Keuntungan tinggal di negara tropis seperti negara kita, Indonesia, yaitu suhu yang relatif lebih hangat saat musim hujan jika dibandingkan negara-negara dengan empat musim.
Namun bukan berarti kita terbebas dari penyakit saat musim hujan datang. Tinggal di negara tropis justru membuat kita banyak bertemu berbagai macam penyakit dan virus. Apalagi saat musim hujan, kita harus waspada terhadap beberapa penyakit yang banyak terjadi saat musim hujan.
Daftar isi
Ada beberapa penyakit yang rawan terjadi saat musim hujan, hal ini karena perubahan cuaca, tingkat kelembaban udara yang berubah serta perubahan suhu dan juga hewan (nyamuk).
Berikut beberapa penyakit yang sebaiknya diwaspadai saat musim hujan.
Virus influenza sebenarnya adalah virus yang paling umum dan hampir semua orang pernah mengalaminya, karena mudah ditularkan melalui udara.
Influenza memang dapat menyerang kapan saja, namun saat musim hujan virus ini lebih mudah menyerang. Karena perubahan cuaca dan suhu juga dapat berpengaruh pada daya tahan tubuh. [1]
Influenza yang terjadi saat musim hujan datang biasanya disebut juga common cold. Beberapa gejalanya yaitu bersin-bersin, tenggorokan gatal, demam, sakit kepala dan nyeri badan (linu).
Influenza yang diakibatkan musim hujan tidak memerlukan konsumsi antibiotik, mengkonsumsi minuman dan makanan berkuah yang hangat dapat meredakannya. Namun jika gejalanya semakin parah dan tidak kunjung sembuh sebaiknya segera periksa ke dokter atau rumah sakit. [1, 3].
Diare sering terjadi di musim penghujan, salah satunya disebabkan karena minimnya kebersihan pada air, terutama jika hujan diikuti dengan banjir. Diare akut sangat berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi parah. [6]
Demam berdarah dengue atau DBD pernah menjadi wabah di Indonesia karena mengakibatkan kematian yang tinggi di beberapa daerah. Saat ini informasi tentang DBD serta pencegahannya telah banyak diketahui masyarakat.
DBD tetap menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai setiap musim hujan datang. DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti, nyamuk ini suka bertelur di genangan air yang jernih. [1, 3]
Pada umumnya gejala awal DBD adalah demam tinggi, pusing, muncul bintik-bintik merah pada lengan dan nyeri badan. Jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan dinding pembuluh darah pecah dan dapat mengakibatkan kematian. [1, 2]
Penyakit lain yang juga harus diwaspadai saat musim hujan yaitu malaria. Sama dengan demam berdarah dengue, malaria juga diakibatkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk anopheles betina. Nyamuk ini suka berkembang biak di air yang kotor dan keruh. [3]
Malaria banyak terjadi di negara-negara tropis. Beberapa gejala malaria antara lain, demam, menggigil serta nyeri di seluruh tubuh. Malaria yang tidak disembuhkan dapat berakibat pada kerusakan ginjal dan hati. [3, 5]
Satu lagi penyakit yang diakibatkan oleh virus yang terdapat pada nyamuk yang banyak berkembang biak saat musim hujan, yaitu chikungunya. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. [1]
Perbedaannya dengan DBD yaitu chikungunya ditularkan melalui unggas. Gejalanya hampir sama dengan DBD, namun pada chikungunya juga disertai nyeri pada otot dalam jangka waktu yang lama. [1]
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteru yang ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi kotoran tikus. Penyakit ini rawan terjadi di daerah atau kota yang sering terkena bencana banjir. [1]
Beberapa gejala leptospirosis antara lain suhu badan tinggi, nyeri otot, sakit perut, diare dan mata merasa nyeri jika terkena cahaya.
Salah satu gejala kolera adalah diare dan sakit perut, hal ini terjadi akibat bakteri yang mencemari makanan serta air minum. Faktor kebersihan menjadi kunci utama penularan kolera.
Kolera ini juga berbahaya karena diare yang berkepanjangan dapat mengakibatkan dehidrasi. Segera ke rumah sakit jika diare tidak kunjung berhenti.
Selanjutnya penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan yaitu typhus atau typhoid. Typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonela yang mencemari apapun yang masuk ke dalam mulut kita. Bisa melalui makanan dan minuman. Sama seperti kolera, kunci penyakit typhus adalah kebersihan.
Gejala typhus yaitu demam tinggi disertai sakit pada bagian perut, mual dan muntah. Selain menjaga kebersihan diri yaitu mencuci tangan, kebersihan tempat sanitasi juga penting. Mengingat penularan bakteri ini berasal dari feses yang mengandung bakteri salmonela. [3]
Musim hujan membuat tingkat kelembaban lebih tinggi, hal ini menjadikan bakteri yang menyebabkan penyakit mudah berkembang. Gastroenteritis atau disebut juga flu perut adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri.
Flu perut ditularkan melalui makanan atau minuman dan benda-benda yang terkontaminasi bakteri. Penularan paling banyak didapatkan di tempat umum, toilet umum dan fasilitas publik lainnya. Infeksi ini ditandai dengan gejala mual, muntah dan diare serta demam. [3]
Penyakit lain yang juga wajib diwaspadai saat musim hujan yaitu hepatitis A. Penyakit ini diakibatkan oleh virus HAV yang penularannya sama dengan virus typhus yaitu melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus. [3, 4]
Virus hepatitis A menyebabkan infeksi pada hati (liver), gejalanya mirip dengan typhus yaitu mual dan muntah dan disertai dengan jaundice atau kulit dan mata berwarna kuning. [4]
Musim hujan di negara tropis seperti Indonesia bukan hanya membawa kesegarab namun juga membuat kita rawan terkena beberapa penyakit.
Dengan berbekal informasi penyakit apa saja yang rawan terjadi di musim hujan, maka antisipasi atau pencegahan penting sebagai perlindungan awal.
1. Yashoda Hospita. Why do we fall ill during rainy season? And how to prevent them?. Yashoda Hospital; 2018.
2. Melinda Ratini, DO, MS. Dengue Fever. Web MD; 2019.
3. Anonim. Most Common Monsoon Diseases, Their Treatment & Prevention. International Wockhardt Hospital; 2018.
4. Natalya Iorio, Savio John. Hepatitis A. National Center For Biotechnology Information; 2020.
5. Emily Buck, Nancy A. Finnigan. Malaria. Nati onal Center For Biotechnology Information; 2020.
6. Chandana Das. 5 Monsoon Diseases you should be careful of. Medlife; 2017.