Daftar isi
Meningitis adalah sebuah kondisi radang yang menyerang meninges di mana meninges adalah pelindung yang mengelilingi sumsum tulang belakang serta otak [1,2,3,4,5,6].
Terjadinya meningitis adalah saat cairan yang berada di sekitar meninges terkena infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur, parasit atau bakteri.
Meningitis dapat menular ketika infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus.
Tinjauan Meningitis adalah kondisi peradangan pada meninges atau selaput otak yang umumnya dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, ataupun jamur.
Selain meningitis virus dan bakteri yang merupakan jenis meningitis paling umum, ada beberapa jenis kondisi meningitis lainnya dengan penyebab yang berbeda dan bersifat tidak menular [1,2,3,4,5,6].
Meningitis virus adalah jenis meningitis yang paling umum terjadi di mana penyebab utamanya adalah virus dari kategori Enterovirus.
Enterovirus inilah yang menyebabkan sekitar 85% kasus infeksi atau sekitar 10-15 juta kasus infeksi per tahunnya, khususnya selama musim panas dan gugur.
Namun, hanya sedikit orang yang terkena infeksi oleh jenis virus ini dan berkembang menjadi penderita meningitis.
Selain Enterovirus, ada pula beberapa virus lainnya yang berpotensi menyebabkan meningitis, yaitu antara lain adalah :
Meningitis yang disebabkan oleh virus biasanya dapat hilang dengan sendirinya bahkan tanpa ditangani secara khusus.
Namun pada kasus tertentu, penderita meningitis virus perlu mendapatkan perawatan agar tidak memicu komplikasi.
Meningitis bakteri adalah jenis meningitis yang paling umum selanjutnya selain meningitis virus dan jenis meningitis ini dapat berakibat fatal bila kondisi diabaikan tanpa penanganan.
Beberapa jenis bakteri berikut adalah yang paling sering menyebabkan meningitis bakteri :
Meningitis jenis ini tidaklah seumum meningitis bakteri atau meningitis virus di mana hanya sedikit persentasenya dibandingkan kedua meningitis tersebut.
Pada meningitis parasit, penyebab utamanya adalah parasit yang umumnya ada pada feses, tanah, dan beberapa jenis hewan.
Parasit penyebab meningitis ini pun biasanya ada pada beberapa jenis makanan, seperti daging unggas, siput atau ikan mentah.
Jenis-jenis parasit berikut inilah yang kerap menyebabkan meningitis yang juga disebut dengan meningitis eosinofilik :
Jika meningitis bakteri dan virus dapat menular antar manusia, meningitis parasit berbeda karena tak dapat menular dari manusia ke manusia.
Parasit akan jauh lebih mudah menular dari hewan ke manusia atau menyebar melalui makanan yang dikonsumsi manusia.
Bila parasit atau telur parasit bersifat menular, parasit yang tertelan bersama makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan infeksi ketika proses pencernaan berlangsung.
Meningitis amebic adalah salah satu jenis meningitis parasit yang paling mengancam jiwa di mana salah satu jenis amuba (Naegleria fowleri adalah yang paling umum) akan masuk melalui hidung ke dalam tubuh hingga akhirnya jaringan otak dirusak oleh parasit ini.
Umumnya, hal ini dapat terjadi ketika seseorang berenang di sungai atau danau yang telah terkontaminasi amuba ini.
Meningitis jamur adalah jenis meningitis yang juga tergolong langka seperti halnya meningitis parasit.
Meningitis jamur dapat terjadi ketika jenis jamur tertentu menginfeksi tubuh lalu menyebar melalui aliran darah.
Jamur ini dapat menuju sumsum tulang belakang dan juga otak melalui aliran darah di mana hal ini dapat berbahaya justru ketika seseorang mengalami sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah.
Orang-orang yang terkena HIV dan menderita kanker jauh lebih rentan terinfeksi jamur yang kemudian mengalami meningitis. Berikut ini adalah jenis jamur yang paling kerap menjadi penyebab meningitis :
Meningitis jenis ini bukan disebabkan oleh infeksi, namun dapat timbul karena kondisi medis tertentu, cedera atau bahkan efek dari prosedur medis tertentu.
Tinjauan Beberapa jenis meningitis menurut penyebabnya adalah meningitis virus (yakni yang paling banyak diderita), meningitis bakteri, meningitis parasit, dan meningitis jamur. Ada pula jenis meningitis lainnya, yaitu meningitis non-infeksi yang dapat terjadi karena kondisi medis atau cedera tertentu.
Menurut jenisnya, faktor risiko meningitis dapat berbeda-beda dan ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi dalam menderita penyakit ini [1,2,4,5,6] :
Bayi, balita, para remaja dan juga orang dewasa muda, hingga lansia adalah yang paling berpotensi untuk mengalami meningitis [3].
Para pemilik daya tahan tubuh yang rendah pun memiliki potensi sama besarnya untuk terkena infeksi.
Tinjauan Meningitis lebih rentan terjadi pada orang-orang yang berdaya tahan tubuh lemah, sehingga bayi, anak-anak dan lansia adalah yang paling berisiko mengalaminya. Namun beberapa orang dengan kondisi medis tertentu, wisatawan (yang berkunjung ke daerah wabah infeksi tertentu), serta pengobatan tertentu mampu mengalami meningitis juga.
Bagaimana penyebaran dan proses penularan meningitis?
Pada kasus meningitis virus dan bakteri, penyebaran dan penularannya sangat mudah dan cepat melalui beberapa hal yang perlu diwaspadai ini [5,6] :
Penyebaran meningitis virus dan bakteri dapat terjadi dari orang-orang yang mungkin bahkan tak menyadari bahwa diri mereka telah membawa virus atau bakteri di tenggorokan atau hidung.
Meski tidak mengalami gejala apapun, mereka dapat berperan sebagai carrier atau pembawa bakteri maupun virus yang kemudian secara tak sengaja menyebarkannya ke orang lain.
Namun, ada pula kasus meningitis yang terjadi karena penularan berasal dari orang-orang yang telah menderita meningitis walau kasus ini tergolong jarang.
Gejala meningitis hampir sama, khususnya pada meningitis bakteri dan meningitis virus, namun tingkat keparahan pada meningitis bakteri lebih tinggi.
Berikut ini adalah gejala-gejala meningitis berdasarkan jenisnya dan juga ditentukan oleh usia penderitanya [2,3,5,6].
Meningitis dapat menimbulkan sejumlah kondisi gejala seperti berikut pada bayi dan balita :
Sementara itu, gejala-gejala meningitis virus pada orang dewasa meliputi beberapa kondisi ini :
Pada kebanyakan penderita meningitis virus ringan, dalam waktu 7-10 hari tanpa penanganan khusus gejala dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya.
Meningitis bakteri secara umum dapat menyebabkan sejumlah gejala yang dapat muncul secara tiba-tiba, seperti :
Pada bayi, beberapa gejala ini dapat diwaspadai oleh para orangtua :
Gejala meningitis bakteri dapat muncul tiba-tiba dengan cepat namun juga dapat menghilang dengan cepat juga hanya dalam beberapa hari.
Masa inkubasi meningitis bakteri adalah 3-7 hari dari sejak seseorang terkena paparan bakteri penyebab meningitis.
Meningitis yang disebabkan oleh parasit dapat menimbulkan sejumlah keluhan seperti :
Pada kasus meningitis amebic, gejala yang timbul cukup mirip dengan meningitis bakteri dengan masa inkubasi 1-7 hari dari sejak terpapar amuba penyebab meningitis.
Beberapa gejala awal yang dapat terjadi dan perlu diwaspadai adalah :
Meningitis jamur dapat menimbulkan sejumlah gejala yang rata-rata sama seperti beberapa jenis meningitis lainnya, yaitu :
Tinjauan Gejala meningitis antara jenis satu dengan jenis yang lain hampir sama dengan keluhan berupa demam, fotofobia, mual dan/atau muntah, sakit kepala, serta kebingungan.
Pada pasien dengan gejala yang mengarah pada meningitis, beberapa langkah pemeriksaan berikut adalah yang paling umum diterapkan [2,5,6].
Dokter akan memeriksa apakah leher pasien terasa kaku, apakah pasien mengalami penurunan kesadaran (mengalami penurunan daya ingat dan konsentrasi), apakah pasien demam, dan apakah detak jantung pasien meningkat.
Dokter akan memeriksa juga riwayat medis pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seputar kondisi medis apa yang pernah atau sedang dialami, usia pasien, tempat tinggal pasien, atau kapan terakhir kali mengunjungi daerah tertentu dan ke mana.
Terdapat kemungkinan dokter pun ingin mengetahui pengobatan apa yang sedang ditempuh oleh pasien jika ada.
Tes darah lengkap adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah putih dan merah di dalam tubuh pasien.
Sebab sel-sel darah putih dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup untuk melawan infeksi sehingga diperlukan adanya penghitungan.
Dokter kemungkinan akan meminta pasien menempuh rontgen atau sinar-X dada untuk mengetahui keberadaan infeksi jamur, penyakit TBC maupun pneumonia.
Ini karena meningitis dapat terjadi bahkan usai pasien mengalami pneumonia.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter untuk proses identifikasi adanya bakteri dalam darah pasien, seperti jenis bakteri S. pneumonia dan N. meningitidis yang dapat menyebar di dalam darah lalu menuju otak pasien.
Pemeriksaan lainnya yang kemungkinan perlu ditempuh oleh pasien adalah tes pemindaian berupa CT scan, khususnya pemeriksaan di kepala.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya masalah sinusitis atau abses otak karena dari sinus bakteri dapat menyebar hingga ke selaput otak atau meninges.
Dokter menggunakan metode pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya tekanan yang meningkat khususnya di sistem saraf pusat tubuh pasien.
Dari cairan tulang belakang pasien yang diperiksa oleh tim medis, maka dapat diketahui pula adanya bakteri ataupun radang.
Dari metode pemeriksaan ini juga dokter baru dapat menentukan perawatan yang paling tepat sesuai kondisi pasien.
Tinjauan Selain pemeriksaan fisik dan pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan meningitis meliputi tes darah lengkap, kultur darah, rontgen dada (sinar-X), CT scan, hingga pungsi lumbar.
Penanganan meningitis disesuaikan dengan jenis atau penyebab meningitis, maka beberapa perawatan ini yang dokter dapat berikan [3,5,6] :
Meningitis dapat menyebabkan sejumlah kondisi komplikasi serius yang perlu diwaspadai, yaitu antara lain adalah [6] :
Pada anak yang mengalami salah satu dari komplikasi-komplikasi tersebut, maka beberapa penanganan yang umumnya diberikan dan para orangtua pasien harus tahu antara lain adalah [6] :
Tinjauan Beberapa komplikasi umum dapat terjadi pada penderita meningitis, seperti sepsis, kehilangan penglihatan dan pendengaran, hingga kelumpuhan dan kematian.
Meningitis dapat dicegah melalui gaya hidup yang baik, sehat dan seimbang agar berbagai jenis kuman tak mudah menyerang, begitu juga dengan penyakit-penyakit yang dapat berkembang menjadi meningitis [1,5].
Apakah ada vaksin khusus untuk mengatasi meningitis?
Berbagai macam infeksi yang berbeda dapat menyebabkan meningitis, maka terdapat pula beberapa vaksin yang dapat memberikan perlindungan.
Para orangtua dapat mengonsultasikan perihal vaksin untuk anak-anak mereka dengan dokter dalam upaya mencegah meningitis dan segala penyakit yang berkaitan dengan meningitis [6].
Tinjauan Gaya hidup sehat dan seimbang ditambah dengan anak mendapatkan vaksin yang semestinya sesuai usia adalah cara pencegahan meningitis terbaik.
1) Kenadeed Hersi; Francisco J. Gonzalez; & Noah P. Kondamudi. 2019. National Center for Biotechnology Information. Meningitis.
2) Michael J Griffiths, Tom Solomon, & Fiona McGill. 2018. Royal College of Physicians Clinical Medicine. Management of acute meningitis.
3) Ronald Gold, MD. 2001. Paediatrics Child Health. The Meningitis Research Foundation of Canada page 125.
4) Casey. 2016. Meningitis Foundation of America. Understanding Meningitis.
5) Anonim. 2019. Centers for Disease Control and Prevention. Meningitis.
6) Anonim. 2019. National Health Service. Overview-Meningitis.
7) dr. Sisca Silvana, M.Ked (Ped), Sp.A(K). 2019. Siloam Hospitals. Mengenal Meningitis, Penyakit yang Rentan Menyerang Bayi.
8) Hariadi, Bambang Setiaji, Tri Yunis Miko, & Sunarno. 2019. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Panduan Deteksi dan Respon Penyakit Meningitis Meningokokus.