Daftar isi
Mukormikosis atau juga dikenal sebagai jamur hitam merupakan suatu kondisi di mana telah terjadi infeksi jamur yang berpotensi menjadi fatal jika tidak mendapat penanganan yang tepat [1].
Jamur yang berperan dalam Mukormikosis ini merupakan jamur oportunistik dari family zygmycete dan umumnya tergolong non patologis pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik (imunokompeten) [1].
Sebaliknya, pada individu dengan imunosupresi, jamur yang dapat dikategorikan sebagai jamur yang awalnya tidak berbahaya dapat menimbulkan infeksi oportunistik yang berbahaya dan sulit diobati [1].
Mukormikosis ini memiliki beberapa jenis berdasarkan bagian tumbuh yang terkena infeksi jamur atau tempat jamur tumbuh, termasuk [3, 5]:
Gejala Mukormikosis diketahui berbeda-beda bergantung pada jenis Mukormikosis itu sendiri. Berikut ini merupakan gejala Mukormikosis berdasarkan jenisnya [3, 5]:
Gejala mucormycosis rhinocerebral (sinus dan otak) meliputi [3]:
Gejala mucormycosis paru meliputi [3]:
Gejala mucormycosis kulit antara lain [3, 5]:
Gejala mucormycosis gastrointestinal meliputi [3]:
Gejala mucormycosis ginjal meliputi [5]:
Sebagaimana telah sedikit dijelaskan sebelumnya, Mukormikosis disebabkan oleh infeksi dari jamur mucormyete yang dapat ditemukan di beberapa tempat seperti [4]:
Selain itu, Mukormikosis juga dapat disebabkan dari proses penularan melalui paparan udara yang terkontaminasi spora jamur dan terhirup [4].
Jika seseorang telah terpapar jamur tersebut maka akan dapat mengembangkan infeksi di beberapa tempat, termasuk [4]:
Selain lewat udara, jamur juga dapat masuk dan menginfeksi melalui kulit yang terluka atau luka bakar [4].
Jenis jamur yang menjadi penyebab Mukormikosis ini diketahui dapat ditemukan secara alami di lingkungan. Perlu diketahui bahwa, tidak semua orang yang terpapar oleh jenis jamur ini akan mengalami infeksi [4].
Mengingat, infeksi jamur ini dapat terjadi jika orang yang terpapar juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Selain itu, faktor-faktor berikut ini mungkin dapat meningkatkan risiko Mukormikosis [3, 4]:
Tidak hanya itu, minum obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh mungkin juga menjadi faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan Mukormikosis. Adapun obat-obatan yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh tersebut antara lain [3]:
Mukormikosis diketahui dapat menimbulkan komplikasi tertentu, termasuk komplikasi yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri maupun komplikasi akibat pengobatannya [2].
Komplikasi akibat penyakit Mukormikosis itu sendiri dapat mencakup beberapa kondisi diantaranya [2]:
Sedangkan komplikasi yang disebabkan oleh pengobatan Mukormikosis dapat meliputi [2]:
Perlu diketahui juga bahwa, Mukormikosis ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, maka infeksinya akan menyebar ke paru-paru atau bahkan otak [4].
Jika infeksi telah menyebar ke paru-paru atau otak, maka akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius, termasuk menyebabkan [4]:
Diagnosis Mukormikosis umumnya akan mencakup beberapa tahapan cara yang akan dilakukan, termasuk [3]:
Dengan melakukan biopsi, beberapa informasi yang lebih jelas akan diperoleh, termasuk identifikasi jamur dan invasi jamur ke jaringan inang [5]. Untuk itu, biopsi adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Diagnosis yang tepat akan membuat dokter dapat memberikan alternatif pengobatan yang sesuai sebagaimana kondisi masing-masing pasien.
Pengobatan Mukormikosis umumnya dapat dibagi menjadi dua cara yaitu [3, 4]:
Cara mengobati Mukormikosis yang paling umum adalah dengan mengonsumsi obat antijamur secara intravena maupun secara oral. Adapun obat antijamur yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter dapat meliputi [3, 4]:
Awalnya, seseorang mungkin akan disarankan untuk mengonsumsi obat antijamur secara intravena. Setelah pengobatan menunjukkan hasil yang baik, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengganti obat antijamur intravena dengan obat antijamur yang dikonsumsi secara oral.
Mukormikosis mungkin juga akan membutuhkan pengobatan lain selain konsumsi obat antijamur, yaitu dengan pembedahan atau pemotongan jaringn terinfeksi.
Cara ini disebut juga dengan debriment bedah, yaitu suatu operasi pembedahan yang bermaksud untuk memotong jaringan yang telah terinfeksi jamur penyebab Mukormikosis.
Pemotongan terhadap jaringan yang telah terinfeksi ini dilakukan agar infeksi tidak menyebar lebih jauh ke jaringan atau organ-organ lain.
Pencegahan penyebaran infeksi ini sangat penting untuk dilakukan. Mengingat, jika infeksi menyebar ke jaringan atau organ seperti paru-paru atau otak akan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya bahkan fatal.
Mukormikosis mungkin sulit untuk dicegah, mengingat infeksi jamur yang menjadi penyebabnya sangat sulit untuk dihindari. Selain itu, hingga kini masih belum ada vaksin yang digunakan untuk mencegah terjadinya Mukormikosis [3].
Pencegahan Mukormikosis ini jadi lebih sulit lagi jika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Meskipun demikian, cara berikut ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi risiko mengembangkan Mukormikosis [3, 4]:
Tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan yang direkomendasikan untuk mengurangi risiko mengembangkan Mukormikosis. Namun, hingga kini masih belum terbuktif efektivitasnya dalam mencegah Mukormikosis [3].
Para ahli kesehatan pun hingga kini masih berusaha untuk mempelajari pasien transplantasi mana yang berisiko tinggi terkena infeksi jamur seperti Mukormikosis [3].
Perlu juga diketahui bahwa, tindakan pencegahan tersebut harus lebih diketatkan ketika memasuki musim panas. Mengingat, pada musim ini jumlah jamur di lingkungan mengalami peningkatan [4].
Semakin tinggi jumlah jamur di lingkungan akan semakin tinggi risiko infeksi atau terpapar olehnya. Oleh karena itu, pada musim-musim tertentu, orang dengan risiko tinggi harus lebih waspada lagi [4].
1. James Kingsland & Hilary Guite, FFPH, MRCGP. 'Black fungus' and COVID-19: Myths and facts. Medical News Today; 2021.
2. Jorge L. Hernández & Clifford J. Buckley. Mucormycosis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
3. Anonim. Fungal Disease, Mucormycosis. CDC; 2021.
4. Kristeen Cherney & Alana Biggers, M.D., MPH. Mucormycosis. Healthline; 2017.
5. Anonim. Mucormycosis. Medlineplus; 2021.