke arah yang berbeda-beda.

Karena tertariknya otot tersebut maka, otot menjadi cenderung mengencang dan tegang sehingga timbul rasa sakit di sana.

Hanya saja selain itu, inilah beberapa gejala yang patut dikenali dan diwaspadai dari kondisi lordosis [1,3,5].

  • Bagian bokong dan perut tampak menonjol apabila terlihat dari sisi samping tubuh penderita.
  • Terlihat dari belakang bahwa postur tubuh penderita mengarah ke belakang (khususnya punggung atas).
  • Nyeri pada punggung dapat menyebar hingga bawah punggung, bahu, leher, dan bahkan sampai ke kaki.
  • Pada area punggung bawah dan leher akan mengalami keterbatasan gerak.
  • Saat berbaring di atas permukaan datar dan tangan diletakkan pada area punggung dan leher, maka di sana akan terdapat ruang kosong (tangan tidak mudah menyentuh atau terbeban oleh punggung).
  • Kesulitan dalam menjaga kendali otot.
  • Terjadi kelemahan pada otot dan tubuh.
  • Sistem kendali pada kandung kemih melemah
  • Timbul rasa nyeri seperti terkena aliran listrik
  • Terasa kesemutan pada area tulang belakang dan area sekitarnya.
  • Mati rasa pada area tulang belakang dan area sekitarnya.

Lordosis pada Wanita Hamil

Lordosis pun berisiko tinggi terjadi pada wanita hamil karena rata-rata wanita pada masa kehamilannya akan mengalami sakit punggung dan pinggang [1,5].

Bahkan pada kondisi hamil tua, tanda-tanda seperti lordosis akan begitu nampak dengan perut yang menonjol ke depan dan bokong yang menonjol ke belakang.

Namun sebenarnya, kondisi lordosis pada wanita hamil bukanlah masalah yang perlu dikhawatirkan sebab itu adalah bentuk tulang belakang yang menyesuaikan dengan berat perut yang mengandung janin.

Lordosis pada Anak

Penyebab anak dapat mengalami lordosis tak dapat diketahui secara jelas walaupun anak-anaklah yang paling banyak dilaporkan mengalami lordosis [5].

Pada beberapa kasus lordosis pada anak, hal ini dapat menandakan bahwa telah terjadi dislokasi pinggul.

Ada beberapa kondisi di mana lordosis yang dialami oleh anak akan mengalami perbaikan dengan sendirinya seiring usia mereka yang bertambah dewasa.

Tinjauan
Gejala paling nampak pada penderita lordosis adalah kelainan kurva tulang belakang punggung bawah serta leher bila dilihat dari samping. Selain itu, gejala nyeri pun biasanya turut menyertai lengkungan abnormal tersebut.

Pemeriksaan Lordosis

Pemeriksaan fisik tentunya menjadi metode pemeriksaan utama yang dilakukan dokter pada pasien dengan gejala lordosis [1,2,4].

Dokter pun akan mencari tahu mengenai riwayat medis pasien untuk dapat menentukan bahwa kondisi pasien benar-benar adalah lordosis.

Dokter pun akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar apa saja yang dirasakan oleh penderita supaya dapat memperkecil dugaan ke arah penyakit tulang lainnya.

Tes pemindaian seperti sinar-X dapat menjadi tes lanjutan untuk dokter dapat mengecek detil lengkungan tulang belakang pasien [1,2,3,5].

Selain sinar-X, ada kemungkinan CT scan pun perlu pasien tempuh untuk membantu dokter dalam mengonfirmasi lordosis.

Tinjauan
Dokter akan memeriksa fisik pasien, menanyakan riwayat medis, serta melakukan berbagai pemeriksaan lanjutan terutama tes pemindaian untuk mengecek kondisi tulang pasien serta organ dalam sekitarnya.

Pengobatan Lordosis

Untuk kasus lordosis yang ringan pada anak, umumnya lordosis dapat sembuh dengan sendirinya seiring bertumbuh dewasanya anak tersebut sehingga tulang mengalami perbaikan secara alami.

Hanya saja, beberapa langkah pengobatan dan perawatan seperti berikut kemungkinan besar tetap dibutuhkan oleh pasien lordosis.

  • Obat-obatan

Pada beberapa kasus lordosis, penderitanya lebih nyaman dengan mengobati nyeri pada bagian punggung dan pinggang dengan obat-obatan.

Obat yang paling kerap digunakan adalah seperti Naprosyn, ibuprofen, atau acetaminophen sebagai pereda ketidaknyamanan di area tulang belakang [1,2,5,8].

  • Terapi Fisik

Terapi fisik berupa olahraga atau latihan fisik tertentu yang dibantu oleh ahlinya (terapis profesional) pun seringkali menjadi perawatan lordosis yang ampuh [1,2,3,5].

Tujuan terapi fisik ini adalah untuk meningkatkan kesehatan serta kekuatan otot, sendi dan tulang pasien serta meningkatkan fleksibilitasnya.

Terapi  fisik yang dilakukan secara rutin atau setiap hari umumnya bahkan dapat menggantikan kebutuhan pasien akan obat-obatan.

  • Operasi

Walau pada beberapa kasus lordosis pada anak sembuh dengan sendirinya karena perbaikan terjadi secara alami, pada banyak kasus lain operasi tetaplah pengobatan utama [1,2,3,5].

Pada kasus yang sudah begitu parah, operasi perlu ditempuh oleh pasien, khususnya jika ada masalah neurologis.

  • Suplemen Nutrisi

Lordosis dapat terjadi karena kondisi tulang tertentu yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D [1,5].

Maka untuk membantu pemulihan tulang belakang, suplemen nutrisi seperti vitamin D, kalsium ataupun juga mineral lainnya yang baik bagi tulang perlu dikonsumsi oleh pasien.

  • Penurunan Berat Badan

Pada kasus lordosis yang disebabkan utamanya oleh obesitas, maka diet sehat untuk menurunkan berat badan menjadi langkah pengobatan lordosis yang penting ditempuh pasien [1,5,8].

Dengan turunnya berat badan pasien, diharapkan postur tubuh anak dapat membaik.

  • Penggunaan Brace

Pada lordosis yang terjadi pada anak-anak dan remaja, penggunaan brace diperlukan [1,3,5].

Tujuan penggunaan brace adalah untuk membantu pembentukan dan perbaikan postur tubuh anak dan remaja yang masih dalam masa tumbuh kembangnya.

Tinjauan
Secara medis, perawatan lordosis dapat meliputi obat-obatan pereda nyeri, terapi fisik, penggunaan brace, dan juga suplemen nutrisi dari dokter. Namun selebihnya, penurunan berat badan juga diperlukan bagi penderita lordosis yang mengalami obesitas.

Komplikasi Lordosis

Lordosis pada dasarnya tak sampai mengakibatkan gangguan kesehatan yang mengancam jiwa penderitanya.

Namun ketika lordosis terlambat ditangani, sebagai risiko komplikasinya penderita dapat mengalami ketidaknyamanan pada tulang belakang dalam jangka panjang.

Selain itu, beberapa hal inilah yang kemungkinan dapat terjadi ke depannya bila lordosis tak memperoleh perawatan [5] :

  • Masalah pada kaki
  • Masalah pada area pinggul
  • Masalah pada tulang belakang
  • Penurunan fleksibilitas tubuh
  • Pergerakan tubuh yang makin terbatas
  • Masalah pada organ dalam
Tinjauan
Lordosis pada umumnya tidak membahayakan jiwa penderitanya, namun saat tidak dirawat dengan cepat dan tepat, maka beberapa kondisi seperti gangguan tulang belakang, terbatasnya gerakan tubuh, gangguan organ dalam, kaki, dan pinggul berisiko terjadi.

Pencegahan Lordosis

Ada kemungkinan bagi kondisi lordosis untuk dicegah (kecuali lordosis kongenital atau bawaan) dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diterapkan antara lain adalah [1,5] :

  • Memiliki berat badan ideal atau setidaknya jaga berat badan agar tidak obesitas.
  • Memiliki atau menjaga postur tubuh tetap baik agar tulang tidak mudah mengalami perubahan struktur.
  • Mengasup makanan-makanan yang kaya akan kalsium, kalium, vitamin D, dan magnesium.
  • Melakukan olahraga yang baik untuk menjaga kesehatan dan postur tulang belakang, seperti mengangkat kaki, Yoga, mengangkat bahu, dan sebagainya.
  • Memerhatikan posisi duduk agar tidak terlalu sering bungkuk karena kurva punggung bawah dapat mengalami lengkungan abnormal.
Tinjauan
Pada kasus lordosis bawaan tentu saja tak dapat dicegah, namun untuk lordosis karena kondisi lainnya dapat coba diturunkan risikonya dengan menjaga postur tubuh, berat badan, dan asupan makan sehari-hari.

1) Charles Patrick Davis, MD, PhD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. 2020. MedicineNet. Lumbar Lordosis in Children, Adults, and During Pregnancy.
2) Anonim. Nationwide Children's Hospital. What Is Lordosis?
3) Anonim. Boston Children's Hospital. Lordosis.
4) Neil K. Kaneshiro, MD, MHA, David Zieve, MD, MHA, & Brenda Conaway. 2018. Medline Plus. Lordosis - lumbar.
5) Amber Erickson Gabbey & William Morrison, MD. 2016. Healthline. What Causes Lordosis?
6) Ori Hay, Gali Dar, Janan Abbas, Dan Stein, Hila May, Youssef Masharawi, Nathan Peled, Israel Hershkovitz & Karen Rosenberg. 2015. US National Library of Medicine - National Institutes of Health. The Lumbar Lordosis in Males and Females, Revisited.
7) Muhammad Nadjib Bustan & Ians Aprilo. 2018. Research Gate. Derajat Kesehatan Jasmani dan Postur Siswa Sekolah di Makassar.
8) Naimah Shurriyah,S.SSt,FT ( Fisiotherapis RSMH). 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Problematika Akibat Kelainan Postur Tubuh.

Share