Tindakan Medis

Miomektomi : Jenis – Perawatan – Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Miomektomi merupakan sebuah prosedur medis dalam bentuk tindakan operasi atau pembedahan yang umumnya membantu mengangkat tumor jinak atau fibroid rahim dari tubuh wanita [1,2,3,9].

Jenis operasi ini direkomendasikan untuk penderita fibroid rahim yang mengalami menstruasi berat, nyeri panggul, sering buang air kecil dan perdarahan yang tak teratur [1,2,3,9].

Siapa saja yang memerlukan prosedur miomektomi?

Para wanita dengan fibroid atau tumor jinak di dalam rahim adalah yang paling membutuhkan prosedur miomektomi [1,2,3].

Keberadaan fibroid atau tumor jinak sekalipun tidak berbahaya akan tetap berpotensi menghambat kehamilan [1,2,3].

Jadi jika seorang wanita ingin memiliki anak ke depannya dan menjaga rahim tetap sehat, miomektomi adalah tindakan bedah yang direkomendasikan [1].

Para wanita pun tidak perlu khawatir apakah rahim harus diangkat nantinya pada prosedur ini, sebab miomektomi tidak sama dengan histerektomi [1,2].

Jika histerektomi bertujuan mengangkat seluruh rahim, maka miomektomi berfokus hanya pada pengangkatan tumor atau fibroid tanpa membahayakan rahim [1,2,7].

Oleh sebab itu, wanita pasca menjalani miomektomi tetap memiliki kesempatan untuk hamil [1,2,3].

Persiapan Miomektomi

Sebelum menjalani miomektomi, biasanya akan ada sejumlah langkah persiapan yang perlu pasien tempuh lebih dulu.

Bahkan sebelum penerapan tindakan operasi, dokter pun memberikan obat khusus pengecil fibroid agar proses bedah lebih lancar dan fibroid lebih mudah diangkat [1].

Selain itu, ada pula obat leuprolide yang bertujuan menghambat produksi progesteron maupun estrogen dan obat tersebut masuk dalam golongan gonadotropin-releasing hormone agonist [1].

Dengan kata lain, penghambat hormon ini akan membuat pasien sementara mengalami menopause atau tidak menstruasi dan ketika sudah selesai menggunakan obat, nantinya siklus menstruasi akan kembali normal [1].

Obat ini hanya berefek sementara (hanya dalam masa penggunaan) sehingga tidak memengaruhi kesuburan wanita di masa mendatang [1].

Pasien tetap bisa hamil ketika tak lagi menggunakan obat ini karena kadar hormon akan kembali normal [1].

Selain pemberian obat oleh dokter, beberapa langkah berikut penting bagi pasien untuk mengikutinya [1,2] :

  • Berpuasa (tidak makan dan tidak minum apapun beberapa jam sebelum menjalani operasi, hal ini dapat dikonsultasikan dengan dokter lebih lanjut mengenai proses puasa secara detail.
  • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat pengobatan atau obat-obatan yang sedang digunakan, termasuk herbal, vitamin maupun suplemen.
  • Menempuh sejumlah pemeriksaan, seperti USG panggul, pemeriksaan MRI, elektrokardiogram dan/atau tes darah.
  • Bagi pasien yang memiliki kebiasaan merokok, pastikan untuk berhenti merokok 6-8 minggu sebelum menjalani operasi agar proses pemulihan pasca operasi lebih cepat. Cara untuk berhenti merokok dapat dikonsultasikan dengan dokter apabila menemukan kesulitan.

Sementara itu, persiapan tepat sebelum menjalani operasi juga meliputi pemberian anestesi yang akan disesuaikan dengan jenis miomektomi [1,8].

  • Pemberian anestesi umum agar pasien tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur operasi dijalankan (biasanya untuk prosedur miomektomi perut dan terkadang juga untuk hysteroscopic myomectomy). Pemberian anestesi ini juga disusul dengan selang khusus yang dimasukkan di bagian tenggorokan.
  • Pemberian MAC (monitored anesthesia care), yakni jenis anestesi yang akan membuat pasien merasa sedang terlelap dan pasien tidak mengingat apapun sebelum menjalani hysteroscopic myomectomy. Hanya saja, proses pemberian anestesi ini tidak termasuk memasukkan selang ke dalam tenggorokan.

Untuk miomektomi perut, pasien perlu menginap di rumah sakit 1-2 hari sebelum menjalani operasi [1].

Namun untuk dua jenis miomektomi lainnya, pasien hanya perlu menginap 1 malam atau bahkan tidak perlu menginap di rumah sakit [1].

Meski demikian, apapun jenis miomektomi yang akan ditempuh pastikan memiliki seseorang untuk menemani di hari operasi maupun mengantar pulang ke rumah [1].

Jenis dan Prosedur Miomektomi

Prosedur miomektomi terbagi menjadi beberapa jenis yang akan diterapkan pada pasien disesuaikan dengan lokasi fibroid atau tumor, jumlah, dan ukurannya.

Hysterocopic Myomectomy

Miomektomi jenis ini merupakan tindakan bedah yang bertujuan mengangkat fibroid melalui leher rahim dan vagina namun berbeda dari laparoskopi [1,2,4].

Meski dokter dalam prosedur ini menggunakan alat tipis yang dilengkapi dengan cahaya lalu memasukkannya ke dalam tubuh pasien, perbedaan dari  laparoskopi adalah tindakan miomektomi ini akan dokter masukkan melalui vagina atau leher rahim [1,4].

Dokter juga kemudian memasukkan cairan khusus ke rahim pasien agar kondisi fibroid di dalam rahim pasien tampak jelas melalui layar monitor [1,4].

Jika sudah menemukan lokasi fibroid dan kondisi lain secara detail, dokter kemudian siap menghancurkan jaringan fibroid menggunakan loop kawat [1,4].

Sebagai akhir prosedur, dokter akan memberi cairan khusus untuk membersihkan area tempat jaringan fibroid telah dihancurkan [1,4].

Laparoscopic Myomectomy

Jenis lain miomektomi adalah laparoscopic myomectomy yang dokter biasanya rekomendasikan bagi pasien dengan tumor kecil di dalam rahim [1,2,5].

Jika tumor masih berukuran kecil dan jaringan fibroid yang tumbuh pun masih sedikit, maka jenis miomektomi ini adalah tindakan paling sesuai untuk pasien tempuh [1,5].

Namun pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan kecil di perut bawah pasien sekitar 1 hingga 1,3 cm [1,5].

Dokter akan memantau kondisi fibroid lebih dulu dengan memasukkan gas karbondioksidan lebih dulu melalui sayatan tadi [1,5].

Selanjutnya laparoskop akan dimasukkan oleh dokter ke dalam sayatan kecil tadi; laparoskop ini merupakan sebah alat tipis yang di bagian ujungnya terdapat kamera dan lampu kecil untuk mendapatkan gambar kondisi area rahim [1,5].

Setelah laparoskop berhasil dimasukkan, pemantauan akan dilakukan langsung oleh dokter sebelum kemudian tindakan penghancuran fibroid dijalankan [1,5].

Proses pemulihan pasien untuk miomektomi jenis ini lebih cepat, namun untuk jaringan fibroid yang sudah besar tidak bisa menggunakan cara ini [1,5].

Abdominal Myomectomy (Miomektomi Perut)

Miomektomi perut merupakan jenis miomektomin yang juga bertujuan mengangkat fibroid dan tumor [1,2,6].

Prosedur miomektomi ini dilakukan horisontal dengan membuka perut bagian bawah melalui sayatan sepanjang 7,7 sampai 10 cm [1,6].

Pembedahan juga bisa dilakukan secara vertikal, tergantung dari kondisi pasien usai pemeriksaan [1,6].

Jika dokter melakukan pembedahan vertikal, maka sayatan akan dibuat di bawah pusar mengarah ke bawah, sedangkan pembedahan horisontal perlu membuat sayatan di atas tulang pubis [1,6].

Bagi pasien dengan tumor yang sudah berukuran besar, miomektomi perut paling sering dianjurkan [1,6].

Termasuk untuk kondisi fibroid yang sudah tumbuh cukup banyak, miomektomi perut akan dokter rekomendasikan daripada miomektomi laparoskopik [1,6].

Perawatan dan Pemulihan Pasca Miomektomi

Ketidaknyamanan dan rasa nyeri tentu menjadi efek pasca operasi yang cukup mengganggu [1,2].

Namun biasanya, dokter akan memberikan obat pereda nyeri atau obat lainnya untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut sesuai kondisi yang dirasakan pasien [1,2].

Efek pasca operasi seperti itu hanya akan dialami selama beberapa hari hingga minggu saja sehingga sampai pulih benar pasien sebaiknya menghindari aktivitas berat [1,2].

Membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari untuk pulih dari hysteroscopic myomectomy, 2-4 minggu untuk laparoscopic myomectomy dan 4-6 minggu untuk miomektomi perut [1,2].

Tidak hanya membawa benda berat dan olahraga, pasien juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang keamanan dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangan pasca operasi [1,2].

Tanyakan secara jelas juga kepada dokter mengenai kapan sebaiknya boleh mencoba untuk hamil [1,2].

Pemulihan luka bekas operasi mungkin hanya memerlukan waktu beberapa minggu, namun untuk mencoba hamil tentu rahim harus pulih sepenuhnya dan ini memerlukan waktu sekitar 3-6 bulan [1,2].

Risiko Miomektomi

Miomektomi pada dasarnya merupakan tindakan bedah yang aman dan jarang sekali menimbulkan risiko komplikasi.

Namun, tetap tidak menutup kemungkinan bagi pasien yang menjalani miomektomi untuk mengalami beberapa risiko seperti berikut.

  • Jaringan parut

Jaringan parut bisa timbul usai fibroid diangkat atau dihancurkan, terutama dengan prosedur operasi dengan sayatan [1,9].

Sementara itu, risiko jaringan parut untuk miomektomi laparoskopik akan jauh lebih rendah daripada miomektomi perut [9].

  • Kehilangan darah

Bagi pasien wanita penderita anemia yang juga diperparah dengan kondisi perdarahan menstruasi berat dan berkaitan dengan leiomioma uteri memiliki risiko lebih tinggi untuk kehilangan lebih banyak darah ketika menjalani miomektomi [2,9].

Oleh sebab itu, dokter biasanya akan meningkatkan kadar jumlah darah dalam tubuh pasien sebelum operasi [2,9].

Meski demikian risiko kehilangan banyak darah lebih tinggi pada prosedur histerektomi daripada miomektomi [2,9].

  • Komplikasi Kehamilan atau Persalinan

Ketika pasien nantinya hamil, riwayat miomektomi berisiko menyebabkan gangguan pada kehamilan maupun persalinan [9].

Karena memiliki riwayat menjalani miomektomi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melahirkan melalui bedah caesar supaya lebih aman [9].

  • Penyebaran Kanker Ganas

Jika terjadi kesalahan diagnosa seperti kanker ganas yang dianggap sebagai fibroid, maka mengangkatnya dengan tindakan miomektomi sangat berpotensi memicu penyebaran kanker [9].

Pengangkatan dan penghancuran sel kanker seringkali menyisakan sejumlah sel sehingga sangat berpeluang bagi sel-sel kanker ini tumbuh dan kemudian menyebar [9].

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter pasca operasi?

Walau kecil, tetap tak menutup kemungkinan berbagai risiko komplikasi tersebut untuk terjadi [1].

Ketika nyeri pasca operasi tak kunjung mereda disertai dengan kesulitan bernafas, demam dan/atau perdarahan berat, segera ke dokter [1,2].

Miomektomi adalah tindakan operasi yang efektif dalam mengatasi gejala-gejala tumor atau fibroid uteri dengan risiko komplikasi kecil, namun tetap ada kemungkinan fibroid tumbuh kembali.

Oleh sebab itu, sebelum menjalani miomektomi konsultasikan detail dengan dokter mengenai manfaat, prosedur, efek samping, hingga kemungkinan-kemungkinan apa saja yang dapat dialami usai menjalani tindakan medis ini.

1. Holly Ernst, PA-C & Stephanie Watson. What to Expect from Myomectomy. Healthline; 2019.
2. Cleveland Clinic medical professional. Myomectomy. Cleveland Clinic; 2019.
3. David G. Mutch , MD & Scott W. Biest , MD. Uterine Fibroids. Merck Manual; 2020.
4. Karolina Piecak & Paweł Milart. Hysteroscopic myomectomy. Menopause Review; 2017.
5. RA Stoica, I Bistriceanu, R Sima, & N Iordache. Laparoscopic myomectomy. Journal of Medicine and Life; 2014.
6. Kikelomo T Adesina, Beatrice O Owolabi, Hadijat O Raji, & Adebunmi O Olarinoye. Abdominal myomectomy: A retrospective review of determinants and outcomes of complications at the University of Ilorin Teaching Hospital, Ilorin, Nigeria. Malawi Medical Journal; 2017.
7. Jose Carugno & Mary Fatehi. Abdominal Hysterectomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Manju Sinha & Sheetal Chiplonkar. Anesthesia Concerns in Laparoscopic Myomectomy. Journal of Gynecological Endoscopy and Surgery; 2011.
9. Mayo Clinic Staff. Myomectomy. Mayo Clinic; 2019.

Share