Kebanyakan wanita saat ini menerapkan gaya hidup yang salah seperti pola makan buruk. Ditambah lagi dengan berbagai tekanan yang membuat stres, akibatnya akan muncul masalah kesehatan. Berbagai macam penyakit bisa menjangkit, salah satunya penyakit reproduksi yang bisa menyerang siapa saja termasuk wanita.
Sistem reprodusi wanita terdiri dari dua bagian yaitu bagian internal dan eksternal, di mana bagian tersebut memiliki beberapa fungsi yang penting seperti melepaskan sel telur yang berpotensi dibuahi sperma, memproduksi hormon seks wanita (progesteron dan estrogen), menyediakan tempat bagi sel telur yang telah dibuahi untuk berkembang selama kehamilan, dan memperlancar persalinan [5]. Sistem reproduksi wanita terdiri atas vulva, vagina, rahim, saluran tuba, dan ovarium [5].
Sistem reproduksi wanita sangatlah halus, bahkan sedikit saja masalah ketidakseimbangan hormon dapat berdampak besar pada fungsi dan kesehatannya [1]. Jika dibandingkan dengan pria, wanita lebih banyak terjangkit penyakit terkait tidak berfungsinya sistem produksi [1]. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap wanita untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi.
Ada beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita dan penyakit ini patut diwaspadai. Berikut ini penyakit pada sistem reproduksi wanita.
Daftar isi
Endrometriosis adalah suatu kelainan yang mempengaruhi rahim [1]. Kelainan ini terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim yaitu endometrium tumbuh di tempat lain di luar rahim seperti misalnya ovarium, daerah panggul, kandung kemih, usus, dll [1,2].
Bahkan yang sangat jarang terjadi, jaringan endometrium tumbuh di luar daerah panggul [1].
Perubahan hormonal yang berkaitan dengan siklus menstruasi membuat jaringan ini di tempatkan secara tidak normal yang pada akhirnya menimbulkan rasa rasit [1].
Endometrium merupakan lapisan dinding yang mengelupas setiap kali menstruasi [3]. Akan tetapi karena kelainan, jaringan ini malah mulai menumpuk di daerah panggul [1]. Selain rasa sakit, jaringan yang tersangkut di daerah lain menyebabkan gangguan sistem reproduksi termasuk ketidaksuburan [1].
Gejala adanya penyakit ini pada umumnya adalah nyeri pinggul serta rasa sakit yang hebat saat berhubungan seks dan selama menstruasi [5]. Endometriosis dikaitkan dengan infertilitas atau kondisi lain seperti kanker tertentu dan kondisi autoimun [5].Kebanyakan wanita tidak memiliki gejala endometriosis sehingga perlu adanya deteksi melalui tes USG, laparoskopi, dan sebagainya [1].
PCOS merupakan jenis sindrom yang mempengaruhi ovarium [1]. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormon reproduksi [5]. Hal ini terjadi ketika ovarium wanita atau kelenjar adrenal menghasilksn lebih banyak hormon pria dari biasanya [2]. Akibatnya sel telur tidak berkembang dengan baik atau mungkin tidak dilepaskan dari ovarium [5].
Hal tersebut nantinya menyebabkan kista (kantung betisi cairan) yang berkembang di ovarium [2].
Beberapa gejala potensial sindrom ovarium polikistis antara lain menstruasi yang tidak teratur, jerawat, dan penambahan berat badan [5]. Komplikasi yang ditimbulkan bisa mencakup infertilitas, dan masalah selama kehamilan [5].
Selai itu, wanita yang menderita PCOS lebih berisiko memiliki masalah terkait jantung dan diabetes [1]. Ada beberapa gejala PCOS yaitu nyeri di daerah panggul, masalah dengan kesuburan, hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih di perut, wajah, jari kaki, dada, dan sebagainya), kebotakan atau penipisan rambut, kulit berminyak, berjerawat, dan berketombe [1].
Kista ovarium merupakan penyakit berupa benjolan yang berisi cairan yang dapat berkembang di ovarium [5]. Biasanya kista ovarium tidak menimbulkan gejala kecuali saat pecah atau menghalangi aliran darah ke ovarium [5].
Polip rahim merupakan lesi non kanker yang dapat berkembang di lapisan dalam rahim [5].
Penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala, namun seseorsang mungkin mengalami pendarahann tidak teratur, pendarahan hebat, pendarahan pasca menopouse, dan prolaps yaitu kondisi saat polip menonjol keluar dari rahim melalui serviks [5].
Kanker ginekologi adalah semua jenis kanker yang muncul pada organ reproduski wanita [1]. Kanker tumbuh di tempat berbeda di dalam panggul wanita yaitu area di bawah perut dan di antara tulang pinggul [2]. Beberapa jenis kanker ginekologi yang umum adalah sebagai berikut.
Kanker ovarium timbul di ovarium yang letaknya di setiap sisi rahim [2].
Kanker serviks timbul di leher rahim yaitu daerah ujung rahim yang lebih rendah dan sempit [2]. Kanker ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) [4]. Banyak wanita di usia subur yang mengalami kanker serviks. Untungnya ada pap smear yang merupakan deteksi dini kanker serviks yang membuat dokter mengobatinya lenih awal [4]. Namun sayangnya pengobatan kanker serviks menyebabkan kemandulan [4].
Kanker rahim timbul di dalam rahim yaitu organ yang berbentuk seperti pir di panggul wanita sebagai tempat bayi tumbuh saat hamil [2].
Kanker vulva timbul di vulva yaitu bagian luar organ genital wanita [2].
Kanker jenis ini timbul di vagina yang merupakan saluran berlubang seperti tabung antara bagian bawah rahim dan bagian luar tubuh [2].
HIV adalah virus imunodefisiensi manusia [2]. Virus ini dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan yang disebut sel CD4 [2]. Bahkan seiring waktu, HIV dapat menghancurkan begitu banyak sel-sel ini sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi lagi [2].
HIV menyebar melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV atau karena berbagi jarum suntik [1].
Tubuh manusia tidak dapat menyingkirkan HIV artinya orang yang telah terinfeksi HIV akan memilikinya seumur hidup sebab tidak ada obat HIV untuk saat ini [2]. Walaupun tidak ada obat yang menyembuhkan, namun ada perawatan yang dapat mengelola HIV [2].
Apabila HIV dibiarkan berkembang selanjutnya HIV menyebabkan sindrom defisiensi imun (AIDS) [2]. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh seseorang rusak parah [2].
Rongga perut perempuan memiliki jalur anatomi langsung dari dunia luar melalui saluran reproduksi wanita [3]. Bakteri menjadi penyebab peradangan ini. Bakteri dapat naik ke vagina, melalui rahim dan melintasi saluran rahim yang membuka ke dalam rongga perut [3].
Peradangan pada lapisan rongga perut dapat menyebabkan sakit perut [3]. Penyebab lain penyakit ini adalah infeksi gonore. Peradangan kronis pada tuba uterina dapat menyumbat sehingga mengakibatkan infertilitas [3].
Itulah beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita. Selalu ingat, wanita harus waspada terhadap penyakit tersebut. Terapkan gaya hidup yang bersih dan sehat.
1. Anonim. Common Reproductive Health Concerns for Women. Embry womens health; 2021
2. Anonim. Common productive Health Concern for Women. CDC Gov; 2018
3. Anonim. Female Reproductive System Diseases. Des Moines University
4. Traci C Jhonson. Women's Health: Top Reproductive Problems. WebMD; 2021
5. Jill Seladi-Schulman. Everything to Know About Female Reproductive Organs. Healthline; 2020