Daun seledri berasal dari family peterseli (Apiaceae) yang telah banyak digunakan dalam masakan-masakan tradisional di berbagai wilayah di dunia [1].
Daun seledri ini merupakan salah satu sayuran rendah kalori dengan kandungan air yang masuk kategori tinggi. Selain itu, daun seledri ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk [1, 2, 3, 4]:
Daftar isi
Daun selesri diketahui dapat membantu mengurangi peradangan yang terjadi dalam tubuh. Sifat antiinflamasi daun seledri mempengaruhi sitokin yang merupakan molekul pembawa sistem kekebalan yang berkaitan dengan antiinflamasi dalam tubuh.
Efek antiinflamasi daun seledri ini tidak terlepas dari kandungan senyawa bioaktif seperti apigenin, luteolin, dan kaempferol yang tinggi.
Kandungan serat dalam daun seledri diketahui dapat membantu mengurangi kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang menyumbat arteri.
Selain itu, daun seledri juga mengandung phthalides yang dinilai dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dengan merangsang sekresi cairan empedu.
Kandungan serat dalam daun seledri ternyata juga mampu mengikis kolesterol dari aliran darah dan mengeluarkannya dari dalam tubuh melalui buang air besar.
Jika kolesterol jahat dalam aliran darah telah dihilangkan, maka kesehatan kardiovaskular akan meningkat. Mengingat, kolesterol jahat yang lebih sedikit pada dinding arteri dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Daun seledri diketahui dapat membantu menurunkan hormon stres dalam darah. Hal ini tidak terlepas dari kandungan senyawa organik phthalides didalamnya.
Ekstrak daun seledri diketahui mengandung senyawa tertentu yang bersifat antibakteri. Sifat antibakteri ini dinilai potensial khususnya untuk mencegah infeksi saluran kemih.
Rasa sakit akibat arthritis, rematik maupun asam urat diketahui dapat diredakan oleh kandungan dalam daun seledri. Mengingat, kandungan tersebut bersifat antiinflamasi yang mengurangi pembengkakan yang terjadi.
Bahkan, kandungan seledri dinilai dapat membantu menghiangkan kristal asam urat yang menumpuk di sekitar sendi tubuh.
Kandungan vitamin A, vitamin C dan senyawa antioksidan dalam daun seledri diketahui dapat bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan efektif. Jika sistem kekebalan tubuh meningkat, maka tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.
Vitamin C yang terkandung dalam daun seledri selain bersifat sebagai antioksidan dan antiinflamasi, ternyata juga dapat mengurangi gejala asma. Mengingat, vitamin C yang terkandung dalam daun seledri memberikan perlindungan pada saluran udara pasien dengan asma.
Konsumsi daun seledri mentah secara teratur diketahui dapat membantu mencegah kerusakan oksidatif pada tubuh. Dengan kata lain, daun seledri ini berpotensi untuk membantu mencegah tubuh mengalami penyakit ginjal, pancreas, hati dan kantong empedu.
Sifat antidiabetik, hipolipidemik dan hipotensi ditunjukkan oleh bahan aktif yang terkandung dalam daun seledri. Alhasil, daun seledri ini dapat dikatakan potensial untuk membantu mengelola diabetes.
Kandungan kalsium dan magnesium dalam daun seledri termasuk dalam kategori tinggi. Kedua mineral tersebut dinilai dapat mengurangi kecemasan dan stres secara signifikan.
Mengingat, kalsium sendiri berperan dalam pelepasan neurotransmitter yang memungkinkan otak berkomunikasi dengan tubuh.
Daun seledri diketahui mengandung senyawa yang disebut juga dengan kumarin. Senyawa ini dinilai berpotensial untuk mengobati gangguan neuro neurodegeneratif termasuk Alzheimer, Parkinson dan epilepsi.
Daun seledri termasuk salah satu sayuran yang memiliki kandungan kalori yang rendah. Hal ini membuat daun seledri dapat menjadi alternatif diet sehat jika seseorang ingin menurunkan berat badan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa, jus daun seledri mampu membantu menurunkan berat badan.
Mineral-mineral yang terkandung dalam daun seledri seperti magnesium, zat besi dan natrium dinilai memiliki efek alkalizing. Artinya, mineral dalam daun seledri dapat menetralkan makanan asam.
Kandungan daun seledri yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi diketahui dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan. Bahkan polisakarida pektin seperti senyawa apiuman telah terbukti memberikan banyak manfaat, khsusunya [3]:
Untuk kandungan serat larut dan tak larutnya diketahui juga mendukung saluran pencernaan agar tetap sehat dan teratur.
Pencegahan terhadap akumulasi plak di otak diketahui dapat dilakukan oleh kandungan BuPh dalam daun seledri. Jika akumulasi plak otak dapat dicegah, maka risiko penyakit Alzheimer dapat dikurangi.
Pada orang-orang yang membutuhkan peningkatan kadar hemoglobin, daun seledri mung dapat membantu. Mengingat, kandungan mineral besi di dalamnya yang setara dengan 17 persen kadar mineral besi harian yang direkomendasikan.
Nyamuk kadang dapat menjadi perantara dari beberapa jenis penyakit. Ekstrak daun seledri yang dioleskan pada kulit dinilai dapat menghindarkan kulit dari gigitan nyamuk.
Daun seledri diketahui juga mengandung folat dalam jumlah yang cukup tinggi. Folat ini merupakan nutrisi yang berperan penting dalam menjaga perkembangan dan kesehatan janin.
Manfaat dari daun seledri ini diketahui dapat diperoleh jika dikonsumsi setidaknya satu cangkir (seledri cincang) setiap hari. Atau untuk lebih jelasnya mungkin dapat disesuaikan dengan kondisi diri [5].
Daun seledri mungkin dapat menyebabkan efek samping tertentu, termasuk [1]:
Reaksi alergi mungkin saja dapat dialami oleh beberapa orang yang memang sensitif. Mengingat, seledri memiliki alergen makanan yang mungkin dapat menyebabkan urtikaria kontak oral hingga syok anafilaksis.
Reaksi alergi terhadap alergen seledri mungkin dapat muncul baik ketika mengonsumsi seledri mentah, dimasak maupun sebagai bumbu.
Orang-orang yang alergi terhadap seledri umumnya akan digolongkan dalam gangguan kesehatan yang disebut Sindrom Seledri-Wortel-Mugwort-Bumbu karena ada kemungkinan juga alergi terhadao bahan atau bumbu lain.
Pada beberapa orang, konsumsi daun seledri mungkin dapat menyebabkan iritasi kulit, seperti dermatitis kontak alergi (eksim), urtikaria akut (gatal-gatal) dan angioedema (pembengkakan kulit).
Konsumsi daun seledri mentah diketahui berisiko untuk terpapar pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, sebelum mengonsumsi seledri mentah harus dibersihkan terlebih dahulu hingga tidak ada pestisida yang tersisa.
Atau agar lebih aman, pemilihan daun seledri dari hasil penanaman metode organik dapat menjadi pilihan yang tepat.
Konsumsi sayuran seperti seledri yang tinggi serat secara berlebihan diketahui dapat meningkatkan risiko gangguan gastrointestinal seperti diare dan kembung.
Untuk membeli daun seledri, tips-tips berikut ini mungkin akan sangat membantu [1. 3]:
Batang seledri yang kokoh dan tegak merupakan tanda bahwa seledri dalam keadaan yang baik. Selain itu, ketika ditarik, batang seledri yang baik juga harus mudah patah.
Ketika membeli seledri, ada baiknya juga melihat kondisi dari daunnya. Seledri yang baik akan ditunjukkan dengan warna daun yang berkisar antara pucat hingga hijau terang.
Penting juga untuk tidak membeli seledri yang memiliki bercak kuning atau coklat pada daunnya. Dan tentu saja, pilih seledri dengan daun yang tampak segar.
Jika sudah membeli seledri yang baik dengan mengikuti tips diatas, tentu saja harus tau juga cara penyimpanannya agar seledri tersebut tidak kehilangan nutrisinya [1].
Adapun berikut ini merupakan tips penyimpanan seledri yang wajib untuk diketahui [1, 3]:
Dalam menyimpan seledri, sebaiknya tetap dalam keadaan utuh tanpa di potong-potong. Mengingat, seledri cincang yang disimpan beberapa jam saja dapat kehilangan nutrisinya.
Wadah penyimpanan seperti kantong kunci zip lebih disarankan untuk menyimpan seledri. Jangan lupa juga untuk menyimpannya di lemari es.
Lama waktu penyimpanan yang disarankan yaitu berkisar antara lima hingga tujuh hari saja. Mengingat, dalam kisaran waktu tersebut nutrisi dan kesegaran dari seledri masih dikatakan maksimal. Lebih dari itu, mungkin akan berkurang nutrisinya.
Seledri diketahui juga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama yaitu sekitar 12 hingga 18 bulan jika dibekukan.
Berikut ini merupakan beberapa resep yang mungkin dapat dijadikan alternatif ketika ingin mengonsumsi daun seledri dengan nikmat [3]:
Resep Krim Dan Sup Seledri
Krim dan sup seledri dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut [3]:
Resep Salad Seledri Dengan Lobak Dan Akar Seledri
Berikut ini merupakan resep untuk membuat salad seledri [3]:
1. Meenakshi Nagdeve & Emily Borth(MS, RDN). Celery: Top Benefits, Uses & Side Effects. Organic Fact; 2021.
2. Yvette Brazier & Jillian Kubala, MS, RD. Health benefits and risks of celery. Medical News Today; 2019.
3. Jessica Timmons & Natalie Butler, R.D., L.D. 5 Healthy Benefits of Adding Celery to Your Diet. Healthline; 2019.
4. Karthik Kumar, MBBS & Pallavi Suyog Uttekar, MD. What Are the Benefits of Eating Celery?. Medicinet; 2021.
5. Anonim. Celery May Help Bring Your High Blood Pressure Down. Health Cleveland Clinic; 2020.