Penyakit & Kelainan

Masuk Angin : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Yenny
Sebenarnya tidak ada istilah masuk angin, namun masyarakat Indonesia umumnya mengganggap masuk angin ini semacam gejala ketika atau akan terkena flu. Umumnya yang dianggap masuk angin seperti tubuh mulai

Apa Itu Masuk Angin?

Masuk angin adalah istilah umum yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk menyebut suatu kondisi ketika tubuh sedang tak enak badan.

Seseorang dikatakan masuk angin ketika mengalami perut kembung, tubuh pegal, ditambah pusing atau meriang.

Istilah masuk angin dipilih karena orang-orang menganggap bahwa keluhan-keluhan tersebut disebabkan oleh banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh.

Kondisi masuk angin ini lebih sering dijumpai saat musim hujan tiba, namun sebenarnya dalam istilah medis tidak ada yang namanya masuk angin.

Masuk angin juga tidak digolongkan sebagai sebuah penyakit, tapi merupakan gejala dan istilah untuk menggambarkan tubuh yang tidak nyaman karena demam, pegal, serta pusing [5].

Tinjauan
Masuk angin adalah kondisi yang menggambarkan rasa pegal pada tubuh yang disertai gejala mirip dengan flu, seperti pusing, hidung berair, demam hingga meriang namun bukanlah suatu penyakit.

Fakta Tentang Masuk Angin

Masuk angin rata-rata terjadi karena influenza yang umumnya disebabkan oleh rhinovirus. Namun untuk gejala flu yang lebih parah disebabkan oleh virus jenis corona [1].

Menurut sebuah hasil studi di Inggris, masuk angin adalah kondisi yang lebih umum dialami ketika musim dingin tiba [1].

Penyebab Masuk Angin

Daripada menyebut masuk angin sebagai sebutan untuk sebuah penyakit, masuk angin lebih tepat disebut sebagai gejala penyakit.

Faktor kehujanan, musim hujan, musim dingin, atau kena paparan angin bukanlah penyebab langsung masuk angin.

Namun yang pasti, masuk angin selalu terjadi ketika tubuh seseorang yang menderitanya sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh [2].

Oleh sebab itu, anak-anak dan lansia menjadi yang paling rentan karena tingkat kekebalan tubuh yang cukup rendah.

Karena masuk angin sendiri bukanlah istilah medis dan bahkan tidak masuk di dalam golongan penyakit, penjelasan secara medis untuk masuk angin biasanya adalah gejala yang mirip dengan penyakit flu.

Itu artinya, masuk angin dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti [1,2,4] :

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Infeksi bakteri maupun virus.
  • Gangguan pencernaan, seperti dispepsia.

Sementara itu, beberapa faktor di bawah ini yang seringkali dianggap sebagai penyebab sebetulnya dapat menjadi pemicu timbulnya masuk angin.

  • Kehujanan
  • Terkena paparan udara dingin saat berada di luar rumah, terutama saat musim dingin/hujan yaitu masa penyebaran penyakit infeksi saluran nafas atas lebih mudah terjadi [11].
  • Berada di dalam ruangan ber-AC.
  • Minum minuman dingin.
  • Kurang terpapar sinar matahari sehingga kekurangan asupan vitamin D.
  • Kontak dengan orang sakit.

Jenis Penyakit yang Seringkali Dianggap Masuk Angin

Masuk angin disebut sebagai gejala penyakit dan bukan merupakan penyakit itu sendiri.

Umumnya, beberapa penyakit berikut dianggap sebagai masuk angin atau masuk angin berpotensi disebabkan oleh sejumlah kondisi medis berikut.

1. Penyakit Jantung

Keluhan masuk angin kerap dianggap remeh karena pada umumnya masuk angin dapat sembuh dengan sendirinya secara cepat.

Hanya saja, masuk angin rupanya berpotensi menimbulkan rasa nyeri pada dada atau ulu hati yang menjadi pertanda angin duduk [5,6].

Angin duduk adalah salah satu jenis penyakit jantung di mana gejalanya sangat mirip dengan masuk angin biasa, hanya saja diikuti dengan rasa nyeri dada yang menyebar hingga punggung, leher serta lengan.

Bila keluhan masuk angin juga disertai dengan sesak nafas, tubuh lemas, sampai kehilangan kesadaran atau pingsan, maka ini adalah ciri dari kondisi angin duduk [5].

Penyakit jantung sendiri dapat dialami oleh seseorang ketika darah yang teralirkan ke otot jantung tidak memadai sehingga otot jantung tak mendapat cukup oksigen.

Hal ini umumnya terjadi karena pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan atau penyumbatan.

2. Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Ketika bagian hidung dan/atau tenggorokan yang tergolong saluran pernafasan atas mengalami infeksi, maka istilah masuk angin kerap dipakai untuk menggambarkannya.

Infeksi saluran nafas bagian atas umumnya datang dalam bentuk batuk, pilek, dan demam yang umumnya disebabkan oleh bakteri maupun virus.

Pilek, demam dan batuk biasanya dapat sembuh sendiri hanya dengan beristirahat cukup, makan makanan bergizi dan banyak mengonsumsi air putih.

Namun hati-hati, dari saluran nafas bagian atas, infeksi dapat menyebar ke saluran nafas bawah.

Saluran udara dalam paru serta trakea adalah saluran nafas bawah yang bila terkena infeksi dapat menyebabkan kondisi seperti pneumonia [7].

Segera temui dokter dan periksakan diri jika gejala yang dirasakan mulai terasa berat seperti mengarah pada pneumonia atau penyakit pernafasan lainnya :

  • Batuk disertai dahak berwarna kemerahan (disertai darah), kekuningan dan kehijauan.
  • Nafas cepat dan pendek-pendek.
  • Demam disertai menggigil.
  • Mual dan muntah (gejala pada anak).
  • Nyeri di bagian dada seperti ditusuk saat batuk atau bernafas dalam-dalam.
  • Kehilangan selera makan.
  • Tubuh lemah dan mudah lelah.
  • Kebingungan atau mudah merasa linglung (gejala pada lansia).

3. Malaria dan Demam Berdarah

Keluhan masuk angin dapat dialami sebagai tanda penyakit malaria ataupun demam berdarah walaupun gejala awal kerap dianggap sebagai hal biasa.

Perlu diketahui bahwa malaria dan demam berdarah menyebabkan gejala berupa tubuh lemas, demam disertai tubuh menggigil, tubuh pegal, dan nyeri pada sendi sehingga badan terasa tidak enak [8,9].

Bila demam terjadi, segera ke dokter dan periksakan diri karena jika benar malaria atau demam berdarah, kondisi tersebut dapat segera ditangani dan menurunkan risiko komplikasi berbahaya.

4. Gangguan Pencernaan

Masuk angin kerap pula dikaitkan dengan gejala gangguan pencernaan.

Jika seseorang merasakan beberapa keluhan seperti berikut, ada kemungkinan masalah pencernaan adalah penyebab utamanya [10].

  • Mual yang kemungkinan diikuti dengan muntah-muntah.
  • Diare atau justru sembelit (susah buang air besar).
  • Nyeri pada ulu hati.
  • Ulu hati terasa perih.
  • Perut terasa penuh karena kembung.

Masalah pada pencernaan sendiri dapat terjadi karena banyak hal, baik itu karena stres, serangan bakteri atau virus, reaksi alergi, keracunan makanan, atau penderita memiliki kondisi intoleransi makanan.

Tinjauan
Masuk angin dapat terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Saat itulah berbagai faktor pemicu seperti cuaca dingin, infeksi virus/bakteri, kehujanan, minum es, dan kurangnya paparan sinar matahari dapat menimbulkan gejala.

Gejala Masuk Angin

Masuk angin sebagai kondisi yang menyerupai gejala flu dapat menimbulkan sejumlah keluhan yang berbeda antara individu satu dengan individu lainnya.

Beberapa keluhan yang dimaksud sebagai tanda masuk angin antara lain adalah [1,2,3,4] :

  • Sakit kepala.
  • Pilek (hidung berair dan bersin-bersin).
  • Perut kembung.
  • Sering bersendawa.
  • Sering buang angin.
  • Suhu tubuh meningkat (mengalami demam).
  • Tubuh kedinginan dan menggigil.
  • Perut mual yang juga dapat disertai dengan muntah-muntah.
  • Tubuh mengeluarkan keringat dingin.
  • Tubuh cepat lelah dan terasa lemas.
  • Nafsu makan turun.
  • Nyeri pada otot sehingga tubuh terasa pegal-pegal.
  • Batuk

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Masuk angin yang menimbulkan beberapa keluhan serius seperti di bawah ini tidak boleh dianggap remeh apalagi diabaikan :

  • Nyeri pada dada.
  • Sesak nafas.
  • Demam tinggi selama 3 hari lebih
  • Diare yang tak kunjung sembuh.
  • Muntah hingga tubuh lemas.
  • Memiliki riwayat penyakit jantung

Karena masuk angin dapat berakibat pada komplikasi serius hingga kematian mendadak, maka gejala yang tak kunjung mereda dan tergolong berat sebaiknya segera pergi ke dokter.

Tinjauan
Masuk angin ditandai dengan gejala-gejala mirip dengan penyakit flu, antara lain seperti sakit kepala, demam, batuk, hidung berair, perut kembung, buang angin, mual dan muntah. Namun bila demam tak kunjung mereda, tubuh sangat lemas karena diare terus-menerus, sesak nafas dan nyeri dada, hal ini perlu penanganan dokter segera.

Pemeriksaan Masuk Angin

Jika dalam waktu 1-2 minggu lebih gejala mirip flu tak kunjung hilang, tak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Umumnya, metode diagnosa masuk angin adalah dengan pasien memberi tahu dokter mengenai gejala apa saja yang dialami dan sudah berapa lama gejala tersebut dirasakan [1,2].

Untuk mendiagnosa masuk angin, pemeriksaan lanjutan biasanya tidak diperlukan, namun akan dilakukan bila dokter menduga masuk angin sebagai gejala penyakit serius.

Penanganan Masuk Angin

Untuk kondisi masuk angin, terutama yang ringan, dalam beberapa hari saja tanpa disadari kondisi dapat sembuh dengan sendirinya bahkan seringkali tanpa penanganan khusus.

Bahkan ketika gejala simptomatik terjadi, penanganan sederhana dan alami yang diterapkan di rumah dapat menyembuhkan hanya dalam hitungan hari.

Beberapa metode penanganan mandiri di rumah yang dapat dilakukan ketika masuk angin mengganggu antara lain adalah [1,2,3,4,11] :

  • Mengonsumsi air putih banyak agar tubuh terhidrasi jika mengalami diare serta muntah-muntah.
  • Banyak beristirahat; mendapatkan kualitas tidur cukup setiap malam dengan menghindari begadang.
  • Menghindari aktivitas merokok yang dapat memperburuk kondisi, khususnya bila masuk angin adalah gejala infeksi saluran pernafasan atas.
  • Mengonsumsi obat penurun panas apabila mengalami demam.
  • Menghindari penggunaan alkohol serta konsumsi kafein karena keduanya mampu memicu dehidrasi pada tubuh.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri jika nyeri otot atau pegal-pegal pada tubuh terjadi.
  • Mengonsumsi air hangat yang akan membuat gejala infeksi saluran pernafasan atas lebih lega.
  • Mengonsumsi air hangat yang dicampur dengan jahe atau madu sebab minuman ini berguna tak hanya sebagai penghangat tubuh secara alami, tapi juga peningkat daya tahan tubuh yang efektif.
  • Mengonsumsi makanan berkuah dan makanan yang hangat, terutama jika saat masuk angin mengalami batuk berdahak.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin C atau sumber makanan bervitamin C tinggi.
  • Mengonsumsi obat batuk jika perlu.
  • Mengonsumsi antihistamin atau dekongestan sesuai dengan gejala yang terjadi.
  • Mengonsumsi antibiotik sesuai resep dokter bila terdeteksi adanya infeksi bakteri pada pernafasan.
Tinjauan
Masuk angin pada dasarnya dapat sembuh tanpa waktu lama dengan sendirinya hanya dengan istirahat cukup, mengonsumsi makanan berkuah hangat, mengonsumsi vitamin C, dan membatasi. Namun bila diperlukan, penggunaan antihistamin, obat batuk, penurun demam dan pereda nyeri dapat dilakukan.

Pencegahan Masuk Angin

Masuk angin mudah terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menurun, maka cara terbaik dalam mencegah masuk angin adalah dengan menjaga kekebalan tubuh tetap kuat.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan agar kekebalan tubuh terjaga dengan baik antara lain adalah [2,3] :

  • Mencuci tangan dengan rajin dan benar menggunakan air dan sabun setiap sehabis dari toilet, sebelum dan setelah makan, sebelum serta setelah kontak dengan orang sakit, dan setiap sehabis memegang hewan.
  • Olahraga secara teratur.
  • Mengonsumsi makanan-makanan kaya vitamin A, C, omega-3, dan antioksidan (khususnya flavonoid).
  • Mengonsumsi yang hangat-hangat ketika cuaca dingin.
  • Mengenakan pakaian hangat saat udara atau cuaca sedang dingin.
  • Tidur cukup setiap hari.
Tinjauan
Masuk angin dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, tidur cukup setiap hari, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, dan menghindari paparan udara dingin.

1. Graham Worrall, MB BS MSc FCFP. Common cold. Canadian Family Physician; 2011.
2. Graham Worrall, MBBS MSc MRCGP FCFP. Common cold. Canadian Family Physician; 2007.
3. Anonim. Common Colds: Protect Yourself and Others. Centers for Disease Control and Prevention; 2019.
4. Anonim. Common Cold. enters for Disease Control and Prevention; 2020.
5. Prof dr Hendarman T Pohan SpPD-KPTI. Masuk Angin Bisa Berujung Maut. Humas Universitas Indonesia: Surat Kabar Seputar Indonesia Hal. 35 Kol 3-7; 2007.
6. Amandeep Goyal & Roman Zeltser. Unstable Angina. National Center for Biotechnology Information; 2019.
7. Anonim. Pneumonia. American Lung Association; 2020.
8. James M. Crutcher & Stephen L. Hoffman. Chapter 83 Malaria. Medical Microbiology. 4th edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996.
9. Timothy J. Schaefer; Prasan K. Panda; Robert W. Wolford. Dengue Fever. National Center for Biotechnology Information; 2020.
10. Howard Schachter. Indigestion and Heartburn. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990.
11. Anonim. How does cold weather affect your health? Harvard Health Publishing - Harvard Medical School; 2014.

Share
Tags: masuk angin