8 Gejala Penyakit Kolera yang Patut Diwaspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kolera [1] [3] merupakan penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh Bakterium Vibrio Cholerae. Bakteri Vibrio Cholerae masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri, ini akan mengeluarkan enteroksin di dalam tubuh melalui saluran usus, sehingga seseorang akan mengeluarkan cairan yang berlebihan yang akan menimbulkan diare yang disertai dengan rasa mual dan muntah.

Secara umum bakteri ini akan menimbulkan penyakit melalui dua tahap yaitu tahap pertama disebut anchoring, dimana bakteri ini akan melekat pada sel inang yang diperankan oleh pili dan tahap kedua disebut doching, dimana yang tadinya bakteri menempel di sel ini kemudian dilanjutkan melalui outer membran sel.

Setelah itu bakteri akan mengalami pelekatan secara terus menerus berkembang biak disertai dengan mengeluarkan metabolisme bakteri yang dapat merugikan sel inang. Ciri utama dari penyakit kolera ini yaitu buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (air cucian beras) disertai dengan bau yang amis [2] .

Penyakit ini dianggap cukup berbahaya apabila tidak mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. Infeksi [2] penyakit kolera sering ditandai dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali terkadang juga dapat menimbulkan gejala berat. Perlu kita waspadai ada 8 gejala yang umum terjadi pada seseorang yang mengidap penyakit kolera sebagai berikut:

1. Dehidrasi

Hilangnya cairan pada tubuh yang cepat akan menyebabkan dehidrasi berat pada tubuh yang berujung syok hipovolemik. Syok hipovolemik yaitu kegagalan organ-organ tubuh karena kurangnya volume cairan pada tubuh. Jika tanpa penangan kematian bisa terjadi dalam beberapa jam ke depan, dari pertama tubuh terinfeksi butuh waktu dalam hitungan jam sampai 5 hari untuk menunjukkan gejala[2].

Gejala kolera pada anak-anak sering kali lebih berat dibanding pada orang dewasa. Anak-anak yang terkena kolera lebih rentan terkena gula darah (hipoglikemia) yang bisa menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran. Pengobatan utama yang bisa dilakukan untuk menolong dehidrasi dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang (biasanya 1-6 hari tanpa pemberian antibiotik). Rehidrasi dapat dilakukan dengan cara infus intravena dan rehidrasi oral dengan oralit [2].

2. Diare

Seseorang yang mengidap penyakit kolera, ia akan mengalami diare. Diare [2] akibat dari kolera diketahui dari tinja penderita yang cair hingga berwarna pucat atau berwarna keputihan. Seorang penderita kolera mengalami diare yang cukup parah, dalam sehari bisa mengalami berkali-kali hingga mengeluarkan cairan tubuh yang berlebih.

3. Mulut kering


Mulut terasa kering bisa disebabkan oleh kelenjar saliva tidak mampu memproduksi air liur dengan jumlah yang cukup. Biasanya ini karena kekurangan cairan dalam tubuh, kesalahan meminum obat-obatan, atau bisa juga dikarenakan infeksi bakteri/virus dari luar seperti makanan atau minuman yang kita konsumsi mengidap di dalam mulut. Untuk menghindari gejala mulut kering kita bisa melakukan dengan cara berkumur-kumur menggunakan obat kumur sebelum tidur dan sesudah bangun tidur agar mulut tetap sehat sepanjang hari [3].

4. Tubuh terasa lesu


Sering kita merasakan tubuh terasa lesu padahal tidak ada aktivitas yang cukup berat. Beberapa orang beranggapan ini bisa dikarenakan terlalu banyak begadang, pola tidur yang tidak teratur, tidur tidak nyenyak atau kurang istirahat yang cukup. Perlu kita ketahui bahwa tubuh terasa lesu bisa karena gejala penyakit salah satunya adalah penyakit kolera. Kolera juga bisa membuat tubuh terasa lesu, faktor ini disebabkan oleh gangguan [2] [4] autoimun pada tubuh kita yang terserang oleh virus/bakteri.

5. Urine yang keluar sedikit atau bahkan tidak ada


Pada penyakit kolera seseorang juga bisa mengalami gangguan pada sistem ekskresi salah satunya urine. Urine yang dikeluarkan akan lebih sedikit dari yang biasanya, biasanya faktor ini terjadi akibat sedikit minum air putih sehingga tubuh cepat mengalami dehidrasi ditambah kurang memilah pola konsumsi makanan yang baik ketika makanan masuk bisa jadi ada bakteri vibrio cholerae yang menempel di dalamnya. Gejala urine yang dikeluarkan sedikit yang disebabkan dehidrasi ini akan mengancam resiko gejala lain seperti mual, mulut kering, pusing, atau jantung berdebar lebih kencang [4].

6. Mata tampak cekung


Mata cekung kerap ditandai dengan adanya cekungan di bagian kelopak matamata agak berwarna kehitaman yang dibarengi dengan wajah yang tampak lesu bisa jadi ini tanda bahwa anda mengalami gejala penyakit kolera. Faktor yang ditimbulkan bisa beraneka ragam, ada yang disebabkan dehidrasi dari tingkat sedang sampai berat atau penurunan berat badan yang ekstrem. Ketika anda mengalami penurunan berat badan anda kehilangan banyak lemak di tubuh termasuk diarea mata. Hilangnya lemak ini membuat pembuluh darah [3] diarea mata tampak transparan dan membuat mata cekung.

7. Kulit berkerut dan kering


Kerutan pada kulit bisa saja dialami oleh orang yang mengalami penuaan namun, hal ini berbeda dengan seorang pengidap penyakit kolera. Awalnya gejala ini timbul karena bakteri vibrio cholerae [2]yang sudah masuk kedalam tubuh terlalu lama kemudian menggrogoti dan menyebar pada fungsi tubuh yang lain hal ini juga diikuti dengan keluarnya cairan pada tubuh yang sangat banyak.

8. Jantung berdetak lebih cepat


Detak jantung dalam sehari bisa menghasilkan denyutan sebanyak kurang lebih 10 ribu per hari. Jika anda mengalami detak jantung lebih cepat dan tidak beraturan dari biasanya, anda perlu waspada ini bisa jadi merupakan gejala penyakit kolera. Anda perlu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh mulai dari pemeriksaan detak jantung, tekanan darahnya, sampai pada tahap diagnosis [5].

Kapan waktu konsultasi ke dokter?

Cara pencegahan [1] kolera bisa anda lakukan bisa dengan cara selalu mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, hindari makanan dan minuman yang mengandung zat kimia atau makanan siap saji, menjaga lingkungan agar tetap bersih sehingga tidak memungkinkan tumbuhnya bakteri [2], dan hindari kontaminasi langsung dengan sumber air yang tidak bersih.

Jika cara pencegahan tersebut tidak berhasil, anda bisa langsung memeriksakan kesehatan rutin satu bulan sekali langsung ke dokter apabila dianggap mempunyai gejala tersebut. Lakukan pencegahan sedini mungkin agar bisa dilakukan penanganan dan pengobatan dengan baik[2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment