Jika musik dianggap sebagai salah satu pereda stres terbaik, sebenarnya musik pun sudah cukup sering dijadikan sebagai terapi bagi penderita gangguan kesehatan mental maupun fisik [1,2,3,4,5,6].
Belum banyak orang yang mengetahui bahwa terapi musik terbukti mampu mengatasi berbagai macam masalah kesehatan selain stres [1,2,3,4,5,6].
Tidak hanya mendengarkan musik, ada berbagai bentuk terapi musik yang dapat dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi tubuh seseorang, seperti [1,2,3,7] :
Seseorang tidak perlu harus memiliki latar belakang pendidikan musik atau segala hal yang berkaitan dengan musik [2].
Setiap orang berhak dan bisa menjalani terapi musik untuk peningkatan kesehatan fisik, mental dan emosional [2,8].
Apa saja tujuan terapi musik?
Terapi musik adalah jenis terapi yang memiliki tujuan umum dalam mengembangkan berbagai aspek sebagai berikut [1] :
Para terapis dan tenaga kesehatan dalam bidang terapi ini berupaya mencapai tujuan-tujuan tersebut pada pasien-pasien dengan gangguan kesehatan tertentu [1].
Berikut ini adalah manfaat terapi musik untuk kesehatan yang belum banyak diketahui.
Daftar isi
Baik mendengarkan musik, menari, maupun menyanyi, kegiatan-kegiatan ini sanggup meningkatkan suasana hati [1,2,3,4,5,6].
Hormon dopamin yang diproduksi oleh otak dapat meningkat karena musik, oleh sebab itu tingkat depresi dan kecemasan dapat diturunkan berkat dopamin yang naik [5,6].
Amygdala adalah bagian dari otak yang mengatur emosi serta suasana hati dan amygdala akan memroses musik untuk kemudian mengubah emosi dan suasana hati yang negatif menjadi lebih positif [5,6].
Terapi musik sangat baik pula dalam menjaga kesehatan jantung karena ketika musik diputar hal ini mampu melancarkan peredaran darah [1,2,3,4,5,6].
Detak jantung yang biasanya lebih cepat dapat berkurang dan menjadi normal kembali.
Begitu pula dengan kadar hormon kortisol (hormon stres) dan tekanan darah yang tinggi, keduanya akan cukup buruk dalam memengaruhi jantung [5].
Terapi musik mampu menurunkan dan menstabilkan kadar keduanya, serta meningkatkan kadar endorfin dan serotonin [5,6].
Endorfin adalah hormon gembira yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan sistem saraf pusat [5].
Sementara itu, serotonin adalah hormon yang berfungsi mendukung sistem pencernaan, pembentukan tulang, bekuan darah, serta mendukung fungsi seksual [5].
Jika terapi musik mampu meningkatkan kedua hormon tersebut, fungsi jantung akan jauh sehat karena kondisi fungsi tubuh dan mental yang baik [5].
Depresi menimbulkan sejumlah tanda-tanda seperti kegelisahan yang terus-menerus, daya konsentrasi yang menurun, gangguan tidur, perubahan pola dan nafsu makan, dan tubuh tidak bertenaga [8].
Seringkali penderita depresi juga akan merasa tak berguna, mudah putus asa, dan tidak bersemangat [8].
Terapi musik adalah salah satu jenis perawatan penderita depresi yang kini pun sudah mulai sering digunakan [1,2,3,4,5,6].
Mendengarkan musik, menari dan segala hal yang berkaitan dengan musik seringkali menjadi cara untuk menghilangkan stres [1,2,3,4,5,6].
Musik dengan tempo lambat, tanpa lirik dan bernada rendah biasanya paling merilekskan sehingga stres pun dapat mereda [5,6].
Tak hanya stres, tingkat kecemasan tinggi yang dirasakan beberapa orang, khususnya para pasien yang hendak menempuh sejumlah tindakan medis seperti prosedur bedah dapat diredakan dengan musik [5,6].
Orang-orang dengan masalah obesitas dapat mencoba terapi musik, terutama dengan memutar musik yang lembut [5].
Musik seperti ini bila disertai dengan pencahayaan yang remang-remang atau redup akan menekan nafsu makan yang besar [5].
Dengan demikian, biasanya orang akan makan dengan lebih pelan (tidak terburu-buru) serta mereka akan lebih cepat kenyang hanya dengan porsi kecil dalam sekali makan [5].
Alhasil jika hal ini terus dilanjutkan, terapi musik mampu memberikan efek penurunan berat badan yang walaupun tidak terlalu cepat namun tetap efektif [5].
Rasa sakit baik itu saat menjalani pengobatan ataupun karena tingkat stres yang tinggi mampu diredakan melalui terapi musik [1,2,3,4,5,6].
Terapi musik terbukti mampu membantu mengendalikan rasa sakit dengan memberi stimulus kuat untuk bersaing dengan sinyal rasa sakit yang tertuju pada otak [6].
Selain itu, terapi musik akan menjadi pereda tingkat stres yang ampuh sehingga rasa sakit dapat ikut berkurang [6].
Melodi atau ritme musik tertentu yang repetitif (bersifat berulang) dapat membantu meningkatkan daya ingat yang semula kurang baik [5,6].
Bagi penderita penyakit stroke, terapi musik dapat membentuk pola pada otak melalui elemen repetitif tersebut [5,6].
Mendengarkan musik (dengan lirik) mampu menghilangkan kelinglungan, meningkatkan memori verbal, dan menjadikan daya fokus dan perhatian penderita lebih baik [5,6].
Musik live dan lagu-lagu pengantar tidur rupanya menjadi terapi musik yang baik bagi bayi yang lahir secara prematur [6].
Tak hanya berfungsi membuat bayi lebih tenang, perilaku makan bayi dapat ditingkatkan melalui terapi ini [6].
Terapi musik sangat bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki masalah dalam berkomunikasi [4,6].
Terapi musik juga sangat membantu orang-orang yang merasa sendiri, kesulitan dalam mengendalikan amarah, serta sering merasakan ketakutan [4,6].
Terapi musik sangat bermanfaat untuk anak-anak penderita gangguan spektrum autisme [6,9].
Terapi ini menunjukkan kemajuan atau peningkatan pada kemampuan berkomunikasi penderita [6,9].
Autisme yang juga identik dengan kesulitan memerhatikan atau kesulitan untuk fokus juga dapat diatasi dengan terapi ini [6,9].
Respon sosial anak akan berkembang dengan baik selama menempuh terapi ini [6,9].
Terapi musik sangat berguna dalam meningkatkan fungsi kognitif, terutama pada penderita Alzheimer [6,10].
Fungsi kognitif adalah fungsi otak manusia yang memampukan untuk mengingat jangka pendek maupun panjang, membuat rencana, membuat strategi, dan memerhatikan [6,10].
Kemampuan mental penderita Alzheimer akan jauh lebih baik dengan menempuh terapi musik [6,10].
Penerapan terapi musik adalah antara 30-50 menit, tergantung dari tujuan dan manfaat yang ingin dicapai; diskusikan dengan terapis agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi pasien [11].
1. Heather Craig, BPsySc. What are the Benefits of Music Therapy?. Positive Psychology; 2021.
2. Cathy Wong & Daniel B. Block, MD. What Is Music Therapy?. Verywell Mind; 2021.
3. Cleveland Clinic medical professional. Music Therapy. Cleveland Clinic; 2020.
4. Peterson Family Foundation. Health Benefits of Music Therapy. Peterson Family Foundation; 2016.
5. NorthShore University HealthSystem. 9 Health Benefits of Music. NorthShore University HealthSystem; 2020.
6. Pfizer Medical Team. 10 Health Benefits of Music. Get Healthy Stay Healthy; 2017.
7. Kenneth S. Aigen. The Study of Music Therapy: Current Issues and Concepts. 1st Edition. New York: Routledge; 2013.
8. Jasemi M, Aazami S, & Zabihi RE. The effects of music therapy on anxiety and depression of cancer patients. Indian J Palliat Care; 2016.
9. Monika Geretsegger, Cochavit Elefant, Karin A Mössler, & Christian Gold. Music therapy for people with autism spectrum disorder. Cochrane Library: Cochrane Reviews; 2014.
10. M Gómez Gallego & J Gómez García. Music therapy and Alzheimer's disease: Cognitive, psychological, and behavioural effects. Neurologia; 2017.
11. Nur Sayyid Jalaluddin Rummy, Windarti Rumaolat, & Trihartuty Trihartuty. A Systematic Review of Effectiveness of Music Therapy on Depression in the Elderly. Jurnal Ners Universitas Airlangga; 2020.