Daftar isi
Infeksi kulit dan jaringan lunak agresif disebut juga sebagai necrotizing fasciitis [1].
Necrotising fasciitis ini adalah gangguan yang dapat menyebabkan nekrosis pada fasia otot dan jaringan subkutan [1].
Proses infeksi necrotizing fasciitis dapat terjadi dengan cepat dan menyebar selama beberapa hari hingga menyebabkan infeksi pada fasia, bidang peri-fasia [1].
Selain itu, infeksi necrotizing faciitis ini juga dapat menyebabkan infeksi sekunder pada kulit, jaringan lunak, dan otot di atasnya dan di bawahnya [1].
Necrotizing fasciitis ini merupakan infeksi serius pada kulit khususnya pada jaringan tepat di bawah kulit (jaringan subkutan), dan jaringan yang menutupi organ dalam (fasia) [2].
Infeksi necrotizing fasciitis ini diketahui dapat muncul secara tiba tiba dan berbahaya karena jika tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan kegagalan banyak organ bahkan kematian [2].
Untuk menambah pengetahuan terkait necrotizing fasciinitis ini, simak penjelasan terkait gejala hingga pencegahannya berikut ini.
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait necrotising fasciitis yang perlu untuk diketahui [1, 3, 4, 6] :
Gejala necrotising fasciitis ini menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan National Necrotizing Fasciitis Foundation dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu gejala awal, gejala lanjutan dan gejala kritis [5].
Gejala awal necrotising fasciitis yang umumnya muncul dalam 24 jam antara lain [5]:
Gejala lanjutan nicrotising fasciitis yang umumnya terjadi dalam 3–4 hari antara lain [5]:
Gejala kritis necrotising fasciitis yang umumnya terjadi dalam 4–5 hari antara lain [5]:
Setiap orang diketahui dapat atau memiliki potensi untuk mengembangkan necrotising fasciitis [2].
Penyebab necrotising fasciitis sendiri antara lain:
Banyak jenis bakteri yang dapat menyebabkan necrotizing fasciitis, di mana yang paling sering dan paling umum adalah Streptococcus grup A [2, 6].
Bakteri Streptococcus grup A ini adalah bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan, infeksi kulit lain dan penyakit parah langka seperti sindrom syok toksik [6].
Selain Streptococcus grup A, bakteri lain yang juga dapat menyebabkan necrotising fasciitis yaitu Klebsiella, Clostridium, Escherichia coli, dan beberapa bakteri berbasis air, seperti Vibrio vulnificus [6].
Bakteri bakteri ini diketahui dapat menyebabkan infeksi necrotising fasciitis dengan masuk melalui kerusakan atau cedera pada kulit [6].
Adapun cedera kulit yang dimaksud termasuk luka atau goresan, gigitan serangga, luka bedah dan luka bakar [6].
Necrotising fasciitis juga dapat disebabkan oleh komplikasi dari pembedahan di lokasi cedera yang relatif kecil seperti gigitan serangga atau suntikan [2].
Selain itu, peningkatan risiko necrotising fasciitis ini juga dapat terjadi karena pengruh penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh [2].
Adapun faktor risiko dari necrotising fasciitis antara lain [3] :
Necrotizing fasciitis diketahui sebagai suatu penyakit yang jarang terjadi, meskipun demikian jika seseorang mengalami gejala awal infeksi luka setelah cedera atau operasi pembedahan maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [6].
Adapun gejala awal yang dimaksud tersebut termasuk [6]:
Mengingat necrotising fasciitis ini dapat berkembang cepat dan membahayakan maka sangat disarankan untuk tidak menganggap remeh gejala gejala tersebut.
Karena, untuk penyakit seperti necrotising fasciitis ini lebih baik jika segera diketahui agar dapat segera ditangani.
Necrotising fasciitis diketahui dapat menyebabkan komplikasi berupa sepsis, syok dan kegagalan organ [7].
Menurut data, setidaknya enam dari setiap 10 orang yang secara bersamaan menderita necrotizing fasciitis dan sindrom syok toksik streptokokus akan dapat meninggal karena infeksi yang diderita [7].
Selain itu, necrotising fasciitis juga dapat menyebabkan komplikasi seumur hidup karena kehilangan anggota tubuh atau jaringan parut parah akibat operasi pengangkatan jaringan yang terinfeksi [7].
Bahkan dengan pengobatan sekalipun, 1 dari 3 orang dengan necrotizing fasciitis diketahui dapat meninggal karena infeksi [7].
Dengan kata lain, necrotising fasciitis dapat menyebabkan komplikasi berupa [1] :
Konsep utama untuk pengobatan atau penanganan infeksi kulit dan jaringan lunak necrotising fasciiting antara lain [1]:
Kemudian, pengobatan dapat dilakukan dengan terapi antimikroba dari necrotizing fasciitis sebagai berikut [1]:
Dalam pengobatan lain dapat dilakukan juga dengan operasi pembedahan yang membutuhkan debridemen luas dari semua jaringan nekrotik [1].
Pembedahan ini jika dilakukan secara dini maka akan dapat membantu meminimalkan kehilangan jaringan [1].
Selain itu, pembedahan dini juga dapat menghilangkan kemungkinan amputasi pada ekstremitas gangrene [1].
Adapun setelah pengangkatan jaringan nekrotik dan ada bukti adanya jaringan granulasi maka konsultasi dengan ahli bedah plastik [1].
Dalam kebanyakan kasus, ketika penutupan primer tidak memungkinkan maka ahli bedah plastik mungkin diperlukan untuk merekonstruksi jaringan lunak dan menutup luka dengan penutup otot [1].
Dan jika tidak tersedia kulit alami yang memadai untuk cangkok kulit, maka seseorang mungkin perlu menggunakan kulit buatan [1].
Berikut ini beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit necrotising fasciitis seperti dilansir CDC [5]:
1. Heather A. Wallace & Thomas B. Perera. Necrotizing Fasciitis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
2. Anonim. Necrotizing fasciitis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Rare Diseases; 2020.
3. Rukshini Puvanendran, Jason Chan Meng Huey & Shanker Pasupathy. Necrotizing fasciitis. Can Fam Physicia; 2009.
4. Jagdish Sadasivan, Nanda Kishore Maroju & Anandh Balasubramaniam. Necrotizing Fasciitis. Indian J Plast Surg; 2013.
5. Korhan Taviloglucorresponding & Hakan Yanar. Necrotizing fasciitis: strategies for diagnosis and management. World J Emerg Surg; 2007.
6. Adam Felman & Seladi-Schulman. What to know about necrotizing fasciitis. Medical News Today; 2020.
7. Anonim. Necrotizing Fasciitis: All You Need to Know. Center for Disease Control and Prevention. 2020.